Jumat 05 Sep 2014 17:00 WIB

Pengawasan Masih Tradisional

Red: operator

Pengungkapan yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait peredaran narkoba dari balik jeruji besi bukan barang baru. Tahun demi tahun, selalu ada kasus serupa terungkap.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny Sompie mengatakan, yang mesti disorot adalah bagaimana para napi masih bisa mengendalikan jaringan. "Jika memang dia ada di dalam penjara, mengapa masih bisa berkomunikasi dengan yang di luar lapas," ungkapnya.

Menurutnya, lancarnya komunikasi antara pesakitan dengan dunia luar mestinya diantisipasi. Mesti ada mekanisme pengawasan yang ketat terkait penggunaan telepon genggam di dalam bui.

Soal kendali narkoba dari dalam lapas di Kalimantan Barat, Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Handoyo Sudrajat mengatakan, pihaknya belum bisa mengonfirmasi informasi dari BNN. Handoyo mengatakan, anak buahnya tengah melakukan pengecekan di Lapas Pontianak.

Kendati demikian, Handoyo tak menampik kemungkinan bahwa lapas disusupi jaringan narkoba internasional. Ia mengatakan, potensi tersebut didorong minimnya fasilitas dan sumber daya manusia yang dimiliki Ditjen PAS. Terlebih, kata Handoyo, peredaran narkoba selalu berubah dalam modusnya. "Pencuri kan selalu satu langkah di depan petugas," imbuh Handoyo.

Sebagai langkah prefentif, Handoyo menjelaskan, pihaknya telah memiliki sistem dan prosedur pengawasan di lapas. Sistem penggeledahan, misalnya, sudah dirancang selalu berubah-ubah. Namun, sistem tersebut terbilang masih tradisional dibanding sistem pengawasan lapas di luar negeri.

Idealnya, menurut Handoyo, setiap lapas di Indonesia dilengkapi dengan teknologi dalam pengawasan. "Bagaimana mau mengawasi penggunaan telpon seluler, kami saja tidak punya alat penyadap telepon," ujarnya.

Selain itu, kompetensi pegawai di lapas juga mesti ditingkatkan. Handoyo mengatakan, BNN atau pihak lain mestinya bisa bekerja sama dengan mengikutkan pegawai Ditjen Pas dalam pelatihan-pelatihan. "Anggaran kami sangat terbatas," ungkap Handoyo. rep:adi wicaksono/c75 ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement