Sabtu 16 Aug 2014 14:00 WIB

Linangan Air Mata di Sela Pidato Terakhir SBY

Red: operator

"Saya tadi berlinang air mata," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, sekeluarnya dari ruang Sidang Paripurna DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jumat (15/8). Kemarin memang menjadi hari bersejarah bagi Presiden Susilo Bmbang Yudhoyono (SBY) lantaran kali terakhir membacakan pidato kenegaraan di hadapan wakil rakyat, setelah 10 tahun memimpin Indonesia.

Dahlan mengaku terharu dengan pidato SBY. Menurutnya, pidato yang disampaikan SBY adalah pidato bagus karena dengan rendah hati SBY seperti menutupnutupi prestasinya selama 10 tahun menjadi presiden.

Di dalam ruang sidang, ternyata tidak cuma Dahlan yang terharu, tapi juga Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, hingga Ketua DPR Marzuki Alie.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Edwin Dwi Puranto//republika

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan

pidato pengantar keterangan Pemerintah atas RUU tentang APBN tahun anggaran

2011 beserta Nota Keuangannya di rapat paripurna pembukaan masa persidangan

I DPR RI tahun sidang 2010-2011 di ruang Nusantara I, gedung Parlemen,

Jakarta, Senin (16/8).

 

Chairul menyebut pidato SBY sebagai pidato perpisahan yang luar biasa. Ia mengharapkan presiden selanjutnya menjadikan SBY sebagai contoh.

Menurut Chairul, SBY adalah pemimpin yang sangat komprehensif dalam menyampaikan wawasannya. SBY dianggap telah sangat jelas menyampaikan tahapan pembangunan yang sudah dilakukan dan yang masih harus dikerjakan pemimpin berikutnya.

Adapun Priyo mengaku terpukau dengan pidato SBY di hadapan anggota DPR dan DPD. Priyo mengaku selalu mengikuti pidato kenegaraan SBY setiap tahun di DPR. Namun, pidato SBY kali ini yang terbaik dari 10 kali pidato yang pernah disampaikan di DPR. "Saya ikuti pidato sejak pertama sampai ke-10, ini pidato sangat memukau," kata nya.

Politisi Partai Golkar ini bahkan sempat merasa kagum dan ter haru ketika SBY menyampaikan sejumlah pesan pribadi dalam pidatonya. Pesan itu seolah menandakan SBY siap meninggalkan pemerintahan. "Saya berdecak kagum luar biasa sam pai ber kaca-kaca ketika beliau sampaikan titipan pribadi seolah pamit dan menyampaikan empat titipan."

Pidato kenegaraan SBY yang berisi Nota Keuangan dan Rancangan APBN 2015 tidak hanya di simak pejabat negara yang hadir di Gedung DPR. Para pejabat daerah dan wakil rakyat di sejumlah provinsi juga sengaja meluangkan waktu menonton pidato SBY melalui siaran langsung televisi.

Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin juga merasakan ke haruan yang sama saat mendengarkan pidato SBY. Menu rutnya, beberapa hal teknis dapat dipahami, sementara beberapa dari alinea terakhir membuatnya terharu. "Hal-hal yang bisa kita ambil dari pidato kenegaraan Presiden RI itu di beberapa alinea terakhir," kata Alex.

DPRD Provinsi Beng kulu menggelar rapat paripurna istimewa untuk mendengarkan pidato SBY. Sidang paripurna istimewa di ha diri 24 anggota. "Sidang berlangsung khidmat. Semua peserta mendengarkan apa yang di sampaikan Presiden,"

kata Ketua DPRD Beng kulu Kurnia Utama.

Berdasarkan laporan Antara, acara nonton bareng pidato kenegaraan SBY juga digelar di DPRD Kota Depok, Jawa Barat;

Gunung Kidul, DIY; Langkat, Sumatra Utara; Madiun, Jawa Timur; dan beberapa daerah lainnya. Sidang paripurna itu ada yang terisi penuh, tapi ada pula yang anggota DPRD absen. "Hanya 19 anggota DPRD Langkat yang hadir mendengarkan pidato Presiden," kata Sekretaris DPRD Kabupaten Langkat, Salman, Jumat (15/8).

Dalam pidatonya, SBY sempat menyampaikan permohonan maaf kepada bangsa Indonesia."Tentunya dalam 10 tahun, saya banyak membuat kesalahan dan kekhilafan dalam melaksanakan tugas. Dari lubuk hati yang terdalam, saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan itu. Meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik, tetaplah saya manusia biasa,"

kata SBY.

SBY mengatakan, menjadi Presiden Republik Indonesia adalah kehormatan besar baginya. Sebagai anak orang biasa dari Pacitan, yang kemudian menjadi tentara, menteri, dan dipilih oleh sejarah untuk memimpin bangsa ini, SBY mengaku bersyukur. "Menjadi presiden adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya," ujarnya.  rep:Satya Festiani/Muhammad Akbar Wijaya/c92/rusdy nurdiansyah/muhmmad iqbal, ed:andri saubani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement