Sabtu 23 Aug 2014 13:30 WIB

Sidang Hambalang Berhias Tawa

Red: operator

Ada yang berbeda saat sidang kasus Hambalang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Ka mis (21/8) malam. Ketegangan yang kerap terjadi sedikit mencair. Anas Urbaningrum yang duduk di kursi pesakitanpun bahkan bisa tergelak. Penyulut gelak tawa itu adalah dua saksi, yakni Aan Ikhyaudin dan Heri Sunandar.Mereka adalah bekas sopir pribadi Nazaruddin dan istrinya, Neneng Sri Wahyuni.

Tercatat tiga kali riuh gelak tawa mewarnai jalannya persidangan. Keterangan yang disampaikan kedua saksi tersebut spontan meluncur dari mulut mereka dan acap kali dianggap konyol.

Aan dikenal sangat dekat dengan majikannya. Lelaki yang sebetulnya sudah empat kali mangkir dari sidang Hambalang ini ngototmenyebut Anas adalah bos besar di anak perusahaan Permai Grup, PT Anugrah Grup. Hakim sempat meragukan pernyataan Aan karena keyakinannya itu didapat dari obrolan rekan-rekannya di kantor.

Namun, ia buru-buru menegas kan, jika ia sering mendengar pembi caraan Anas dan Nazaruddin di atas mobil yang seperti seorang bos berbicara pada anak buahnya. 'Naz, ente harus beresin yang ini, yang itu, jangan salah,'' kata Aan menirukan perkataan Anas. Nazaruddin pun selalu menimpali kalimat-kalimat Anas dengan ucapan: `'Siap Bos, siap."

Dalam kesempatan lainnya, keterangan Aan kembali mengundang tawa. Yakni, ikhwal bagi-bagi uang di sebuah hotel tempat kader Partai Demokrat (PD) berkumpul sebelum menuju kongres partai di Kota Bandung, Jawa Barat, 2010 silam.

Dengan percaya diri, Aan mengatakan, ia ikut membagikan uang kepada sejumlah dewan pimpian cabang (DPC)

agar memilih Anas menjadi ketua umum (ketum) partai. Meski mengaku lupa siapa saja yang mendapat uang saweran darinya, Aan yakin mereka adalah ketua DPC-DPC PD.

'Saya bagikan ke ketua DPCDPC,'' kata Aan. Saat menyampaikan hal itu, Anas terlihat berusaha menahan diri agar tidak tertawa terpingkal.

Saat seorang jaksa kemudian menanyainya dari mana mengetahui jika mereka adalah ketua DPC? Aan dengan spontan menjawab: ''Ya, soalnya mereka pakai jas Demokrat, berarti mereka ketuanya,'' kata Aan.

Di balik riuhnya gelak tawa, terdengar dari kursi pengunjung sidang bahwa siapa pun tahu, dalam sebuah kegiatan resmi partai manapun, jas menjadi identitas seluruh kader, bukan hanya dikenakan seorang ketua. Pada momen ini, Anas yang duduk di ujung meja penasihat hukumnya tampak kembali menahan tawanya.

Masih soal bagi-bagi uang sebelum Kongres PD, keterangan saksi yang cenderung konyol juga muncul ketika ia ditanya bagaimana cara dia membagikan uang. Aan mengatakan, uang tersebut dipisahkan dalam amplop sesuai mata uangnya sehingga ada amplop berisi dolar Amerika dan ada berisi rupiah.

Untuk sidang selanjutnya, Anas akan berhadapan dengan saksi kunci sekaligus sosok yang keterangannya mampu menyeret eks ketua HMI ini hingga ke balik jeruji tahanan KPK.Dia adalah Nazaruddin, bekas koleganya di partai yang sama-sama membesarkan nama Demokrat.

Head to head antara keduanya dalam persidangan, Senin (25/8) mendatang, diyakini akan menyuguhkan suasana berbeda 180 derajat dengan sidang kali ini, yang masih diwarnai gelak tawa.

rep:Gilang Akbar Prambadi ed: andi nur aminah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement