Ahad 07 Jun 2015 17:33 WIB

Kedua Kali, Keluarga Angeline Abaikan Kunjungan Menteri

Red: operator

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana mengaku sangat kecewa dengan sambutan keluarga Angeline. Rasa prihatinnya terhadap kasus anak hilang itu tak digubris oleh keluarga korban.

"Dia kan tahu kalau kami mau datang, tapi dia justru tidak ada di rumah," kata Yohana di Denpasar, Bali, Sabtu (6/6).

Di rumah Margaretha, yakni orang tua angkat Angeline, Yohana hanya ditemui seorang satpam yang disewa semenjak mencuatnya berita hilangnya anak itu. Sebagaimana diberitakan, Angeline hilang sejak 16 Mei, tapi hingga kini belum ditemukan jejaknya.

Oleh satpam, Menteri Yohana dipersilakan masuk melihat sepintas kondisi rumah Angeline yang dipenuhi banyak hewan, seperti ayam, burung, dan anjing. Kepada Menteri Yohana, satpam Dewa Ketut Raka memberitahukan, sejak Jumat malam Margaretha tidak pulang ke rumah. "Ibu Margaretha tidak ada di rumah," kata Raka.

Ini adalah kunjungan menteri kedua kali yang dientengkan Margaretha. Sebelumnya, kunjungan Menpan RB Yuddhy Chrisnandi pada Jumat (5/6) juga tak digubris. "Harusnya, ada kunjungan menteri, keluarga menemui," terang Yohana.

Menurut Yohana, kedatangannya ke rumah Margaretha karena ingin mendengarkan ihwal hilangnya Angeline. Dengan demikian, dia mengetahui secara jelas permasalahannya dan bersama-sama mencari keberadaan bocah berusia delapan tahun itu. "Anak hilang itu bukan main-main, apalagi sudah lama hilang, tidak boleh main- main. Keluarga harus ikut bertanggung jawab," imbuhnya.

Menurut Yohana, jika nantinya polisi menemukan ada indikasi keterlibatan pihak keluarga dalam kasus hilangnya Angeline maka bisa dijerat Pasal 81 dan 82 UU Perlindungan Anak. Ancamannya pidana lima hingga 15 tahun dan denda hingga Rp 1 miliar. "Yang terkait bisa ditahan untuk memudahkan pemeriksaan,"katanya. Ahmad Baraas  ed: Nina Chairani

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement