Senin 18 Aug 2014 12:00 WIB

Janji Suci di Hari Proklamasi

Red:

Muhamad Syahri Romdhon berdiri tegap di tengah-tengah lapangan Kantor Balai Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Ahad (17/8). Mengenakan pakaian khas pejuang zaman kemerdekaan, pemuda yang akrab disapa Aray itu memimpin upacara bendera peringatan HUT ke-69 Republik Indonesia.

Upacara berlangsung sederhana. Khidmat, tertib, lancar, dan tanpa dentuman meriam senjata. Seusai upacara, Aray menggandeng sang wanita pengibar bendera, Try Lestari, ke mushala desa setempat. Para peserta upacara yang merupakan keluarga dekat Aray dan Try, para tetangga, serta aparat desa mengikuti langkah kedua remaja ini.

Baju pahlawan Aray dan kebaya putih Try ikut menjadi saksi janji suci yang diikrarkan keduanya di hadapan penghulu. Pasangan pahlawan ini pun menikah dan resmi menjadi suami-istri di hari proklamasi, 17 Agustus 2014.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Aditya Pradana Putra/Republika

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima bendera dari anggota Paskibraka asal Sumatera Barat, Retno Adhilia Putri usai upacara penurunan bendera merah putih dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke-68 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8).

 

 

"Ini penantian tujuh tahun. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa menikahinya," ujar Aray, sang pengantin pahlawan yang sengaja mengambil momentum peringatan kemerdekaan RI sebagai hari pernikahannya.

Tak hanya bertepatan tanggal, Aray dan Try juga mematri angka 1782014 (17 Agustus 2014) di mas kawin pernikahan mereka. "Kami memang sengaja memilih hari pernikahan pada 17 Agustus sebagai bentuk penghormatan terhadap Hari Kemerdekaan RI," kata Aray.

Bagi Aray, momentum hari kemerdekaan memiliki arti perjuangan bersama sang calon istri menuju pelaminan. Dia ingin semangat perjuangan yang sama terus terpelihara dalam mengarungi bahtera rumah tangga mereka kelak.

Selain menggelar upacara bendera dan mengenakan kostum pejuang, pernikahan Aray dan Try juga memiliki keunikan lain. Setiap tamu undangan yang hadir diberi satu bibit pohon. Dengan bibit pohon itu, keduanya berharap para undangan menanamkannya dan menghijaukan lingkungan masing-masing.

"Merdeka itu kan bukan untuk hari ini saja, tapi selamanya. Generasi mendatang juga harus tetap merdeka dan salah satunya merdeka untuk menikmati lingkungan yang hijau," kata Aray.

Pernikahan di hari kemerdekaan adalah salah satu cara rakyat Indonesia memaknai peristiwa proklamasi kemerdekaan negeri ini. Rakyat punya cara tersendiri yang terkadang sangat jauh dari formalitas dan rutinitas seremoni. Rakyat tahu secara pasti, memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI tidaklah harus melulu dengan mengkibarkan bendera merah putih.

Pengertian ini pulalah yang menggerakkan ribuan buruh pabrik pengolahan kayu di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, membuat acara unik guna memperingati HUT RI. Mereka menggelar acara makan bareng nasi liwet sepanjang satu kilometer dengan lauk-pauk berupa tempe goreng, tahu, jengkol, ikan asin, dan sambal terasi.

Tak kurang dari 3.000 buruh PT Bineatama Kayone Lestati (BKL) berhadapan saling berseberang menyantap hidangan di depan mereka. Panasnya terik matahari tak mengurangi keceriaan acara yang digelar di pelataran pabrik di Jalan Ibrahim Adjie, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Ahad (17/8).

"Acara ini inisiatif buruh. Saya saja surprise sekali. Ini makanan yang mereka bawa semua dari rumah," kata Komisaris Utama PT BKL Boy Wijaya.

Dini Fitriani (28 tahun), salah satu karyawan PT BKL, menjelaskan, selain membawa dua bakul nasi, ikan asin, dan lalapan, dia mengajak suami dan anaknya untuk ikut acara makan bareng nasi liwet HUT RI. "Kita nggak lihat apa yang dimakan, yang penting kebersamaannya," ujar Dini.

Di Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, para sesepuh kampung adat se-Jawa Barat dan Banten menggelar upacara pengibaran bendera ala masyarakat Sunda. Kendati dilaksanakan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia, acara bernuansa adat penuh makna kedaerahan tetap menjadi pilihan warga setempat dalam merayakannya. "Kami sengaja menggelar upacara bendera ala Sunda ini sebagai perwujudan kecintaan terhadap Indonesia sekaligus budaya asli kami," kata sesepuh Sunda penggagas acara, Eko Santosa.

Arjuna pimpin upacara

Di Lapangan Mini Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pria berusia 58 tahun bernama Lolly mengenakan pakaian tokoh wayang Arjuna saat memimpin upacara bendera. Tema pewayangan mengemuka dalam upacara peringatan HUT ke-69 RI di tempat itu.

Bersama sang Arjuna, Rian Kurniawan tampil berkostum Gareng, lengkap dengan aksesoris kepala dan keris tanpa alas kaki. Pria berusia 19 tahun yang bekerja sebagai operator warnet itu bertindak sebagai pemimpin barisan. Adapun petugas upacara lainnya mengenakan kostum adat Jawa atau tentara Mataram. Seluruh peserta upacara yang memakai pakaian bermotif batik pun khidmat mengikuti acara yang diiringi musik gamelan.

Sekitar 45 menit, upacara usai. Setelah itu, sang Arjuna dan Gareng pun menjadi bintang lapangan lantaran banyak peserta yang ingin berfoto bersama. Upacara kemerdekaan dengan konsep wayang ini merupakan yang pertama digelar di Padukuhan Nologaten.

Ketua panitia acara Zaifudin Zuhri mengatakan, mereka ingin menghadirkan suasana penuh tradisi di kalangan rakyat biasa. "Ada kesan selama ini kalau simbol kenegaraan cenderung milik kaum elite. Ini tokoh punakawan merupakan rakyat biasa yang sesuai tradisi kami," ujarnya.

Di Semarang, Jawa Tengah, semarak HUT RI dimanfaatkan komunitas penggemar sepeda kuno (ontel) untuk menggelar upacara bendera di monumen Tugumuda. Sekitar 125 penggemar ontel, antara lain dari Semarang Ontel Community (SOC) dan Komunitas Kosti Semarang, mengendarai sepeda antik mereka dengan pakaian bergaya tempo dulu.

"Kami ingin membawa kenangan masa lalu dalam merayakan HUT Kemerdekaan RI tahun ini," kata Dimas, salah seorang komunitas ontel. rep:nur aini /rr laeny sulistyawati/riga nurul iman/halimatus sa'diyah/c61/mj05 ed eh ismail

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement