DEPOK - Indonesia harus meningkatkan daya saing daerah untuk bisa menghadapi tantangan era globalisasi. Ketua DPD Irman Gusman mengingatkan, era globalisasi menciptakan persaingan ekonomi yang semakin ketat antarnegara.
Irman mengatakan, mau tidak mau, suka tidak suka, persaingan itu akan terjadi di depan mata. Indonesia akan menghadapi tantangan yang lebih ketat menyusul perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik dan ASEAN Economic Community pada 2015.
Menurut Irman, kunci untuk memenangkan persaingan tersebut adalah meningkatkan daya saing bangsa. Dalam menghadapi kompetisi global, daya saing bangsa merupakan akumulasi dari daya saing daerah.
“Daya saing daerah harus dipacu dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia, variabel-variabel ekonomi, serta penegakan hukum, dan reformasi birokrasi,” kata Irman dalam sambutannya pada acara Orientasi Kehidupan Kampus (OKK), di Balairung UI, Depok, Kamis (21/8).
Karena itu, Indonesia harus meningkatkan daya saing sumber daya manusia. Menurut Irman, secara makroekonomi, ekonomi Indonesia telah masuk dalam kelompok negara-negara G-20. Namun, Human Development Index Indonesia pada 2014 menurut UNDP masih cukup rendah.
Tahun ini, dia menuturkan, indeks Indonesia mengalami peningkatan dari peringkat ke-112 menjadi 108. Namun, Indonesia masih kalah dibandingkan negara ASEAN lainnya, seperti Singapura di peringkat ke-9, Brunei Darussalam peringkat ke-30, Malaysia di peringkat ke-62, dan Thailand di peringkat ke-89.
Begitu pula untuk kelompok negara-negara BRIC, Indonesia kalah dari Rusia di peringkat ke-57, Brasil ke-79, Cina ke-91, dan hanya lebih baik dari India di peringkat ke-135. Dia mengatakan, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus ditingkatkan.
Sebab, dia menerangkan, menurut survei McKensy Global, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2035, bahkan mengalahkan Inggris. Ini hanya bisa dicapai jika kualitas sumber daya manusia memiliki daya saing.
“Kami juga harus meningkatkan daya saing bangsa karena saat ini bangsa kita masih dicirikan sebagai bangsa konsumen terbesar produk-produk industri, elektronik, dan barang teknologi dari negara-negara industri,” kata Irman.
Irman menilai, ketergantungan yang berlebihan kepada pihak asing akan membuat bangsa Indonesia tidak mandiri karena kompetisi di era globalisasi tentu saja tidak hanya mensyaratkan daya saing. Tetapi, yang penting adalah kemandirian dalam mengelola sumber daya alam yang dimiliki serta kemandirian dalam menentukan ke arah mana kebijakan pembangunan tanpa didikte dan diintervensi oleh pihak lain. rep:c73/antara ed: ratna puspita