Sebagai mahasiswa kedokteran, menjadi co-assistant atau koas merupakan satu bagian yang tak bisa dilewatkan. Pada masa ini banyak dokter muda yang menghadapi tantangan, dari kurang istirahat, kepanikan di ruang operasi, hingga berhadapan dengan pasien untuk kali pertama. Namun di balik kisah-kisah "menyeramkan" masa itu, tentu ada kenangan lucu yang dihadapi para koas. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya dr Ferdiriva Hamzah ini mengajak penonton mengintip "kegilaan" masa koas.
Berlatar sebuah rumah sakit di Jakarta, film mengisahkan Ferdiriva Hamzah (Adipati Dolken), Evie Sungkar (Tika Bravani), dan Budi (Ali Mensan) yang menjalani masa koas bersama beberapa teman dokter muda lainnya. Ketiganya merupakan teman lama yang diceritakan seperti dalam beragam kisah persahabatan pada umumnya. Riva dan Evie sebenarnya saling suka, tapi persahabatan membuat mereka enggan saling jujur. Catatan Dodol Calon Dokter merupakan drama komedi pertama di Indonesia, yang menyuguhkan kisah berlatar dunia kedokteran. Film garapan sutradara Ifa Isfansyah ini memuat kisah drama komedi yang ringan. Ifa dengan apik membolak-balik emosi penonton. Saat penonton mulai larut dalam konflik, sutradara Pendekar Tongkat Emas itu langsung menyelipkan unsur komedi. Meski ini merupakan drama komedi, Ifa mengaku menggarapnya dengan sungguh-sungguh. Tiap-tiap adegan, menurut dia, memiliki tantangan masing-masing. Namun yang paling menantang adalah menjadikan cerita biasa ini menjadi sesuatu yang dekat dengan penonton dan dikemas dengan baik. "Saya sudah lama nggak punya film ringan. Di film ini saya coba hadirkan versi ringan film saya, namun secara value tetap enak ditonton," katanya. Tantangan lain menurut Ifa adalah banyaknya setting di dalam ruangan di film ini. Agar tak membuat penonton bosan, Ifa banyak menyelipkan unsur komedi segar yang tak berlebihan. Di akhir cerita, Ifa menampilkan adegan yang sedikit dramatis di luar ruangan.
"Sembilan puluh persen adegan di dalam ruangan, makanya pas di akhir cerita yang setting-nya luar ruangan saya coba suguhkan adegan berbeda," ujar menantu dari Garin Nugroho ini.
Dari segi cerita, film ini layaknya kisah persahabatan dan percintaan pada umumnya. Konfliknya pun berputar pada kisah cinta segitiga antara Riva, Evie, dan koas baru anak pemegang saham rumah sakit, dokter muda Vena. Namun yang berbeda adalah latar belakang cerita. Ifa mengisahkan lika-liku kehidupan para koas ini di rumah sakit dengan penuh unsur komedi. Riva yang cuek dan awalnya tak benar-benar berniat jadi dokter banyak menghadirkan tingkah pola jenakanya.
Ada juga keganjilan dalam film ini, yaitu ketika Riva dan Evie kerap membahas Riva yang menurut Evie kerap membuntutinya. Dari masuk jurusan kedokteran hingga ikut Evie hijrah ke Jakarta.
Namun, dalam cerita, kedua orang tua Riva ataupun Evie dikisahkan memiliki rumah tinggal dan usaha di Jakarta. Keadaan ini sedikit membingungkan, apakah Riva dan Evie adalah perantau atau sudah lama menetap di Jakarta? Atau apakah gara-gara Riva mengikuti Evie ke Jakarta kemudian kedua orang tua mereka pindah?
Rupanya, keganjilan ini muncul lantaran sang sutradara ingin membuat filmnya lebih dekat dengan penonton sehingga setting kisah dibuat di Jakarta, bukan di Medan sesuai dengan novel asli.
Agaknya, misi utama film ini hanyalah ingin mengungkap kisah lucu para calon dokter. Tak perlu berpikir keras saat menonton film ini. Kita cukup menikmati dan tertawa menyaksikan aksi para dokter muda ini. rep: Gita Amanda, ed: Endah Hapsari