Kamis 09 Jun 2016 12:00 WIB

Bunuh Tentara, Geng Motor Meresahkan

Red:

BANDUNG -- Aksi pembunuhan terhadap anggota TNI di Kota Bandung, Jawa Barat, meningkatkan keresahan warga terkait keberadaan berandalan bersepeda motor. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta fenomena ini ditindak secepatnya.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengatakan, akan meningkatkan koordinasi dengan kepolisian terkait kembali maraknya aksi kejahatan geng motor. "Kita berupaya dengan polisi membentuk tim dengan komunitas motor itu untuk saling berbagi informasi intelijen juga," katanya di Kota Bandung, Rabu (8/6).

Ia mengatakan, akan meminta kepolisian dengan segera menindaklanjuti jika terjadi aksi kekerasan geng motor sekaligus mencari cara agar membuat kondisi Kota Bandung lebih kondusif. "Kalau ini berkelompok, saya sampaikan ke polisi untuk segera menindaklanjuti dan mencari cara," ujarnya.

Ia juga meminta tim khusus juga mesti dibentuk kepolisian sebagai upaya mengendalikan kejahatan yang dilakukan secara berkelompok tersebut. Hal itu ia harapkan dapat menjadi langkah untuk mencegah dan meminimalisir aksi geng motor.

Polrestabes Kota Bandung juga menyatakan, akan meningkatkan antisipasi aksi brutal geng motor dengan berpatroli. Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Joni mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan seluruh polsek untuk berpatroli, terutama di wilayah-wilayah yang dianggap rawan kejahatan geng motor. "Seperti di kawasan Bandung Timur yang rawan geng motor," kata Joni kepada Republika.

Ia menambahkan, geng motor yang kerap meresahkan tidak dapat langsung ditindak pidana dengan tujuan menghilangkan keberadaannya. Pasalnya, kepolisian hanya dapat menindak setelah adanya tindak pidana yang dilakukan, seperti penganiayaan.

Joni juga mengatakan, kebanyakan anggota geng motor adalah pengangguran. Mereka baru aktif saat malam hari ketika nongkrong bersama kelompoknya. Dari situ, kata Joni, bisa terjadi ada yang bikin tersinggung sedikit, langsung panas.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kejahatan yang melibatkan geng motor sedianya cenderung menurun. "Sejauh ini, dari tahun-tahun sebelumnya sebenarnya menurun karena petugas patroli terus memantau. Cuma untuk kasus Pratu Galang, kita masih selidiki kenapa bisa terjadi," kata Kapolrestabes.

Pratu Galang menjadi korban aksi kejahatan jalanan di Kota Bandung pada Ahad (5/6) dini hari. Anggota TNI AD Pusdiklat Passus itu meninggal dunia usai ditusuk gerombolan bermotor di Jalan Rajawali yang merupakan perbatasan antara Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Menurut keterangan kepolisian, saat kejadian yang bersangkutan baru kembali dari melaksanakan kegiatan bersama teman-temannya di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Dalam perjalanan kembali ke kesatuan, Pratu Galang diberhentikan sekelompok orang, kemudian dipukuli dan ditusuk, lalu ditinggalkan di jalan.

Pratu Galang ketika itu sempat ditolong sejumlah warga dan dibawa ke RS Rajawali. Namun, karena yang bersangkutan anggota militer, ia selanjutnya dipindahkan ke Rumah Sakit Dustira Kota Cimahi setelah mendapatkan pertolongan awal.

Di RS Dustira, dilakukan tindakan operasi untuk memberikan pertolongan terhadap Pratu Galang. Namun, karena luka yang diderita terbilang parah, nyawa Pratu Galang tidak bisa diselamatkan. Pada Ahad (5/6) sekitar pukul 16.17 WIB, yang bersangkutan dinyatakan meninggal dunia dan selanjutnya dibawa ke daerah Ponorogo untuk dimakamkan.

Belum sebulan lalu, gerombolan bermotor juga melakukan penyerangan terhadap warga di Jalan Raya Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi. Dalam kejadian yang terjadi sekitar pukul 00.30 WIB pada Ahad (15/5) itu, dua remaja menjadi bulan-bulanan dan mesti dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami sejumlah luka bacok.

Dari hasil pengembangan, polisi berhasil menangkap dua dari 10 pelaku penganiayaan yang mencoba melarikan diri ke arah Jalan Raya Baros. Dari tangan tersangka, polisi menyita sebilah samurai, jaket geng motor XTC, motor Honda CBR 150, dan satu botol minuman keras.

Aksi berandal motor pada 19 Maret 2016 juga mengakibatkan seorang meninggal di Jalan Ahmad Yani, Kota Garut. Pada 1 Maret 2016, aksi perampokan serta penembakan juga memakan korban di Purwakarta.

Terkait kasus pembunuhan aparat TNI, pihak kepolisian mengklaim telah mengantongi sejumlah nama anggota geng motor di Bandung. Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Irjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan TNI atas peristiwa tersebut.

"Kelompok-kelompok itu sudah kita cari semua. Sudah kita inventarisasi dan dilakukan penelitian dan penyelidikan," ujar Ari di Mabes Polri, kemarin. Perihal keberadaan kelompok geng motor, Ari mengatakan belum bisa menjelaskan lebih dalam. Ia beralasan karena peristiwa itu masih dalam tahap penyidikan aparat.

Di lain pihak, Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Letkol Arh Mokhamad D Aryanto mengatakan, personel dari komandonya akan membantu pihak kepolisian dari Polrestabes Bandung untuk menguak kasus tersebut. "Sekarang masih dalam proses penyelidikan yang dilakukan Polrestabes Bandung dibantu teman-teman dari Kodam III/ Siliwangi karena kejadiannya di wilayah kodam," kata Aryanto kepada Republika, kemarin.

Ia mengatakan, sejumlah bukti yang dapat menjadi titik terang kasus sudah dikumpulkan, salah satunya pantauan kamera CCTV di lokasi yang dapat membantu mengidentifikasi pelaku. Rekaman CCTV tersebut masih didalami para penyelidik.

Aryanto menegaskan, pada akhirnya penyelidikan akan diserahkan kepada aparat kepolisian. "Kami yakin polisi bisa mengungkapnya," kata dia.   rep: Zuli Istiqomah, Mabruroh, ed: Fitriyan Zamzami

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement