Jumat 22 Aug 2014 17:00 WIB

Peluru Karet Merobohkan Rian

Red: operator

Rian Latif roboh tak jauh dari Patung Kuda Indosat di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (21/8). Di bundaran lalu lintas dekat gedung Mahkamah Konstitusi (MK) itulah suara lantang pria paruh baya ini harus terbungkam karena terjangan peluru karet. Rian adalah salah satu demonstran pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang menggelar unjuk rasa menjelang putusan sengketa Pilpres 2014 di MK.

Sebelum peluru karet mengenai kepalanya, Rian yang menyengaja datang dari Makassar, Sulawesi Selatan lantang menyuarakan agar para hakim MK bisa membuat keputusan yang benar dan adil. Tentunya, putusan yang diharapkan Rian, gugatan Prabowo-Hatta atas dugaan kecurangan Pilpres 2014 yang masif dan sistematis dikabulkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Raisan Al Farisi/Republika

Pengamanan Gedung MK

 

Sekitar pukul 14.30 WIB, Rian yang berada di atas sebuah mobil di tengah-tengah kericuhan massa demonstran, semula berniat melindungi seorang ibu yang terjebak konfrontasi dengan polisi. Niat melindungi orang lain justru harus dibayar dengan darah yang mengucur dari kepalanya. Sebuah peluru karet mengenai bagian kepala Rian. Pria ini pun tersungkur dan kemudian dibawa ke RS Budi Kemuliaan. Beruntung, peluru karet tidak mengenai bagian vital di kepalanya. “Kepala saya bocor, dijahit satu jahitan. Saya kena pas di atas mobil, melindungi ibu-ibu,” kata Rian kepada Republika, Kamis (21/8) sore.

Rian pun menyesali tindakan polisi yang dinilainya tidak sesuai prosedur. Seharusnya, kata Rian, polisi lebih menghalau demonstran dengan tembakan meriam air, gas air mata, baru kemudian peluru karet bila demonstran dipandang mulai membahayakan. “Ini tidak, polisi langsung menembakkan peluru karet berbarengan dengan gas air mata, terakhir baru air dari water canon. Ini kan salah prosedur,” protes Rian yang ditemani kawan-kawannya saat mendapatkan perawatan di RS Budi Kemuliaan.

Rian mengaku sudah meminta kawan-kawannya mengumpulkan beberapa selongsong peluru karet untuk dijadikan barang bukti. Namun, Rian belum memutuskan langkah hukum ke depan.

Asisten dokter yang menangani korban di RS Budi Kemuliaan, Nani mengatakan, ada 27 demonstran pro Prabowo-Hatta yang mendapatkan perawatan di rumah sakit itu. Selain Rian, ada dua orang lain yang dirawat. Sisanya dibolehkan pulang. Umumnya, kata Nani, korban yang dibawa ke RS Budi Kemuliaan hanya mengalami memar, terkilir, dan sesak napas.

rep: irfan fitrat/rr laeny sulistyawati/bowo pribadi/wahyu syahputra/muhammad akbar wijaya/halimatus sa'diyah/c60/c61/c63/c65/c70/c74/c75/c82/c89/c91/c92 ed: eh ismail

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement