Kamis 05 Jan 2017 14:00 WIB

TNI tak Diuntungkan

Red:

JAKARTA -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) menghentikan sementara kerja sama militer dengan Australia. Selama ini kerja sama bidang pertahanan kedua negara itu dinilai tidak menguntungkan Indonesia.

"Iya betul menghentikan sementara, bukan memutuskan kerja sama," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Wuryanto, di Jakarta, Rabu (4/1).

TNI memutuskan penundaan kerja sama militer dengan Australian Defence Force (ADF) setelah evaluasi. Dia mengatakan, ada hal teknis yang dianggap tidak menguntungkan TNI.

Ada masalah teknis yang harus diperbaiki dan disempurnakan untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua pihak. Semuanya masih dalam evaluasi. Dia mengatakan, perlu penyempurnaan dan peningkatan agar hubungan kedua pihak semakin baik. Penghentian kerja sama sementara itu meliputi berbagai aspek, di antaranya latihan bersama, pendidikan, tukar-menukar perwira, hingga kunjungan antarpejabat.

"Intinya, kerja sama ini mestinya harus saling menguntungkan, saling memberikan manfaat, saling menghormati dan saling menghargai," tuturnya.

Komisi I DPR akan mendalami keputusan TNI yang menghentikan sementara kerja sama militer dengan ADF. Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari mengatakan, pihaknya akan melihat penyebab utama keputusan tersebut. Penghentian kerja sama ini jangan sampai mengganggu hubungan bilateral Indonesia dengan Australia.

Dia mengaku belum tahu secara rinci dan teknis penyebab keputusan itu. Namun, yang pasti sebagai negara bertetangga, Indonesia-Australia harus saling menghormati. Menurut dia, langkah menghentikan sementara kerja sama itu sudah tepat, karena bagian dari mendinginkan suasana. "Kita tersinggung berat juga kalau benar mereka menghina lambang negara kita," ujarnya.

Anggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi mendukung penuh respons TNI yang menghentikan sementara kerja sama latihan militer dengan Australia. Sebab, sudah seharusnya Australia menghargai Indonesia sebagai mitra yang sejajar, bukan melecehkan.

Dia menduga, militer Australia iri dengan kemampuan prajurit TNI. Misalnya, TNI menjuarai lomba menembak di Australia. Seharusnya negara itu berterima kasih kepada Indonesia karena TNI mau berbagi ilmu.

"Militer Australia kali ini menunjukkan itikad tidak baik yang cenderung provokatif. Pada rapat kerja masa sidang berikut, akan kami konfirmasikan secara rinci bagaimana bentuk pelecehan tersebut," tegasnya.

Menurut dia, masyarakat Indonesia berhak tahu siapa sahabat Indonesia yang benar-benar menghormati bangsa Indonesia. Namun, Bobby masih berharap kejadian itu adalah kesalahpahaman, tetapi apabila benar ada pelecehan, bukan hanya penghentian kerja sama, kalau perlu langkah-langkah diplomatik harus dilakukan.

Anggota Komisi I DPR Supiadin mengatakan, langkah TNI menghentikan kerja sama ini harus didukung. Pihaknya tidak terima jika TNI yang selama ini mendukung hubungan bilateral yang baik justru dicederai oleh Australia yang diduga melakukan hal yang menyinggung nama baik negara.

Anggota DPR dari Fraksi Nasdem itu menilai, kerja sama antarnegara harus memegang teguh prinsip-prinsip kesetaraan. Kedua pihak harus saling menghormati dan saling menguntungkan. Penghentian sementara kerja sama ini menjadi pelajaran bagi Australia agar tidak seenaknya melecehkan TNI.

Ia menyatakan, pemutusan kerja sama ini tidak terlalu berpengaruh terhadap militer Indonesia. Termasuk juga tidak berpengaruh terhadap hubungan bilateral. Kerja sama militer dinilainya hanya sebagian kecil dari hubungan bilateral Indonesia -Australia. rep: Eko Supriyadi  antara ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement