Kamis 24 Mar 2016 13:00 WIB

WNI Korban Bom Brussels Kritis

Red:

Reuters  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA --  Warga Indonesia ternyata turut menjadi korban bom bunuh diri di Bandara Zaventam, Brussels, Belgia, pada Selasa (22/3). Meilissa Aster Ilona, seorang WNI, bersama kedua anaknya, Lucie Vansilliette dan Philippe Vansilliette, dikabarkan terluka.

Ibu dan kedua anaknya itu berada di bandara saat akan terbang ke Indonesia untuk berlibur. Serangan bom tak hanya menargetkan bandara, tetapi juga Stasiun Metro Maalbek.

Menurut Sekretaris Pertama Fungsi Penerangan Sosbud KBRI di Brussels Devdy Risa, ibu dan kedua anaknya itu koma. Saat ini mereka dirawat di University Hospital Lauven yang dapat ditempuh dalam jangka 20 menit dari Brussels. ''Meilissa dan putrinya masih dalam keadaan kritis, sedangkan putranya kondisinya lebih stabil,'' kata Devdy kepada Republika, Rabu pukul 18.00 WIB.

Menurut dia, kondisi keamanan di Brussels hingga kemarin masih belum stabil. Status siaga tinggi masih diberlakukan. Bandara Zavantem saat ini masih ditutup dan hanya mengizinkan pesawat asing tanpa penumpang untuk mendarat.

Jumlah layanan kereta api bawah tanah berkurang. Sementara, sekolah-sekolah di Brussels tetap menggelar kegiatan belajar-mengajar. Hingga kemarin, Pemerintah Belgia masih belum mengeluarkan daftar resmi korban, khususnya soal kewarganegaraan dan status perawatan.

Devdy menduga itu terjadi karena sulitnya mengidentifikasi dan mendata lebih dari 200 korban luka yang tersebar di 20 rumah sakit di Brussels dan sekitarnya. Sebelumnya, pada hari yang sama, juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, mengeluarkan pernyataan soal korban WNI.

Menurut dia, seorang perempuan Indonesia bersama kedua anaknya mengalami luka parah. Ibu dan anak perempuannya ditempatkan di ruang perawatan intensif. Sedangkan, anak laki-lakinya dirawat di ruang perawatan biasa karena kondisinya lebih stabil.

Arrmanatha menuturkan, Dubes RI di Brussels Yuri Thamrin menerima kabar tentang ibu dan kedua anaknya itu pada Selasa tengah malam waktu setempat. Yuri langsung bergegas menuju rumah sakit untuk bertemu dengan keluarga mereka.

KBRI sudah bertemu dengan suami korban dan menawarkan bantuan yang diperlukan.  Kemenlu telah memastikan bahwa perempuan itu adalah WNI. Namun, karena suaminya warga Belgia, belum dapat dipastikan apakah kedua anaknya WNI atau warga Belgia.

Menteri Kesehatan Belgia Maggie De Block menyatakan, hingga Rabu, korban jiwa akibat ledakan di Bandara Zaventam dan Stasiun Metro Maalbek mencapai 31 orang. Sementara, 200 orang lainnya mengalami luka-luka dalam kejadian nahas itu.

Sejumlah nama korban tewas, terluka, atau hilang sebagian telah diketahui. Korban pertama yang teridentifikasi adalah Adelma Tapia Ruiz. Perempuan berusia 37 tahun yang merupakan ibu dua anak kembar itu adalah warga Peru.

Pelaku teridentifikasi

Polisi Belgia berhasil mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di bandara dan stasiun metro, Selasa lalu. Mereka adalah bagian dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang bertanggung jawab atas serangan di Paris, Prancis, 13 November tahun lalu.

Stasiun televisi dan radio publik Belgia, RTBF, yang mengutip sumber di kepolisian, mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri dalam serangan ganda di Brussels adalah dua bersaudara bernama Khalid dan Ibrahim el-Bakraoui.

Ibrahim el-Bakraoui memantik dua alat peledak di Bandara Zaventam. Aksinya menewaskan dirinya sendiri serta 11 orang lainnya. Lebih dari 90 orang terluka. Khalid el-Bakraoui bertanggung jawab atas ledakan pada kereta di Stasiun Metro Maalbek.

Jarak stasiun itu sekitar 250 meter dari kantor Komisi Eropa. RTBF menyebut, setidaknya 14 orang tewas, termasuk Khalid dan lebih dari 130 orang mengalami luka-luka. Pada Selasa, polisi memublikasikan informasi tentang tiga orang yang tertangkap kamera CCTV bandara. Tiga orang itu terlihat sedang mendorong troli.

Pada Rabu pagi, sejumlah laporan awal menyatakan, dua orang yang mengenakan pakaian hitam adalah Bakraoui bersaudara. Surat kabar DH melaporkan, orang ketiga yang tertangkap kamera melarikan diri.

Sosok tersebut diyakini bernama Najim Laachraoui, mengenakan jaket dan topi warna terang. Ia terkait langsung serangan di Paris, Prancis, pada 13 November 2015. Laporan terakhir RTBF menyatakan hanya Ibrahim el-Bakraoui yang beraksi di bandara.

Laporan tersebut menimbulkan dugaan bahwa ada pelaku keempat yang terlibat dalam serangan. Bakraoui bersaudara merupakan warga Belgia. Mereka memiliki catatan kriminal. Khalid, dengan nama palsu, menyewa apartemen yang sempat diserbu pekan polisi pekan lalu.

Penyerbuan ke apartemen itu dalam upaya pengejaran terhadap Salah Abdeslam, pelaku utama serangan di Paris yang menyebabkan sekitar 130 orang kehilangan nyawa. Lima hari lalu, Abdeslam akhirnya berhasil ditangkap.

Pada Rabu, sejumlah media Belgia sempat melaporkan bahwa Najim Laachraoui, pelaku yang melarikan diri, berhasil ditangkap di Anderlecht. Namun, mereka kemudian meralat berita itu dan menyatakan orang yang ditangkap polisi bukanlah Laachraoui.

Wali Kota Zaventam Francis Vermeiren mengatakan, pelaku bom bunuh diri di bandara menuju bandara dengan taksi. Mereka menyimpan bom di tas yang mereka bawa. Mereka menempatkan tas di atas troli. Dua bom pertama meledak. Pelaku bom bunuh diri ketiga, jelas Vermeiren, juga menyimpan tas berisi bom di atas troli, tetapi bom tidak meledak. Itu membuatnya panik.

Di tempat lain, setelah melihat ketiga pelaku dari rekaman CCTV, seorang pengemudi taksi melaporkan diri ke pihak berwajib. Ia mengaku menjemput ketiganya di sebuah apartemen dan mengantar mereka ke bandara.

Sopir tersebut mengatakan, mereka membawa banyak tas hingga tak cukup dimasukkan ke mobil. Ketiga penumpangnya tersebut akhirnya meninggalkan sebagian bawaan di apartemen. Sesampai di bandara, ia tak diizinkan untuk membantu menurunkan tas-tas dari mobil

Laporan tersebut memandu penyerbuan polisi ke apartemen di Schaerbeek. Mereka menemukan sebuah alat peledak berisi paku, bendera ISIS, serta bahan-bahan kimia. Jaksa Federal Frederick van Leeuw mengatakan, dua pelaku mengenakan kaos tangan hitam di tangan kiri untuk menyembunyikan detonator.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di bandara dan stasiun metro tersebut. ISIS juga mengingatkan, akan datang hari-hari yang kelam bagi negara yang memerangi mereka di Suriah dan Irak. Pesawat tempur Belgia memang ikut dalam armada koalisi internasional menyerang ISIS.

Soal serangan di Brussels, ISIS menyatakan, ''Para tentara khalifah dilengkapi dengan rompi bunuh diri serta membawa peledak dan senjata mesin.'' Saat ini, sekitar 300 warga Belgia bergabung dengan ISIS. rep: Melisa Riska Putri, Gita Amanda  ap/reuters ed: Ferry Kisihandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement