Senin 18 Aug 2014 12:00 WIB

Kemiskinan Gerus Kemerdekaan

Red:
Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) mengibarkan Sang Saka Merah Putih ketika berlangsungnya upacara peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) mengibarkan Sang Saka Merah Putih ketika berlangsungnya upacara peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8).

JAKARTA — Kemerdekaan Republik Indonesia yang secara formal dikumandangkan 69 tahun lalu masih terus mendapatkan rongrongan dari dalam bangsa sendiri. Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan Sukarno-Hatta memang telah membuahkan sejumlah perubahan di negara ini, namun permasalahan mendasar berupa kedaulatan rakyat dan kemiskinan masih terus membelenggu bangsa.

Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, masih banyak rakyat yang saat ini belum merasakan kemerdekaan. Penyebabnya, rakyat belum mendapatkan kedaulatan penuh berupa pelayanan dan pemenuhan hak-hak dasar serta masih kesulitan mendapatkan keadilan.

"Pemerintah sampai tingkat kelurahan seharusnya memberikan kepada mereka kemerdekaan, tapi lurah masih memaksa retribusi, masih dipungut ini itu, pungli ini itu, dipersulit ini itu. Ya, mereka mengatakan di mana merdekanya?" Kata Hidayat di Jakarta, Ahad (17/8). Hidayat melanjutkan, perasaan hakiki masyarakat saat ini harus menjadi sebuah koreksi agar pemerintahan mendatang dan seterusnya betul-betul mengayomi dan memerdekakan rakyat.

Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pada usia ke-69 tahun kemerdekaan Indonesia, seharusnya sudah tidak ada lagi rakyat miskin di Indonesia. Cita-cita pendiri negara adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur, terbebas dari penjajahan, tapi realitasnya tetap ada penjajahan ekonomi dan ada rakyat miskin.

"Indonesia saat ini dihadapkan pada dilema utang luar negeri yang menumpuk serta pendapatan negara yang terus menurun," tutur dia. Kondisi tersebut, menurut Hasto, menjadikan Indonesia masuk dalam jebakan rantai penjajahan ekonomi.

Calon presiden yang telah ditetapkan sebagai pemenang Pemilu Presiden 2014 oleh KPU, Joko Widodo, berharap, momentum 69 tahun kemerdekaan Indonesia bisa mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri. "Lebih berdikari di atas kaki sendiri, dalam segala hal," ujarnya. Kompetitor Jokowi dalam Pilpres 2014, Prabowo Subianto, mengatakan, kemerdekaan Indonesia yang diraih dengan jerih payah dan pengorbanan yang besar tak lain agar bangsa menjadi lebih sejahtera. Karena itu, menurut dia, setiap warga harus berani untuk membela kemerdekaan Republik Indonesia dalam segala bidang.

Ihwal kemandirian juga disinggung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung. Dia menyatakan, kemerdekaan memang seharusnya selaras dengan keberdikarian. Dengan kemampuan melakukan segala sesuatunya secara mandiri, kata Chairul, maka setiap anak bangsa mempunyai kebanggaan menjadi orang Indonesia. Dengan berdikari, kata dia, bangsa Indonesia bisa berdaulat terhadap bangsa-bangsa lain di dunia.

Kata kunci peningkatan kesejahteraan rakyat dan pencapaian keadilan, menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, bertumpu pada pendidikan. Karena itulah, pemerintah mendatang harus terus memberikan perhatian yang sangat serius terhadap sektor pendidikan.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pada era proklamasi, makna kemerdekaan adalah bebas dari penjajahan. Akan tetapi, pada era reformasi saat ini, kemerdekaan memiliki banyak arti. Di antaranya adalah merdeka dari kemacetan, kemiskinan, dan kebodohan.

Adapun bagi Rahayu (40 tahun), seorang pedagang pecel keliling, kemerdekaan bukanlah selalu mendapatkan bantuan dari pemerintah. Selama pemerintah memberikan kebebasan bagi dirinya berdagang pecel tanpa gangguan dan pungutan liar maka kemerdekaan berarti sudah berada dalam genggamannya.

Artis sekaligus presenter, Indra Herlambang, meyakini, kemerdekaan sebagai kebebasan untuk mewujudkan keinginan. Kebebasan berekspresi demi mewujudkan cita-cita adalah bagian dari kemerdekaan aktualisasi diri. Kebebasan aktualisasi diri yang kini dirasakan Indonesia tak bisa dirasakan negara yang tertutup dari kemajuan teknologi atau negara yang belum merdeka. rep:muhammad iqbal/halimatus sa'diyah, irfan fitrat/c57/c67/c70/c91 ed: eh ismail

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement