Rabu 21 Dec 2016 15:00 WIB

Rogue One: A Star Wars Story, Semuanya tentang Harapan

Red:

Menjelang pemutarannya beberapa waktu lalu, Rogue One: A Star Wars Story membuat penggemar film Star Wars deg-degan. Banyak yang penasaran menantikan pemutaran film yang dibintangi Felicity Jones itu. Terlebih, film ini merupakan stand alone movie, terpisah dari ketujuh seri Star Wars.

Ditayangkan perdana pada Rabu (14/12), Rogue One patut mendapat pujian. Kekhawatiran film ini tidak seseru Star Wars dengan pertarungan Jedi dan Sith-nya yang selalu memukau, tertepis dengan kisah perjuangan para Rebellion yang dipimpin Jyn Erso (Felicity Jones). Tak heran jika sepekan setelah peluncurannya, Rogue One mampu mendulang Rp 3,8 triliun dari bioskop-bioskop di seluruh dunia.

Jalan cerita Rogue One berpusat pada upaya kubu Empire membangun senjata pemusnah massal yang dikenal dengan sebutan Death Star. Rogue One mengambil latar waktu setelah episode III, saat pemusnahan Jedi dan seluruh Jedi yang tersisa harus tiarap. Warga biasa pun mengandalkan dirinya sendiri selama tak ada Obi-Wan dan Yoda.

Rogue One memperlihatkan semua orang memiliki pilihan, sekalipun saat menghadapi keadaan tersulit. Orang bisa menyerah atau berjuang. Bagi para Rebellion, peluang mereka untuk keluar dari kiamat yang didatangkan Empire sebetulnya nyaris mustahil.

Mereka harus merebut rancang biru Death Star dan melemahkan senjata yang mampu menghancurkan planet tersebut. Ini adalah misi yang nyaris tanpa peluang keberhasilan. Namun, para pemberontak percaya harapan selalu ada, setipis apa pun itu.

Sebetulnya, di seri Star Wars sudah terjawab, misi itu akan berhasil. Para pemberontak sukses memanfaatkan peluang menang yang hanya sekecil lubang jarum. Gelen Orso (Mads Mikkelson) telah menyelipkan perangkap untuk melumpuhkan Death Star ketika merancang senjata pemusnah massal itu. Rogue One menyingkap bagaimana para Rebellion berhasil melakukannya.

Untuk mencuri blue print Death Star, kelompok Rebellion dipimpin Jyn. Tim intinya beranggotakan Cassian Andor (Diego Luna), Baze Malbus (Jiang Wen), Chirrut Imwe (Donnie Yen), dan Bodhi Rook (Riz Ahmed). Tentunya, ada droid baru yang diperkenalkan, K-2SO (Alan Tudyk). Kehadirannya membawa kelucuan yang menyegarkan.

Tenar sebagai tokoh Ip Man di film lainnya, acting Donnie Yen di Rogue One tak kalah keren. Memerankan biksu buta, Donnie laksana Jedi tanpa the Force. Dia terus merapal mantra "I'm one with the Force, the Force is with me", untuk membuatnya fokus dengan aksi-aksi heroiknya.

Nuansa Star Wars tetap kental, meskipun tokoh-tokoh baru dominan di Rogue One. Kemunculan Darth Vader sontak membuat seisi bioskop bersorak dan bertepuk tangan. Apalagi, ketika Vader menggunakan the Force untuk mengancam Director Orson Krennic (Ben Mendelshon) dalam salah satu adegan.

Meski muncul sekilas, tokoh-tokoh legendaris, seperti duo droid, R2-D2 dan C-3PO, juga membuat penggemar Star Wars terhibur. Demikian juga dengan kehadiran Princess Leia di atas Starship-nya di ujung film. 

Disutradarai Gareth Edwards, film bergenre epic adventure ini diberi rating remaja-13 atau untuk 13 tahun ke atas. Berdurasi 134 menit, film produksi Walt Disney Pictures ini niscaya akan membuat penggemar Star Wars bertepuk tangan mulai dari tulisan "A long time ago, in a galaxy far away" muncul di layar lebar. Film ini semakin menarik jika disaksikan di bioskop 3D dan IMAX.

Proses Kreatif

Ide untuk membuat spin-off pertama Star Wars ini datang dari George Lucas. Ia ingin melanjutkan kisah Star Wars Saga. Ide itu lantas ia sampaikan kepada Presiden Lucasfilm dan Produser Star Wars, Kathleen Kennedy.

Gagasan itu bersambut anggukan Kathleen. Konsepnya sederhana, tapi menarik. Spin-off movie akan dibuat mengambil tempat di lini masa yang acak. Film tersebut mengenalkan dan mengeksplorasi karakter baru dan genre lainnya. 

Sementara itu, ide film Rogue One: A Star Wars Story pertama dicetuskan oleh John Knoll, chief creative officer dan senior visual effects supervisor ILM. Ia juga dikenal memiliki pengetahuan dan cinta yang begitu besar untuk Star Wars.

Ide utama tersebut hadir dari episode IV, "A New Hope", yang mengisahkan cerita tentang mata-mata Rebel, yang berhasil untuk mencuri rencana pembuatan senjata paling mematikan milik Empire, Death Star.

Dalam kisahnya, Princess Leia bergegas pulang menggunakan Starship miliknya. Ia menjaga rencana Death Star yang sudah dicuri dari Empire. Bangsanya pun selamat, galaksi juga terbebas dari kiamat yang mampu dicetuskan oleh Death Star.     Oleh Reiny Dwinanda, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement