Selasa 26 Jan 2016 14:00 WIB

Arie Kriting, Kekhasan Indonesia Timur

Red:

Panggung stand up comedy tidak asing untuk Arie Kriting. Bahkan, kemampuannya itu sudah terasah sejak lama. "Saya dulu sudah aktif di kampus melakukan stand up, tapi sejak 2005 ke atas, panggung buat komika semakin sedikit," ungkap Arie.

Meskipun semakin sedikit, Arie bersyukur, semenjak memasuki 2012 panggung komika kembali marak. Mulai saat itulah ia kembali aktif lagi menjajakan ide-idenya melalui panggung stand up comedy.

Bagi Arie, panggung stand up comedy bukan sekadar untuk membagi kelucuan dan menghasilkan uang atau hanya pilihan berkarier. "Saya pikir panggung stand up comedy sudah menjadi media yang baik untuk menyalurkan aspirasi," ungkap Arie. Di tempat itulah, menurutnya, setiap orang bisa berbicara apa yang ada di dalam pikiran.

Ketika makin banyak komika tampil dengan gayanya masing-masing, Arie tak mau kalah unjuk gigi dengan ciri khasnya, yaitu keunikan ala Indonesia timur. "Kalau saya sih lebih cenderung observasi ya dengan background Indonesia timur saya," tutur Arie.

Pria bernama asli Satriaddin Maharinga Djongki ini lahir di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 13 April 1985. Namun, pria asli Wakatobi tersebut lekat dengan kekhasan asli timur Indonesia. Rambutnya, logat berbicaranya, hingga materi lawakan untuk stand up comedy selalu lekat dengan nuansa Indonesia timur.

Tak hanya materi seputar daerah asal yang Arie gunakan untuk menjadi ciri khas sebagai komika, pekerjaan lamanya juga memudahkan ia mencari inspirasi. Arie mengungkapkan, sebelum menjadi komika, ia pernah bekerja di proyek pembangunan Indonesia timur sehingga ia merasa dekat dan mudah mendapatkan ide untuk stand up comedy. "Kerja di pedalaman membuat saya mengangkat isu seputar Indonesia timur. Ini malah menjadi wawasan juga bagi yang mendengarkan," kata Arie.

Salah satu cerita yang menarik mengenai Indonesia timur adalah ketika Arie melakukan survei di Kepi, Papua. Saat itu, Arie heran, tempat seperti itu hanya sedikit penjaga keamanan yang siap sedia. "Penjaga keamanan hanya empat orang polisi dan satu tentara. Situasi itu berlangsung lama lagi. Bisa bayangin kan tinggal di sana seperti apa," tutur Arie.

Kondisi itu memang bukan hal yang lucu, tapi Arie bisa menggunakan fakta pengalamannya tersebut menjadi materi inspirasinya saat melakukan stand up comedy. Terlebih, kondisi tersebut tidak banyak yang mengetahui jika tidak mendatangi lokasi itu secara langsung.

Begitu banyak pengalaman yang dekat dengan materi Indonesia timur membuat Arie tambah percaya diri. "Jadi kelebihan iya, karena punya pengalaman juga yang langsung bisa disampaikan," tutur Arie. Malah dia juga merasakan, jika membawakan tema Indonesia timur maka emosinya akan semakin tersampaikan.

Untuk semakin menambah ciri khasnya, ia sengaja menggunakan nama Arie Kriting karena sejak kecil sudah dipanggil seperti itu. "Padahal teman saya ada yang lebih keriting, tapi saya yang dapat nama itu. Biar nggak pasaran juga," ungkap Arie sambil tertawa.

Meskipun begitu, suka duka tetap ia alami sepanjang berkarier di panggung stand up comedy. Dukanya, ketika dia dalam kondisi tidak enak, Arie tetap harus membuat orang tetap tertawa. Kendati begitu, "Saya bersyukur bisa berkarier di dunia stand up comedy karena bisa mengaspirasikan apa yang ada lebih luas lagi. Hobi jadi pekerjaan rasanya menyenangkan," ungkap Arie.

c32, ed: Endah Hapsari

***

Asyik di Film

Arie Kriting bersyukur peluangnya untuk berkarier sebagai komedian tak hanya melalui panggung stand up comedy. Mendapat kesempatan bermain di beberapa film, seperti film terbarunya Ngenest, membuat Arie merasakan ada peluang lain. "Sekarang saya merasa tak hanya jadi komika. Lewat akting juga bisa menjadi komedian, apalagi dengan cerita yang tidak biasa," ungkap Arie.

Selama menyentuh dunia akting, Arie merasa pengalamannya semakin bertambah. Sama halnya dengan stand up comedy, Arie tidak terlalu merasakan perbedaan karena tetap membaca skrip. Hanya, cara melakukannya yang berbeda karena ada alur cerita dan penegasan karakter.

Ia juga tak akan membuang kesempatan bermain film, apalagi jika harus bersanding dengan para komika. Arie merasa pekerjaannya bukan suatu hal yang melelahkan karena dilakukan karena hobinya dan kecintaannya di dunia komedi.

Sekarang, Arie mengaku optimistis sebagai komedian. Arie hanya berusaha untuk memberikan kualitas dalam sajian stand up comedy agar tidak membuat penontonnya merasa bosan. "Bukan hadir sesering mungkin di media massa, tapi justru harus hadir membawa kualitas," tutur Arie.  c32

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement