Sabtu 24 Dec 2016 15:28 WIB

Stok Cukup, Kemendag Tahan Harga Bahan Pokok

Red: Arifin
Pekerja merapikan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jum'at (16/12).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Pekerja merapikan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Jum'at (16/12).

JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, stok kebutuhan pokok pangan hingga akhir tahun akan cukup. Kecukupan kebutuhan tersebut diharapkan bisa menahan laju kenaikan harga barang pokok.

Dari perkembangan yang ada dan dari identifikasi stok yang kita lakukan di sejumlah daerah. Kemudian, telah berkoordinasi dengan asosiasi terkait sampai pelaku usaha, kita sebut bahwa stok pangan akhir tahun cukup, kata Enggar dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (23/12).

Enggar memaparkan, untuk beras, pedagang beras di Pasar Induk Cipinang yang menjadi gudang beras stoknya cukup hingga empat bulan ke depan. Sedangkan Bulog, saat ini memiliki stok beras mencapai 1,6 juta ton yang diprediksi cukup hingga lima bulan.

Untuk gula pasir, Bulog dan PPI telah menyiapkan stok mencapai 300 ribu ton jika memang harga di pasaran tiba-tiba melonjak. Dengan begitu, sewaktu-waktu bisa terjun untuk meredakan kenaikan harga gula. Harga eceran tertinggi (HET) pun akan dipatok Rp 12.500 per kilogram (kg).

Sementara untuk daging sapi atau kerbau, Enggar menyebut komoditas ini stoknya sangat mencukupi. Kemendag juga telah berkoodinasi dengan sejumlah distributor, termasuk Asosasi Distributor Daging Sapi (ADDI), agar bisa menekan daging beku di angka Rp 80 ribu per kg.

Yang importir kita sudah lihat gudangnya. Jangan pernah bermain dengan harga, berapa pun masukan. Kalau nggakada importir, BUMN akan masuk intervensi harga, ujar Enggar.

Harga minyak goreng pun mulai mengalami kenaikan dalam dua pekan terakhir. Namun, Kemendag telah memanggil asosiasi yang berkecimpung dalam perda gangan minyak goreng, dan telah disepakati akan ada HET untuk komoditas tersebut.

Kami ingatkan untuk sama-sama menjaga. Jangan memanfaatkan liburan ini dengan memaksimalkan keuntungan sepihak karena stok tersedia, kata Enggar menegaskan.

Menurut Enggar, terdapat kenaikan harga bahan pokok di sejumlah daerah, khususnya di luar Pulau Jawa. Meski demikian, kenaikan harga ini terbilang aman dan bahan pokok ini masih terjangkau untuk dibeli masyarakat.

Dia pun menegaskan, tidak ingin mengadakan operasi pasar untuk mengendalikan kenaikan harga pangan yang terlampau tinggi. Operasi pasar, dianggap dia, justru bisa merugikan para pedagang yang ada di pasar itu.

 

Stok dan timbun 

Kementerian Perdagangan juga mengizinkan pedagang untuk menyetok komoditas pangan. Syaratnya, komoditas tersebut tidak ditimbun agar tak membuat komoditas justru sedikit di pasaran.

Enggar mengatakan, menyetok dan menimbun merupakan dua hal yang berbeda. Ketika me nyetok, para pedagang mengumpulkan barang untuk menjaga agar pendistribusian dalam kurun waktu tertentu berjalan lancar.

Sedangkan ketika pedagang menimbun, mereka mengumpulkan dan menahan barang sehingga ada lonjakan harga di pasaran. Kalau untuk menyetok tidak apa-apa. kita juga melakukan monitoring perputaran barang, ujar Enggar.

Mendag menjelaskan, salah satu komoditas yang biasanya akan distok adalah beras. Komoditas ini lebih banyak distok karena kebutuhan akan beras kerap mengalami pelonjakan, seperti menjelang Natal dan Tahun Baru. Dengan kondisi tersebut, pedagang juga sebenarnya tidak bisa menyetok terlalu lama karena pasar akan membutuhkan barang.

Selain itu, Kemendag telah berkoordinasi dengan para pedagang di sejumlah pasar dan gu dang komoditas untuk tidak melakukan penimbunan, tapi meningkatkan jumlah kapasitas barang. Untuk melakukan pening katan barang dalam jumlah besar, para pedagang ini juga harus melaporkan tempat atau gudang yang akan digunakan, agar Kemendag bisa ikut serta mengendalikan kegiatan penambahan kapasitas tersebut.

Mereka harus melaporakan gudangnya di mana, berapa banyak yang distok. Sehingga kita ada manajemen yang bisa kontrol, kata Enggar. Dengan cara seperti ini, pengedalian akan lebih mudah dilakukan. Hal ini juga memperkecil kemungkinan pedagang menimbun komoditas.

Sementara itu, para pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengatakan, kenaikan harga bahan pokok menjelang pergantian tahun mulai terjadi. Salah satu pedagang sembako, Nurhayati mengatakan, komoditas cabai seperti cabai rawit kembali naik sejak empat hari yang lalu. Cabai rawit merah, sampai 80 ribu, biasanya 50 ribu sekilo, ujarnya saat ditemui di Pasar Minggu, Jumat (23/12).

Nurhayati mengatakan, sebagian dari bahan pokok juga ada yang turun dan stabil, seperti bawang merah dan cabai keriting. Sedangkan harga beberapa bahan pokok lainnya, seperti beras, gula, dan minyak goreng cenderung stabil.

Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam ras dan telur ayam ras. Salah seorang pedagang telur ayam ras, Tarmuzi mengatakan, kenaikan harga telur tidak begitu melambung. Yang biasanya 20 ribu per kilo jadi 23 tibu per kilo, ujarnya. Sedangkan untuk daging ayam ras, naik dari Rp 18 ribu per kilogram menjadi Rp 23 ribu per kilo gram.     rep: Debbie Sutrisno, Singgih Wiryono, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement