Rabu 30 Dec 2015 13:00 WIB

Aparat Buru Penyerang Polsek Sinak

Red: operator

REPUBLIKA.CO.IDAparat Buru Penyerang Polsek Sinak

JAKARTA -- Polda Papua terus melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang menyerang dan menewaskan tiga orang anggota Polsek Sinak, Papua, Ahad (27/12). Kelompok yang diperkirakan berjumlah 20 orang itu sudah berada di luar Sinak.

"Mereka sudah ada di pegunungan sebelah," ujar Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpaw, saat dihubungi, Selasa (29/12). Menurut Paulus, dua regu diturunkan untuk melakukan pengejaran. Mereka juga dibantu oleh TNI dan masyarakat setempat.

Pengejaran cukup sulit dilakukan karena mereka tidak menetap. Hal itu yang membuat aparat tidak dapat menangkap kelompok yang pernah melakukan tindakan kriminal tersebut sejak tahun lalu.

Saat ditanya apakah kelompok tersebut juga memiliki misi kemerdekaan Papua, menurut Paulus belum ditemukan. Meskipun, tuturnya, tidak menutup kemungkinan terdapat beberapa anggotanya yang pernah bergabung dengan OPM. "Nggak ada mereka hanya mencari jati diri," ucapnya.

Paulus mengatakan, kelompok yang menyerang itu menari-nari pascapenyerangan. Tarian tersebut untuk merayakan kemenangan. "Karena mereka menganggap perang, berhasil itu dianggap kemenangan," ujar Paulus.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, kelompok bersenjata yang menyerang Polsek Sinak merupakan anggota OPM. "Dipastikan OPM," ujar Badrodin, di Rupatama Mabes Polri, Selasa (29/12).

Mantan kapolda Jawa Timur itu menjelaskan, motif penyerangan tersebut untuk merampas senjata. Sebab, Polri dan TNI yang memungkinkan untuk melakukan perampasan.

Sebab itu, penyerangan dilakukan ke Polsek Sinak. Kehidupan mereka, kata Badrodin, bergerilya. Setiap kelengahan, baik TNI maupun Polri selalu dimanfaatkan. "Namanya juga kelompok sipil bersenjata," ucap Badrodin.

Peristiwa tersebut disesalkan oleh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Papua, Pdt Carles Simaremare. "Kita menyesalkan penembakan itu karena menurut saya bukan sikap seorang manusia," ujar Pdt Carles.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan mengunjungi Papua untuk merayakan malam pergantian tahun baru di Kabupaten Raja Ampat, Papua. Wakapolri Komjen Pol Budi Gunawan mengatakan, untuk sementara tidak ada penambahan pasukan untuk mengawal kunjungan Presiden tersebut. Karena pengaturan pasukan pengamanan di empat lokasi yang akan dikunjungi Presiden Jokowi sudah cukup.

"Setting kedudukan pasukan pengamanan sudah cukup di empat lokasi yang beliau (Jokowi) kunjungi, termasuk langkah-langkah antisipasi kekuatan di sana sudah kita tambah," kata Budi di Jakarta, Senin (28/12)

Sementara, terkait persiapan Tahun Baru 2016 di Papua, menurut Budi, juga akan ada pengamanan khusus, dan Mabes Polri sudah melakukan penambahan pasukan di beberapa tempat yang berpotensi terjadinya tindakan kekerasan.

"Ada, khususnya di Puncak Jaya kita sudah tambah pasukan di sana. Kemudian, di wilayah lain yang berpotensi masih berkaitan dengan pilkada dan permintaan oleh Presiden, di Sorong Selatan, Merauke, Wamena, dan di tempat wisata Raja Ampat," ucapnya. n c39/c27 ed: muhammad hafil 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement