Ahad 10 Jan 2016 13:00 WIB

Waspadai Kelompok Radikal

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Waspadai Kelompok Radikal

NENI RIDARINENI, YULIANINGSIH 

YOGYAKARTA -- Cendekiawan Muslim, Ahmad Syafii Maarif, menilai, tak menutup kemungkinan kelompok radikal terlibat dalam kasus hilangnya beberapa orang di Yogyakarta.

Syafii menilai, kebe r a daan kelompok radikal ini me mang meresahkan. Mereka ha dir karena keadilan sosial belum sepenuhnya terpenuhi. Pria yang akrab disapa Buya Syafii ini pun meminta agar pengaruh kelom - pok radikal ini ditelusuri.

\"Menurut saya, gejala seperti itu sementara. Selama keadilan sosial belum ada, pasti ada kasus seperti itu. Namun, selama keadilan sosial ditegakkan di Indonesia, kelompok radikal tidak akan mendapat tempat,\" kata Syafii Maarif pada wartawan di Yogyakarta baru-baru ini.

Buya Syafii berpesan kepada masyarakat agar tetap waspada dan jangan mudah terpengaruh dengan ajaran-ajaran yang me - nyimpang. Buya menyebut gerakan yang suka memengaruhi orang itu dengan sebutan \"teo - logi maut\". \"Mereka ini berani mati namun sebenarnya tidak berani hidup,\" jelas Buya Syafii. 

Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Propinsi DIY Agung Supriyono mengajak masyarakat mengantisipasi pengaruh radikalisme yang menyebabkan seseorang rela meninggalkan keluarga tanpa kabar.

Agung menyebut masyarakat harus menguatkan rasa keIndonesiaan agar bisa menangkal radi kalisme. \"Yang perlu diantisipasi adalah menjaga keindonesiaan warga. Ada indikasi mereka yang menghilang itu ikut ge r akan yang mengarah ke radikalisme,\" kata dia.

Kejaksaan Tinggi (Kejati) DI Yogyakarta (DIY) yang menjadi koordinator tim koordinasi pengwasan aliran kepercayaan dan aliran keagamaan (Pakem) ikut melakukan penelusuran ter hadap kasus pegawai negeri sipil (PNS), dokter, dan masyarakat sipil di DIY yang hilang secara misterius.

Asisten Intelejen Kejati DIY Joko Purwanto mengatakan, Tim Pakem memang bertugas melakukan pengawasan terhadap aliran keagamaan dan aliran kepercayaan termasuk di dalamnya yang diindikasikan kelompok radikal. \"Kita siap berkoor - dinasi dengan aparat kepolisian,\" ujarnya, Jumat (8/1).

Seperti diketahui, Polda DIY pekan lalu mendapat laporan adanya orang hilang. Mereka adalah dr Richa Tri Handayani (28) dan anaknya, hilang tak ada kabar saat akan menjenguk suaminya di Yogyakarta pada 30 Desember 2015. Keduanya pergi dari rumah saudaranya yang ada di Magu wo - harjo, Depok, Sle man, setelah dijemput saudara sepupunya. 

Hal serupa juga terjadi pada Diah Ayu Yulianingsih (28), warga Wedomartani, Ngemplak. Dia hilang bersama anaknya setelah rumah mereka didatangi se - orang perempuan tak dikenal pada Jumat, 11 Desember 2015. 

Setelah itu seorang PNS RSUP Dr Sardjito Yogyakarta berinisial ES juga dilaporkan menghilang bersama suami dan anaknya setelah mengajukan izin cuti pada Oktober 2015 lalu. 

(ed:hafidz muftisany)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement