Senin 21 Jul 2014 16:00 WIB

Sebagian Besar Mayat Penumpang MH17 Ditemukan

Red:

DONETSK - Pencarian korban pesawat Malaysia Airlines MH17 yang dipimpin oleh Ukraina telah menemukan 196 mayat penumpang. Temuan ini diungkapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Ukraina (SES). Seperti dilansir The Star, 380 staf SES ambil bagian dalam pencarian di area seluas 34 kilometer persegi di bagian timur Ukraina.

SES mengklaim, proses pencarian sempat menghadapi kendala dari kelompok separatis. Kerja SES dalam mencari jasad korban sempat dihalang-halangi oleh tentara pemberontak. Namun, Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE) menyatakan, pihaknya meragukan jumlah mayat yang berhasil dievakuasi. Mereka mencurigai adanya pencurian mayat oleh oknum yang belum diketahui identitasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Arun Sankar K/AP

Korban Pesawat Malaysia

Anggota OSCE, Michael Bociurkiw, kepada CNN, menyatakan, bahwa tim OSCE sempat mendatangi lokasi kecelakaan pada Sabtu (19/7). Tim tersebut melihat sekelompok pria mengambil sejumlah kantong mayat. Bociurkiw mengatakan, sulit untuk mendapatkan data yang valid terkait korban, lantaran beberapa kelompok pro-Rusia mengawasi lokasi jatuhnya pesawat. "Tampaknya ada lebih dari satu komandan yang bekerja di sana," kata Bociurkiw.

Tujuan utama OSCE, kata Bociurkiw, adalah mengumpulkan fakta sebanyak mungkin untuk dibagikan kepada anggota OSCE dan juga kepada media. "Kami meneliti sekeliling lokasi serta kondisi dan status puing-puing pesawat. Kami juga memeriksa mayat-mayat dan identitas penumpang yang masih bisa dilacak," katanya.

Menurut Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat (AS), lokasi jatuhnya pesawat tidak aman. Pihak Pemerintah AS juga menyatakan menerima laporan yang menyebutkan beberapa mayat dan puing-puing pesawat telah dipindahkan oleh pihak tertentu. Selain itu, banyak barang bukti yang telah hilang. "Keadaan ini tidak dapat ditoleransi dan merupakan penghinaan terhadap keluarga dan kerabat yang ditinggalkan," demikian pernyataan resmi Departemen Dalam Negeri AS.

Pihak Pemerintah Belanda yang warganya menjadi korban mayoritas dalam penerbangan MH17 menyatakan sangat marah dengan cara pihak pemberontak memperlakukan jasad korban. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyebut aksi penghalangan investigasi dan pencurian mayat korban MH17 sebagai "tindakan yang menjijikkan".

Kanselir Jerman Angela Merkel pun mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bekerja sama. "Moskow mempunyai kesempatan terakhir saat ini untuk menunjukkan bahwa Rusia benar-benar ingin mencari solusi," kata Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.

Ukraina sebelumnya juga telah menyalahkan Rusia dan para kelompok pemberontak pro-Rusia karena telah merusak bukti untuk menutupi kesalahan mereka dalam insiden ini. "Para teroris dengan bantuan Rusia mencoba untuk merusak bukti kejahatan internasional," kata Pemerintah Ukraina dalam pernyataannya. "Para teroris telah mengambil 38 mayat ke kamar mayat di Donetsk."

Ukraina menegaskan bahwa Boeing 777 milik Malaysia Airlines telah ditembak oleh rudal Rusia SA-11 yang dipandu oleh radar. Namun, Rusia hingga kini masih membantah keterlibatannya dalam insiden ini dan justru menyalahkan militer Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun mendesak para pemberontak untuk bekerja sama dan meminta para penyelidik PBB untuk tidak terburu-buru menyimpulkan hasil investigasinya. Desakan Putin terhadap para pemberontak pun disampaikan setelah para pemberontak meminta para pengawas internasional menjauh dari puing pesawat dan mayat para korban.

Malaysia mengapresiasi dukungan dari para pemimpin dunia dalam proses investigasi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines  MH17. Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan, telah berbicara dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko yang menyerukan dilakukannya investigasi atas insiden ini. Najib juga menyatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah mengizinkan tim investigasi internasional memasuki lokasi kejadian.

"Presiden Putin menyatakan akan menggunakan pengaruhnya untuk mengizinkan tim investigasi bekerja. Ia juga berharap Presiden Ukraina sepakat untuk melakukan gencatan senjata sementara," kata Najib, dilansir dari Bernama.

Najib mengatakan, Dewan Keamanan PBB melalui presidennya, Eugene-Richard Gasana, juga menyerukan dilakukannya investigasi yang penuh dan independen berdasarkan hukum penerbangan sipil internasional. "Dewan Keamanan juga mengingatkan pihak-pihak yang terlibat dalam tim penyelidikan untuk memasuki lokasi kejadian untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaaan," tambahnya.

Pesawat MH17 menghilang dari pantauan radar di timur Ukraina pada penerbangan Kamis (15/7). Hilangnya jejak pesawat hanya berselang beberapa jam setelah lepas landas dari Bandara Schipol Amsterdam. Pesawat Boeing 777 itu diyakini telah ditembak jatuh 50 kilometer dari perbatasan Ukraina-Rusia. Seluruh penumpang yang berjumlah 298 orang dilaporkan tewas. rep:c88/dessy suciati saputri/reuters ed: andri saubani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement