Kamis 07 Aug 2014 15:14 WIB

Perusahaan Transportasi Keluhkan Pembatasan BBM Subsidi

Red:
Petugas SPBU memasang spanduk pemberitahuan larangan penjualan BBM bersubsidi di rest area KM 34 jalan tol Jagorawi, Bogor, Rabu (6/8). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Petugas SPBU memasang spanduk pemberitahuan larangan penjualan BBM bersubsidi di rest area KM 34 jalan tol Jagorawi, Bogor, Rabu (6/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

Perusahaan Transportasi Keluhkan Pembatasan BBM Subsidi

JAKARTA -- Pembatasan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi maupun Premium dikeluhkan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Pembatasan ini berdampak pada beban operasional.

"Tentu ada dampaknya. Selisih harga BBM bersubsidi dengan yang tidak disubsidi cukup besar," kata Sekretaris Perusahaan PT Cipaganti Citra Graha Tbk Toto Moeljono kepada Republika, Rabu (6/8).Menurut Toto, konsumsi BBM adalah hal yang utama, selain kendaraan dan layanan.Padahal, konsumsi BBM berkontribusi hingga 20 persen terhadap biaya operasional.

Dampaknya, kebijakan tersebut bisa berimbas pada harga tiket. "Kami sedang menghitung berapa kenaikannya," kata Toto.

Marketing Manager PT Trans Geulis Indonesia Deden Anwar mengatakan, perusahaannya akan melakukan beberapa penyesuaian tarif. PT Trans yang menyediakan jasa shuttle tour dan travel akan menaikkan tarif jika pembatasan itu merambah ke semua daerah, khususnya di Kota Bandung, Jawa Barat.

"Kurang lebih akan ada koreksi harga dan pengurangan ritase (rute),"katanya. Namun, Deden belum bisa mengungkap dampak pada kenaikan tarif penumpang karena armadanya menggunakan kendaraan mini bus berbahan bakar solar.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menginstruksikan pemba tasan penjualan solar bersubsidi pada pukul 18.00 hingga 06.00 WIB per 4 Agustus di wilayah tertentu di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Namun, SPBU yang berada di jalur utama distribusi logistik tidak ada pembatasan waktu penjualan solar.

Per 4 Agustus, alokasi solar subsidi untuk lembaga penyalur nelayan dipotong 20 per sen dan penyalurannya mengutamakan kapal nelayan di bawah 30 ton. Mulai 6 Agustus, SPBU di jalan tol ha nya menjual Pertamax.

Pemilik angkutan barang pengangkut sembako di Solo, Jawa Tengah, Sugiyanto (49 tahun) memastikan, pembat- asan penjualan solar subsidi bakal memicu kenaikan harga sembako. Kendaraan truk dan pikap miliknya beroperasi pada malam hari untuk men- gangkut sayur dan sembako ke pasar tradisional di Solo.

"Kalau kendaraan pas tiap malam keluar, kan tidak bisa beli solar. Kendaraan tidak bisa jalan," kata Sugiyanto.Agus Riyanto (35), sopir Isuzu jurusan Solo-Klaten, juga tak sepakat dengan pembatasan jam operasional penjualan solar subsidi. Menu rutnya, kendaraan yang diapop- erasionalkan keluar pukul 03.00. "Kalau kendaraan saat keluar kondisi tangki solar kosong, apa harus tidak jadi ngompreng," keluhnya.

Pembatasan solar bersubsidi belum berdampak pada sopir bus antarprovinsi. Broto, sopir bus rute Wonogiri-Jakarta mengatakan, hingga kemarin ia masih membeli solar dengan harga subsidi. Peru sahaan Broto bekerja sama dengan SPBU di daerah Pamanukan, Jawa Barat.

Pembatasan waktu penjualan solar bersubsidi membuat antrean panjang truk barang di SPBU jalan lintas Sumatra (jalinsum) wila yah Lampung, Selasa (5/8) petang."Ini jalan lintas, masak beli solar dibatasi sampai sore.Bagaimana kalau keha bisan malam hari," kata Rusli, sopir truk asal Jawa Barat.

Menko Perekonomian Chai rul Tanjung menjelaskan, langkah pemerintah mengen- dalikan konsumsi BBM subsidi jangan sampai dimanfaatkan pengusaha. "Para pengusaha cenderung memanfaatkan situasi yang sebenarnya tidak ada kaitannya untuk menaikkan harga, dan itu tidak layak.Kecuali harga BBM (subsidi) di naikkan dan subsidi dihapus," kata Chairul.

Menurutnya, pembatasan BBM bersubsidi di sejumlah tempat tidak akan menyebabkan penumpukan BBM di tempat lain. Pemilik kendaraan hanya perlu meng ubah kebiasaan jika masih ingin menggunakan BBM bersubsidi.

"Kalau mau beli bersubidi, dia tidak akan ke Jakarta Pusat, tapi ke tempat lain. Kalau di tol tidak ada, dia akan isi dulu (sebelum masuk tol),"kata Chairul.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan menambahkan, pembatasan penjualan BBM subsidi tak berpengaruh pada sektor transportasi. rep:Friska Yolandha/Aldian Wahyu Ramadhan/meiliani fauziah/c69/lilis h/c72/ c89/c88/ rusdy n/edy setiyoko  ed: nur hasan murtiaji

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement