Selasa 23 Sep 2014 12:00 WIB

Jack Ma Sang Miliarder Alibaba

Red:

"Lima belas tahun lalu saya hanyalah lelaki bodoh yang berpenghasilan 20 dolar AS per bulan," ungkap Jack Ma, kepada NCBC.

Jack Ma tak pernah menyangka dia akan menjadi salah satu orang paling terkenal di dunia. Surat lamaran kerja Ma bahkan pernah ditolak oleh waralaba KFC Hangzhou, kota tempat dia lahir dan dibesarkan. Kini, mantan pemandu wisata di salah satu hotel di Hangzhou itu menjadi miliarder berkat kesuksesan situs jual beli Alibaba yang didirikannya 17 tahun silam.

Tidak seperti CEO Facebook Mark Zuckerberg atau pendiri Apple Steve Jobs, Ma tidak memiliki latar belakang di bidang komputer. Pria 49 tahun tersebut mengakui tidak memahami teknologi. Dibesarkan pada era Revolusi Budaya Cina, Ma memulai kariernya sebagai guru bahasa Inggris dan pemandu wisata di sebuah hotel di Hangzhou.

Perkenalan Ma dengan internet dimulai saat perjalanan dinasnya ke Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS), pada 1995. Sepulangnya dari AS, Ma kemudian mengetik kata 'bir' dan 'Cina' di layar komputernya, meski tak ada hasil pencarian yang muncul. Didorong rasa penasaran, bersama seorang teman, dia lalu menciptakan sebuah halaman web (China Yellowpages) sederhana untuk menerjemahkan bahasa Cina. Hanya dalam waktu sejam, dia menerima banyak surat elektronik dari seluruh dunia yang membutuhkan informasi.

Bermula dari laman web sederhana itulah, Ma kemudian mendirikan Grup Alibaba bersama 17 rekannya pada 1999. Di apartemennya yang sempit di Hangzhou, Ma dan teman-temannya kerap berdiskusi sambil menunggu halaman internet terbuka penuh. Ma mengisahkan, pada masa itu koneksi internet sangat lambat sehingga mereka harus menunggu sampai 3,5 jam hanya untuk membuka satu halaman di internet.

Namun, pada Jumat (19/9) Ma tak perlu menunggu lama saat Alibaba melantai di pasar bursa Wall Street. Alibaba pun tercatat menjadi salah satu emiten tersukses dalam sejarah pasar saham AS. Sebanyak 127 juta lembar saham Alibaba ludes terjual hanya dalam waktu 15 menit pada hari debut penjualannya. Forbes melaporkan, penawaran umum perdana (IPO) Alibaba mencapai total penjualan 20 miliar dolar AS.

Sebelum menjadi perusahaan publik, Alibaba.com adalah salah satu merek dagang e-Commerce terbesar di dunia. Alibaba merupakan situs perdagangan dalam jaringan (online) nomor satu untuk perdagangan global dan domestik Cina. Alibaba menyediakan platform yang tepercaya untuk menghubungkan jutaan pembeli dan penjual di dunia setiap harinya.

Keseluruhan anggota yang terdaftar dalam situs Alibaba mencapai 38 juta anggota di lebih dari 240 negara. Kantor Alibaba berpusat di Hangzou, Cina, sementara kantor cabangnya tersebar di 40 negara di dunia. Dalam sebulan, Alibaba mencatat setidaknya ada 279 juta pembeli aktif yang mengakses situsnya. Kini Alibaba menjadi situs jual beli terbesar di dunia di bawah Walmart.

Salah satu alasan yang menarik para investor berebut membeli saham Alibaba adalah karena perusahaan ini menawarkan investasi yang menyasar kaum kelas menengah Cina. Para investor meyakini pertumbuhan kelas menengah di Cina berprospek cerah pada masa yang akan datang.

Pada hari pertama penjualan, satu lembar saham Alibaba dibuka dengan harga 68 dolar AS pada pukul 11.35 waktu New York. Dalam waktu hanya sehari, harga saham Alibaba terus merangkak naik hingga ditutup pada harga 93 dolar AS. Kini nilai valuasi perusahaan milik Ma ditaksir pada angka 230 miliar dolar AS.

Penjualan saham Alibaba diperkirakan akan menyaingi penjualan Facebook dua tahun silam. Jika berjalan sukses, penjualan itu akan membuat Alibaba dan Ma masuk dalam jajaran tertinggi raksasa industri teknologi. Ma memiliki 8,9 persen saham perusahaan.

Dengan jumlah kekayaan mencapai 14 miliar dolar AS, Ma kini menduduki peringkat 71 dalam daftar miliuner dunia yang dirilis Forbes. Ma unggul di atas raja media Rupert Murdoch yang memiliki kekayaan 13 miliar dolar AS dan desainer Giorgio Armani dengan kekayaan 9,9 miliar dolar AS.

Di balik kekayaannya, Ma adalah pribadi yang unik dan memiliki pola pikir yang berbeda. Pada 2009, di sebuah stadion dia muncul di panggung dengan memakai rambut palsu pirang panjang, jaket kulit dengan aksen warna merah dan paku, kacamata hitam dan lipstik. Saat itu, Ma tampil untuk merayakan ulang tahun Alibaba di hadapan karyawannya. Dia menyanyikan lagu "Can You Feel the Love Tonight?" Penampilannya tidak ayal mengundang riuh 16 ribu karyawannya.

Ma pun  dikenal sebagai motivator flamboyan di antara pegawainya dan lawan yang keras hati bagi pesaingnya. Ma tak segan mengakui, apa yang didapatnya kini adalah hasil inspirasi dari film Forest Gump, tokoh inspiratif yang diperankan Tom Hanks. "Dia secara efektif mewakili jutaan orang yang kini menggantungkan hidupnya pada Alibaba," ujar Duncan Clark, yang mengenal Ma sejak akhir 1990-an, dilansir dari New York Times. rep:c88 ed: andri saubani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement