JAKARTA -- Harga kebutuhan pokok terus merangkak menjelang Ramadhan. Beberapa komoditas yang harganya masih bergerak naik, antara lain, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih.
Pemerintah menyatakan, kenaikan harga saat ini tidak bisa dihindari. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, harga-harga barang pasti naik setiap tahun menjelang Ramadhan. Pemerintah hanya berupaya mencegah agar kenaikan harga tetap proporsional hingga Lebaran.
“Pokoknya, pemantauan menjelang Ramadhan kami prioritaskan,” kata Chairul seusai rapat stabilisasi pangan, di Jakarta, Selasa (10/6). Selain menjaga kenaikan harga pada level proporsonal, pemerintah juga terus memantau dan mengantisipasi ancaman El Nino guna memastikan kecukupan pasokan bahan pangan pokok.
Menurut Chairul, tingginya harga daging ayam dan telur dipastikan bukan bersifat fluktuatif. Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan telah merancang model kenaikan harga secara bertahap. “Desain ini agar harganya stabil di masa yang akan datang,” katanya.
Selama ini, harga daging dan telur ayam ibarat roller coaster. Ada masa saat petani mengalami keuntungan dan kerugian. Kini, pemerintah berupaya menjaga agar harga selalu stabil sepanjang waktu sehingga konsumen tidak diberatkan.
Adapun bawang putih, persediaan mencukupi untuk dua pekan ke depan. Setelah itu, pemerintah memastikan akan ada pasokan bawang putih dalam jumlah besar untuk persediaan Ramadhan hingga Lebaran. Selama ini, 95 persen kebutuhan bawang putih dipenuhi dari impor. Dengan tambahan itu, diharapkan harga bawang putih kembali stabil.
“Kalau bawang merah, dilaporkan masih ada kenaikan. Namun, harga bawang merah kini masih di bawah harga referensi, yaitu Rp 25.700 per kilogram,” ujar Chairul.
Komoditas lain yang juga terus dipantau pasokannya adalah beras. Perum Bulog dalam rapat koordinasi menyatakan, keberadaan 1,9 juta ton beras di gudang. “Bulog akan melakukan operasi pasar komersial untuk membentuk harga yang sesuai agar tak terjadi lonjakan harga,” kata Chairul.
Dia juga menginstruksikan untuk memperpendek mata rantai distribusi pangan. Kementerian Pekerjaan Umum diharapkan menyelesaikan perbaikan jalur pantai utara (pantura) Jawa pada akhir Juli 2014. Hal ini diperlukan agar distribusi logistik selama Idul Fitri tidak bermasalah.
Perbaikan jalur distribusi pangan perlu menjadi prioritas. Banyak jalan provinsi dan kabupaten yang berpotensi mengganggu kelancaran distribusi pangan. “Surat edaran sudah dilayangkan agar menjaga kondisi jalan pengangkutan bahan pangan, termasuk ke Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN. Ini juga untuk Pelabuhan Merak dan Bakauheni,” kata Chairul.
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan, pihaknya bakal menjaga pasokan daging menjelang Ramadhan. Jumlah daging sapi saat ini dinilai cukup hingga beberapa bulan setelah Ramadhan.
Pemerintah, kata Bachrul, juga akan membantu pengusaha yang kesulitan memenuhi persyaratan izin impor sapi indukan. Impor sapi indukan kini tidak dibatasi. “Intinya, kami mau mendorong satu juta sapi indukan masuk ke Indonesia mengisi kekosongan,” ujarnya.
Menurut Bachrul, pengusaha meminta kemudahan dalam hal keamanan pangan dan pengurangan bea masuk. Kemendag pun telah meminta rekomendasi Kementerian Pertanian agar pengusaha bisa lebih lancar melakukan importasi.
Saat ini, permintaan sapi belum banyak. Kemendag masih menanti permintaan sapi impor dari pengusaha. Persediaan sapi bakalan pekan ini mencapai 145 ribu ekor, sedangkan sapi siap potong tersedia 18 ribu ekor. Total stok sapi lokal sebanyak 3.037 ekor.
Untuk daging, pemerintah telah menyetujui pemasukan daging impor sebanyak 45 ribu ton selama kuartal II. Namun, sejauh ini realisasi impor daging baru 8.316 ton. Dua pekan sebelum Lebaran, impor sapi diperkirakan akan naik.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, persediaan beras di gudang Bulog cukup hingga awal 2015. Saat ini, jumlah beras di gudang Bulog sebanyak dua juta ton. Jumlah tersebut mencukupi hingga enam sampai delapan bulan ke depan. Stok beras Bulog bahkan melampaui kebutuhan hingga akhir 2014.
Berdasarkan data Kementan, produksi beras saat ini 41.040 juta ton. Tahun ini, pemerintah juga menargetkan swasembada lima komoditas pangan, yaitu beras, jagung, kedelai, sapi, dan gula.
rep:meiliani fauzuiah ed: eh ismail