JAKARTA -- Kerusuhan berbau rasial pecah di kawasan Ferguson, St Louis, Missouri, Amerika Serikat (AS), Senin malam hingga Selasa (25/11) dini hari. Kerusuhan dipicu oleh keputusan juri pengadilan yang membebaskan polisi kulit putih, Darren Wilson.
Wilson merupakan tersangka penembak remaja kulit hitam tak bersenjata, Michael Brown, Agustus lalu. Penembakan juga memicu kerusuhan massal ketika itu.
Kepala Kepolisian Kota St Louis Jon Belmar mengatakan, kerusuhan kali ini lebih buruk dibandingkan Agustus. Warga yang marah mendengar keputusan juri, membakar sedikitnya 12 gedung. Situasi menjadi kacau. Warga juga menjarah toko-toko. Di tengah kerusuhan terdengar senjata menyalak berkali-kali. Belmar mengklaim mendengar sekitar 150 tembakan.
Demonstran membakar beberapa kendaraan polisi. Mereka melempar botol dan batu ke arah kantor pemerintahan. Sejumlah toko, seperti Little Caesars Pizza, turut menjadi sasaran. Suara tembakan terdengar jelas di sepanjang jalan Ferguson.
Massa yang marah kemudian berkumpul di depan kantor polisi. Aparat menembakkan bom asap dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan warga di depan kantor polisi. "Pembunuh! Anda bukan siapa-siapa kecuali pembunuh!" teriak demonstran wanita yang meluapkan kemarahannya.
Polisi menangkap 29 warga yang terlibat bentrok saat demonstrasi. "Saya tidak melihat protes damai malam ini, dan saya sangat kecewa dengan itu," ujar Belmar saat memberikan keterangan pers, Selasa (25/11) dini hari.
Di bagian lain di Kota St Louis, para demonstran berkumpul di ruas jalan Interstate 44 dan memblokir semua jalan. Sebelum tengah malam, polisi St Louis mendengar rentetan tembakan dari senjata otomatis di area tempat massa berkumpul. Pesawat dari Kota Lambert ke Bandara Internasional Louis pun tak diizinkan mendarat dengan alasan keamanan.
Wali Kota Ferguson James Knowles III meminta pasukan Garda Nasional yang ditempatkan di pusat komando polisi untuk turun ke jalan. "Mereka di sini. Tapi, saya tidak mengerti mereka tak membantu polisi," ujarnya menjelang tengah malam. Tak lama setelah itu, Guberner St Louis, Jay Nixon, pun menyetujui permintaan Knowles dan meminta tambahan pasukan Garda Nasional ke Ferguson.
Seperti dikutip New York Times, juri pengadilan terdiri dari sembilan orang kulit putih dan tiga kulit hitam. Hasil yang mengejutkan ini diumumkan oleh Jaksa Kota St Louis Robert P McCulloch pada Senin malam waktu setempat. Keputusan itu sangat jauh dari harapan karena keluarga maupun kerabat Michael Brown menginginkan Wilson dihukum seberat-beratnya.
Mereka menganggap aksi Wilson yang menembak Brown sebagai bentuk kebrutalan dari polisi terhadap remaja kulit hitam. Tak hanya keluarga, komunitas Afro Amerika juga meminta agar Darren Wilson didakwa dengan pasal pembunuhan.
Brown tewas ditembak di sebuah jalan di St Louis pada 9 Agustus lalu. Remaja itu sempat bersitegang dengan Wilson sebelum penembakan. Dalam kesaksiannya, Wilson menjelaskan, Brown mendorongnya ke arah mobil. Dia memukul dan mencoba merebut senjata darinya. Kendati begitu, warga kulit hitam AS yang masih dibayang-bayang isu rasial di masa lalu tak sepenuhnya percaya. Pascapenembakan, kerusuhan pecah di Ferguson selama beberapa hari.
Jaksa McCulloch menjelaskan, Wilson menghadapi ancaman dakwaan dari mulai pembunuhan tingkat satu sampai pembunuhan tak sengaja. Namun, juri memutuskan dia bebas.
McCulloch menegaskan, tugas juri adalah memisahkan antara fakta dan fiksi. Sejumlah keterangan saksi, kata dia, bertentangan dengan bukti fisik.
Tak hanya di Ferguson, aksi protes juga berlangsung di Chicago, Seattle, Los Angeles, Oakland, dan Washington DC. Presiden AS Barack Obama meminta demonstran menjalankan aksinya dengan damai. Obama menginstruksikan polisi agar bersikap tenang. Presiden berharap semua pihak menerima keputusan juri itu. "Kita adalah negara yang berdasarkan hukum," kata Presiden Afro Amerika pertama itu menegaskan.
Keluarga Brown yang kecewa dengan keputusan juri mengimbau demonstran agar tidak rusuh. "Kami memahami banyak yang merasakan sakit yang kami rasakan, tapi kami minta kalian menyalurkan kekecewaan kalian dengan cara positif," ujar keluarga Brown dalam pernyataan melalui pegacaranya. n reuters ed: teguh firmansyah