Lagi-lagi si tupai berbuat ulah dan membuat dunia kembali terancam. Kali ini tupai membuat spesies mamalia akan dibuat menghilang dari dunia hanya demi sebutir biji ek. Biji ek ini juga yang membuat si tupai bisa mengendalikan pesawat luar angkasa dan meluncur meninggalkan bumi. Sesampainya di angkasa, tupai mulai mengacak-acak tata surya. Akibat dari tingkahnya itu, dua planet saling bertabrakan, sehingga puing-puingnya berhamburan dan menuju ke bumi.
Di lain pihak, Manny (Ray Romano) dan Ellie (Queen Latifah) dengan sedikit terpaksa mesti melepaskan anak perempuan semata wayangnya. Peaches (Keke Palmer) beranjak dewasa dan bertemu seekor mammoth bernama Roger (Max Greenfield). Mereka pun memutuskan akan menikah. Namun, Manny seakan tidak rela anak perempuannya pergi begitu saja dari kehidupan dia dan Ellie. Apalagi, dengan pejantan yang dia anggap tidak terlihat serius dan memiliki perilaku aneh untuk menemani hidup Peaches. Manny semakin berat untuk melepaskan Peaches yang memutuskan akan berpetualang bersama calon suaminya itu. Saat pergulatan ayah dan anak ini berlangsung, kehidupan mereka terusik dengan kehadiran batu-batu meteor yang jatuh ke bumi. Ketika ketakutan dan suasana mencekam meliputi kelompok Manny, mereka berusaha menyelamatkan diri.
Di saat kepanikan dan kebingungan meliputi, Buck (Simon Pegg) kembali muncul ke daratan utama dari dunia bawah bersama dengan solusi untuk menyelamatkan nyawa seluruh makhluk yang hidup di bumi. Komplotan binatang yang hidup di zaman es ini kembali diuji dengan petualangan dan kegilaan yang berasal dari otak musang itu.
Ala kadar
Kisah kelima dalam serial film Ice Age ini kembali dengan mengangkat tema keluarga yang dibalut dengan kehancuran antariksa. Namun, kali ini, tema keluarga yang diangkat sepertinya kurang pas jika ditujukan untuk anak-anak. Film ini seakan dituliskan untuk membuat anak-anak kebingungan dengan dunia orang dewasa yang begitu rumit dan justru terlihat kekanak-kanakan. Masalah pernikahan, ketidaksukaan orang tua kepada calon menantu, hingga perasaan orang tua yang akan ditinggal anaknya justru menjadi sorotan utama dari skenario yang ditulis oleh Michael J Wilson, Michael Berg, dan Yoni Brenner.
Jika menyoroti sikap Peaces yang ada di posisi anak, maka yang tampak justru permasalahan seorang anak yang ingin mencoba hidup lepas dari orang tua setelah menikah dan berusaha mandiri berdua bersama pasangan. Tanpa perlu berpikir panjang, maka cerita ini sangat jauh dari dunia anak-anak.
Justru film arahan Mike Thurmeier ini lebih cocok ditujukan kepada orang tua yang menemani anak-anak mereka. Seakan film ini ingin memberikan pemahaman jika setiap orang tua harus merelakan anak mereka pergi dan menghargai setiap keputusan anaknya. Gerombolan Manny pun dalam film ini seakan tidak berfungsi sama sekali. Semakin banyak karakter yang dipertontonkan dalam Ice Age: Collision Course, justru semakin terlihat karakter-karakter itu tidak memiliki kekuatan.
Durasi selama seratus menit tidak mampu membuat tokoh-tokoh yang hadir dalam gerombolan mamalia di zaman es itu untuk menunjukkan taring mereka. Kehadiran tupai sebagai ikon dari Ice Age sudah terasa membosankan, tidak semenarik dahulu. Kelakuannya yang egois demi sebutir biji ek untuk menjadi alternatif komedi, di luar gerombolan Manny pun sepertinya sudah habis masanya untuk ditonton.
Ada baiknya 20th Century Fox Animation harus memikirkan kembali kelanjutan seri ini jika ceritanya semakin terasa dipaksakan dan menjadi melantur tidak karuan. Belum lagi lelucon yang diberikan seolah hanya sekejap saja bisa dirasakan, selebihnya malah terasa 'garing'. Ada baiknya untuk tidak menaruh harapan berlebih ketika akan menontonya, coba dinikmati saja ala kadarnya. Mungkin akan ditemukan titik menyenangkan saat menyaksikan tingkah Sid (John Leguizamo) dan neneknya (Wanda Sykes) yang selalu berbicara sembarangan. rep: Dwina Agustin ed: Endah Hapsari