Kamis 25 Sep 2014 12:00 WIB

Toilet Anggrek dan Flamboyan

Red:

Republika memperoleh dua bundel salinan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Virgiawan Amin alias Awan (21 tahun). BAP atas nama Virgiawan Amin alias Awan alias PAK alias MR itu tertanggal 4 April 2014 dan BAP perubahan bertanggal 24 April 2014. Republika juga mengkonfirmasi isi BAP dengan Awan. Dua BAP itu berisi 28 dan 25 pertanyaan.

Penyidik terus berupaya menghubungkan Agun Iskandar (24) dengan Awan dan kejadian sodomi bocah Ak (6) di toilet Jakarta International School (JIS). Agun dalam wawancaranya dengan Republika mengingat, satu kali penyidik bertanya kepada dia soal tanggal 20 Maret. Tanggal ini menurut keterangan awal Awan, masuk dalam rangkaian sodomi yang mereka lakukan. Namun, kata Agun, penyidik malah bingung.

"Yang bener lu (Agun). Bukan yang tanggal 20 (Maret). Kok tanggal 20?" ucap Agun menirukan pertanyaan penyidik bernama Dior.

Di BAP pertama, Awan dikatakan mengakui perbuatan sodomi terhadap anak berinisial Ak, siswa Taman Kanak-Kanak JIS Pondok Indah (Pie). Peristiwa itu terjadi pertama kali pada 11 Maret 2014 di toilet Anggrek. Perbuatan itu dilakukan bersama Agun. Awan mengaku menyodomi Ak satu kali dan Agun dua kali.

Awan dituliskan mengakui perbuatan itu dilakukan tanpa menggunakan kondom. Agun dituliskan yang membawa korban ke dalam toilet. Agun pula yang membuka celana anak tersebut. Selanjutnya Awan yang memegangi tubuh korban dari arah depan.

Perbuatan itu diakhiri dengan ancaman dari Agun agar korban tidak menceritakan kejadian itu kepada orang lain. Kejadian kedua dituliskan dalam BAP terjadi pada 20 Maret 2014. Dikatakan, Awan mengakui menyodomi Ak sekitar pukul 10.00 WIB. Pelakunya masih mereka. Tempatnya pun sama. Kali ini Awan mengatakan Agun sebagai tersangka yang pertama menyodomi. Menyusul Awan, sebanyak sekali.

Dikatakan, perbuatan kedua rekanan ini terukur kurang lebih 20 menit. Namun, keterangan Awan di BAP berubah. Menurut BAP, Awan seperti mengalami ‘lupa ingatan’. Penyidik menuliskan dalam BAP perubahan, perkosaan terhadap Ak pertama kali memang terjadi pada 11 Maret 2014. Juga tetap mengakui Agun sebagai peserta perkosaan itu.

Dalam BAP perubahan, Awan mengakui terjadi kekeliruan nama korban. BAP perubahan menuliskan, perkosaan yang diakui Awan terjadi pada 20 Maret 2014 bukanlah Ak. Melainkan murid TK JIS Pie lain yang dia tak ingat namanya.

Masih dalam BAP perubahan, Awan mengalami pulih ingatan. Dalam BAP tersebut, dirangkai perbuatan sodomi Awan yang dilakukan sebanyak tiga kali terhadap Ak. Yaitu sekali pada Januari 2014 dan sebanyak dua kali pada Februari 2014. Dituliskan pula jumlah pelaku sodomi yang lain. Tertulis nama Zainal, Azwar, Ica, Iyal, serta Agun dan Awan.

Perkosaan pertama, di BAP perubahan ini terjadi pada Januari tak bertanggal, pada 2014. Awan dikatakan mengakui perbuatan itu dilakukan bersama Zainal, Iyal, dan Agun.

Dituliskan, ketika Zainal diperbantukan ke JIS Pie, Zainal mengajak Awan untuk memberi hukuman kepada Ak ketika sedang berada di toilet Anggrek. Zainal menuduh Ak tak tertib saat buang air kecil. Di dalam toilet, Awan melihat Zainal menarik paksa tangan Ak. Zainal terlihat membawanya ke bilik toilet. Selanjutnya, Awan membantu agar Ak tak berteriak dengan membekap mulut bocah itu.

Kejadian kedua, menurut BAP perubahan, terjadi pada Februari tak bertanggal pada 2014. Awan dituliskan mengakui menyodomi anak berinisal Ak. Aksi itu masih menghadirkan nama Agun. Tapi, dengan ditambahkan Ica di dalamnya. Sodomi ini terjadi di toilet Anggrek.

Dalam BAP tersebut diceritakan, ketika Ak sedang mencuci tangan di wastafel kamar mandi, Awan tengah mencuci kain lap. Ketika itu toilet sepi. Kemudian Awan mendengar suara Agun memanggil Ica. Dikatakan Awan, panggilan Agun itu meminta tolong agar Ica membersihkan toilet Anggrek.

Ketika Ica di dalam, Awan meminta Ica agar menahan Ak. Awan dituliskan meminta agar Ica membuka celana Ak. Agun pun ikut masuk ke toilet. Ketiganya melakukan pelecehan dan sodomi pada korban.

Masih pada Februari tak bertanggal pada 2014, peristiwa ketiga terjadi. Kali ini menghadirkan nama baru, yakni Azwar. Dituliskan dalam BAP, Awan mengakui bertemu dengan Azwar yang hendak ke toilet Anggrek. Keduanya pun pergi bersama. Tiba di tempat sudah ada Iyal dan Zainal di sana. Kemudian Iyal memberi perintah agar Awan menjaga pintu toilet, sementara bertiga yang lain masih di dalam toilet.

Selanjutnya, 10 menit kemudian, Zainal keluar dan meminta Awan masuk. Tiba di dalam, Awan melihat Iyal sedang memegangi korban Ak. Iyal, Azwar, dan Awan, kata Awan dalam BAP itu, bergantian menyodomi Ak.

Kejadian ketiga itu berakhir dengan ancaman. Dituliskan, Awan mengatakan agar Ak tidak membocorkan kejadian itu. "Jangan bilang siapa-siapa ya." Menegaskan ancaman tersebut, Awan menonjok perut korban sebanyak dua kali lalu menyuruhnya pergi.

Posisi toilet dan daftar hadir petugas kebersihan menjadi satu poin penting dalam kasus ini. Berdasarkan keterangan Afrischa Setyani (Ica), yang mengutip pernyataan polisi bahwa sodomi terjadi di toilet Anggrek I lantai satu, yang katanya diperuntukkan khusus untuk siswa TK laki-laki. Ica mempertanyakan tempat kejadian perkara tersebut. Sebab, toilet Anggrek I di lantai satu bukanlah toilet untuk siswa laki-laki, melainkan untuk siswa perempuan.

Di mana toilet laki-laki? Ada di toilet Flamboyan I yang terletak tepat di depan toilet Anggrek I di lantai satu JIS. Ica beberapa kali bertugas di toilet Anggrek yaitu untuk perempuan. Ia juga menegaskan, aturan ISS dan JIS ketat sehingga tak mungkin toilet perempuan dibersihkan oleh petugas pria dan juga sebaliknya.

Keterangan dokumen yang didapat Republika di bantah oleh Awan dan Agun.Awan mengatakan apa yang tertulis di BAP itu semua bohong belaka. BAP pertama, kata dia, ditulis saat ia dalam tekanan dan usai disiksa penyidik. Awan juga tak pernah didampingi pengacara dalam pemeriksaan.

Bagaimana dengan Agun? Kata dia, untuk sementara dia bersama keluarga setuju mengikuti proses hukum. Termasuk mengiyakan isi BAP. Akan tetapi, Agun mengklaim akan menolak seluruh isi BAP itu di persidangan. Bahkan dia mengancam akan menuntut balik penyidik.

"Saya nggak pernah menceritakan apa-apa. Gimana saya mau cerita kalau saya benar-benar nggak ngelakuin. Itu karangan penyidik semua," kata Agun geram.

Dia kemudian memaparkan satu cacat cerita dalam BAP Awan. Kejadian sodomi pada 20 Maret itu tak mungkin ia lakukan karena ia tidak masuk kerja. Agun memang datang ke JIS Pie pada 20 Maret, tetapi untuk izin merayakan usia kandungan istrinya yang tujuh bulan pada 21 Maret. Ia ingin menyiapkan selamatan di rumah. Pimpinan pekerja di JIS saat itu, Dewi, mengizinkan Agun absen. Namun, ia menyarankan Agun tetap mengisi absen agar uang hariannya tak hilang.

"Saya minta Bu Dewi itu jadi saksi menjelaskan yang sebenarnya. Dia pasti banyak tahu," kata Agun. ed: stevy maradona

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement