JAKARTAP-raktik prostitusi daring (online) kembali menjadi sorotan. Salah satu situs penyedia jasa tenaga kerja sales promotion girl (SPG) yang belum lama di ungkap ternyata menjalankan praktik prositusi daring terselubung. Polisi telah membongkar bahwa website penyedia jasa SPG tersebut ialah www.spgusherin donesia.com.
Alih-alih dapat menyediakan talenta model atau SPG untuk sebuah ajang, situs ini ternyata menjajakan wanita pekerja seks komersial (PSK). Subdit IV Cyber Crime Ditres krimsus Polda Metro Jaya berhasil membongkar praktik prostitusi daring yang menyediakan model, pramugari, dan SPG sebagai PSK. Para model dan SPG itu dibanderol Rp 5 juta sampai Rp 7 juta untuk sekali kencan.
Dari hasil penelusuran tim Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, polisi telah menangkap seorang mucikari berinisial AN dan seorang model berinisial T yang menjadi PSK. Ini berawal dari kecurigaan petugas Cyber Crime yang menemukan sebuah situs penyewaan model dan SPG untuk acara-acara.
Setelah di telusuri, ternyata jasa penyewaan itu hanyalah kedok prostitusi. Seorang mucikari dan model sudah ditangkap, kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Fadil Imran, Sabtu (20/8). Polisi yang menyamar, lanjut Fadil, berhasil menangkap mereka di sebuah hotel di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan. Dari bukti- bukti yang ada, polisi langsung menetapkan mucikari tersebut sebagai tersangka atas dugaan prostitusi.
Sementara, menurut Kasubdit IV Cyber Crime Ditres krimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Pasaribu, situs tersebut banyak menampilkan foto-foto dan data diri wanita muda berparas cantik. Polisi yang menyamar langsung menghubungi AN yang bertindak sebagai founder dan CEO situs itu lewat Whatsapp. Dalam berkomunikasi, AN hanya mau berhubungan dengan pelanggan lewat What sapp dan BBM, ucap Roberto. Lewat Whatsapp, AN mengirim daftar sejumlah wanita lengkap dengan foto, umur, dan tarif yang dibanderol.
Kepada petugas yang menyamar, AN juga sempat menawarkan seorang pramugari berinisial V dengan harga Rp 7 juta untuk sekali kencan. Setelah mengaku tak punya uang sebanyak itu, petugas ditawari seorang mantan model berinisial T dengan tarif Rp 5 juta per sekali ken can. Roberto menambahkan, setelah melihat keseriusan setiap calon pelanggannya, AN juga mengirim foto-foto dan data diri sejumlah wanita lainnya dengan tarif bervariasi. c39, ed: Nina Chairani