Sebuah dokumen setebal 61 halaman berisi rencana penggusuran makam Nabi Muhammad SAW menjadi kontroversial pekan ini. Dokumen yang didapatkan dan dipublikasikan harian asal Inggris the Independent itu meresahkan umat Islam di seluruh dunia.
Dari laporan the Independent itu ada sejumlah hal penting yang bisa dicermati. Pertama, sifat dokumen itu adalah dokumen proposal konsultasi. Kedua, yang merilis dokumen tersebut adalah ilmuwan ternama Arab Saudi Dr Ali bin Abdulaziz al-Shabal dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud yang berlokasi di Riyadh.
Kemudian, dokumen proposal ini sudah beredar ke tangan Komite Presiden Dua Masjid (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi). Keempat, sejumlah halaman dari dokumen ini sudah dipublikasikan di jurnal komite bersangkutan (tidak diketahui kapan diterbitkannya). Kelima, dari sejumlah halaman ini diketahui rencana menggusur makam Nabi Muhammad SAW dan sejumlah rencana lainnya.
Apakah harian the Independent memiliki salinan dari laporan kontroversial ini, tidak dipaparkan. Namun, dalam artikel yang diterbitkan Senin 1 September kemarin, the Independent mencampurkan isi laporan dengan kutipan dari akademisi Arab Saudi Dr Irfan al-Alawi. Irfan tampaknya memiliki laporan tersebut dan berkomentar keras menentang rencana penggusuran.
Membaca laporan tersebut memang isinya cukup brutal. Misalnya, sudah ada rencana untuk menghancurkan bilik-bilik yang mengitari makam Nabi. Umat Islam tahu bahwa makam Nabi adalah bekas rumahnya dan bilik-bilik adalah bekas bagian ruangan dari rumah itu. Selain bilik, yang akan dihancurkan juga adalah hiasan kaligrafi tulis tangan berwarna hijau yang mengelilingi makam Nabi.
Kemudian, setelah itu kubah hijau yang menjadi ciri khas makam juga akan diruntuhkan. Terakhir yang paling kontroversial adalah memindahkan jasad Nabi dari Masjid Nabawi ke pemakaman al-Baqi. Pemakaman ini berjarak 30 meter dari Masjid Nabawi, dan beberapa keluarga Nabi dimakamkan di sana. Di sini, rencananya dalam laporan itu, Nabi akan dimakamkan tanpa identitas.
Pertanyaan yang menggantung adalah mengapa? Artikel the Independent tidak mengutip secara langsung alasan penggusuran di dalam laporan tersebut. Namun, the Independent langsung menegaskan bahwa ulama aliran Wahabi di Arab Saudi memang menentang keras pemujaan yang berlebihan yang menjurus ke arah menduakan Allah SWT.
Tulisan di koran Inggris itu juga menekankan, tidak ada keterangan di dalam laporan setebal 61 halaman itu bahwa rencana penggusuran ini akan ditindaklanjuti. "There is no suggestion that any decision has been taken to act upon the plans," demikian the Independent.
Umat Islam di Indonesia langsung bereaksi membaca berita ini. Lini masa sosial media bergejolak. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin buru-buru mengklarifikasi laporan itu ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Kamis (4/9). Didampingi Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Abdul Jamil, Lukman menemui Duta Besar Arab Saudi Mustofa bin Ibrahim al-Mubarok.
Lukman menekankan agar umat Islam terutama Pemerintah Arab Saudi selalu melindungi makam Nabi Muhammad SAW. Alasannya, makam tersebut merupakan satu dari tempat suci lain di Madinah yang kerap dikunjungi umat Islam seluruh dunia.
Apa tanggapan Dubes Arab Saudi? Lukman mengutip, Dubes Saudi justru membantah. Kata Dubes, Kerajaan Arab Saudi tidak pernah berniat membongkar dan memindahkan makam Rasulullah. “Itu merupakan fitnah yang tidak semestinya dilontarkan,” ujar Menag mengutip Dubes Arab. Dubes kemudian berharap agar masyarakat dan organisasi massa (ormas) Islam tidak salah mengambil reaksi.
Tetapi, ormas sudah bereaksi keras. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mewanti-wanti masyarakat agar tak mudah terpancing terhadap isu sensitif ini. Wakil Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Amirsyah Tambunan, mengatakan, isu ini muncul saat umat Islam berkumpul di Makkah untuk ibadah haji.
Menurut Amirsyah, kalaupun rencana pemindahan makam Nabi benar, maka ini tidak mudah. Sebab, secara umum, pemindahan makam dilarang oleh agama. Pemindahan hanya boleh dalam keadaan darurat, misalnya, akibat bencana alam atau mengganggu ketertiban umum atau demi kemaslahatan lebih besar.
Mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan, isu penggusuran ini bukan barang baru. Beberapa waktu lalu pernah terekspose namun karena mendapat tentangan keras maka isu mereda.
Hasyim mengatakan, wacana pembongkaran makam Rasulullah muncul dari pemikiran kelompok wahabi. Seluruh situs bersejarah Islam di Arab, kata dia, akan dihancurkan karena bisa memicu kesyirikan. Padahal, lanjutnya, justru situs-situs itu penting sebagai bagian dari kesejarahan dan sama sekali tidak menimbulkan kesyirikan. Dia berharap, Pemerintah Indonesia menyurati Pemerintah Arab Saudi untuk melakukan penolakan terhadap rencana tersebut.
Dituduh mencuri
Di Arab Saudi isu ini bergulir menyorot keterlibatan harian the Independent. Jurnalis Arab Saudi, Mowafaq al-Nowaysar, menuduh the Independent mencuri laporan tersebut dari jurnalis mereka. Dalam editorialnya di surat kabar, Nowaysar bahkan menyebut media Inggris tersebut salah menafsirkan dari artikel berbahasa Arab yang diunggah pada 25 Agustus. Versi Nowaysar, artikel itu berisi agar makam Nabi diisolasi bukan dihancurkan.
Namun, Wakil Redaktur Pelaksana the Independent Will Gore mengatakan kepada al-Arabiya, Rabu (3/9), mereka tak mengetahui tentang laporan surat kabar Makkah tersebut. Harian Inggris ini berdalih dokumen yang menjadi sumber penulisan berita sudah didalami oleh ilmuwan Arab Saudi Irfan al-Alawi. The Independent pun menganggap artikel tersebut sebagai karya eksklusif bukan plagiat. rep:c78/c91 ed: teguh firmansyah