PANGKALAN BUN -- Kebaradaan black box (kotak hitam) pesawat Air Asia QZ8501 berhasil dideteksi sejumlah kapal yang melakukan pencarian, Ahad (11/1). Rencananya, kotak hitam yang diindikasikan terhimpit serpihan pesawat tersebut akan diangkat pada Senin (12/1) ini.
Pada Ahad (11/1) malam, kapal milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), KN Jadayat, mendeteksi keberadaan kotak hitam Air Asia QZ8501 di kedalaman sekitar 30 sampai dengan 32 meter di bawah laut. Posisi penemuan kotak hitam berada di koordinat 3 derajat 37 menit 21.13 detik lintang selatan dan 109 derajat 42 menit 42.45 detik bujur timur.
"Tim penyelam dari TNI AL yang berada di KN Jadayat telah menemukan peralatan yang sangat penting, yaitu black box Air Asia QZ8501," ujar Koordinator Tim Ditjen Hubla Tonny Budiono, kemarin. Menurutnya, kotak hitam tersebut berada dalam impitan serpihan badan pesawat. Keadaan itu menyulitkan tim penyelam mengangkat kotak hitam.
Karena keterbatasan waktu, diputuskan bahwa proses pengambilan kotak hitam akan dilaksanakan Senin (12/1) pagi hari dengan menggeser perlahan-lahan serpihan badan pesawat tersebut. Namun, apabila rencana penggeseran itu gagal, tim akan mengangkat serpihan badan pesawat tersebut dengan menggunakan teknik balon terlebih dulu seperti yang dilakukan pada ekor pesawat. Untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya, tim penyelam TNI AL telah memasang marker buoy atau penanda di lokasi penemuan.
Sebelumnya, lokasi kotak hitam juga dideteksi oleh kapal Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT). Sinyal sinyal itu diduga berasal dari flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) dalam kotak hitam.
Direktur Operasional Basarnas Marsma SB Supriyadi mengungkapkan, sinyal itu ditangkap dua kapal milik BPPT. ''Mungkin satu dari FDR dan satu dari CVR. Mudah-mudahan letaknya berdekatan. Semoga tidak akan menyulitkan (dalam investigasi),'' tutur Supriyadi, di posko gabungan tim SAR di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, kemarin.
Menurutnya, sejak kemarin pagi, sejumlah kapal telah mendeteksi sinyal dari pinger yang melekat pada kotak hitam. Selain KN Jadayat, di antaranya adalah Kapal Baruna Jaya, Kapal Java Enterprise, Kapal Geosurvey, dan KN Pacitan.
Pesawat Air Asia QZ8501 hilang dalam penerbangan menuju Singapura dari Surabaya di Laut Jawa pada Ahad (28/12). Pada Kamis (8/1), bagian ekor pesawat tersebut ditemukan di Selat Karimata. Kendati demikian, kotak hitam yang biasanya terletak di bagian ekor tersebut tak ditemukan pada tempatnya.
Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo mengiyakan bahwa kapal BPPT telah menerima sinyal yang diduga dikirim oleh kotak hitam. "(Ping) ini dikirim dari black box. Insya Allah benar," ujarnya, di gedung BPPT, kemarin.
Titik pancaran sinyal yang ditemukan tersebut berlokasi sekitar 2,5 kilometer barat laut dari lokasi ditemukannya ekor pesawat Air Asia. Kotak hitam diduga terbawa arus laut sehingga berada cukup jauh dari ekor pesawat.
CEO Air Asia Tony Fernandes melalui kicauannya di Twitter meyakini informasi yang mengatakan kotak hitam Air Asia QZ8501 telah ditemukan oleh tim evakuasi gabungan. "Kami percaya black box mungkin telah ditemukan meskipun masih belum dikonfirmasi secara resmi. Tapi informasi yang datang cukup kuat," kata Tony melalui akun Twitter pribadinya, @tonyfernandes, kemarin.
Perekayasa Madya BPPT Yudo Haryadi mengatakan, BPPT juga mendeteksi benda yang diperkirakan adalah bagian dari pesawat Air Asia QZ8501. "Masih indikasi, belum bisa disebutkan indikasi objek yang terdeteksi, dan hasil verifikasi kita belum detail," kata Yudo.
Menurut Yudo, BPPT masih mendalami temuan indikasi benda besar tersebut. Ia mengharapkan, temuan ini positif bagian dari badan pesawat Air Asia QZ8501. rep: reja irfa widodo, halimatus sa'diyah c08/c85 ed: fitriyan zamzami