Kamis 02 Oct 2014 13:00 WIB

Investasi Perikanan Minim

Red:

JAKARTA — Investasi di bidang kelautan dan perikanan di Tanah Air masih minim. Aktivitas ekonominya tidak sebanding dengan potensi yang bisa digarap di sektor kelautan dan perikanan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai aktivitas ekonomi sektor kelautan dan perikanan pada 2013 sebesar Rp 291,8 triliun. Angka tersebut diperkirakan hanya naik sampai Rp 337 triliun tahun ini.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan bahwa aktivitas ekonomi tersebut tidak sebanding dengan nilai potensi kelautan yang ditaksir mencapai Rp 3.000 triliun per tahun.  Nilai tersebut meliputi, antara lain, perikanan 32 miliar dolar AS, wilayah pesisir 56 miliar dolar AS, dan bioteknologi 40 miliar dolar AS.

"Pemerintah masih perlu mendorong pembangunan ekonomi di sektor ini," ujar Sharif, saat membuka Indonesia Ocean Investment Summit di Jakarta, Rabu (1/10).

Pembangunan ekonomi sektor kelautan dan perikanan dilakukan salah satunya dengan menarik investor. Potensi sektor tersebut dinilai tidak bisa digarap sendiri oleh pemerintah. Investasi kelautan dan perikanan dinilai juga menarik karena Indonesia memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan ikan dunia yang terus meningkat.

Untuk menarik investasi, KKP mengambil sikap proaktif dengan mengundang investor. Selain itu, hambatan investasi dikurangi dengan menyederhanakan peraturan. Sharif mengakui regulasi yang ada masih tumpang tindih sehingga menyulitkan pelaku usaha.

Dukungan regulasi untuk investasi sektor kelautan dan perikanan tersebut diwujudkan dengan pengesahan undang-undang tentang kelautan. Regulasi ini mengurus tata ruang dan tata kelola laut. Sehingga, bisa memberikan kepastian hukum bagi para investor.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan bahwa peluang ekspor ikan Indonesia tinggi. Sepanjang 2006-2012 konsumsi ikan dunia naik 60 persen. Nilai ekspor hasil sektor kelautan dan perikanan mencapai Rp 1,2 triliun.

"Eropa merupakan benua yang menyerap ekspor hasil bahari Indonesia tertinggi," katanya.

Benua Eropa merupakan pasar utama untuk tuna, cakalang, dan tongkol asal Indonesia. Nilai ekspor ikan ke benua tersebut antara 115-120 ribu ton atau 29,2 persen dari produksi dunia.

Akan tetapi, peluang itu tidak maksimal ditangkap Indonesia. Pembangunan berorientasi pada daratan yang lebih dominan di Tanah Air membuat sektor kelautan diabaikan. Akibatnya, potensi kelautan, seperti biota dan terumbu karang, rusak karena pencemaran. rep:ita nina winarsih ed: nur aini

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement