oleh:Ani Nursalikah/ap/reuters--
Sebanyak 31 orang dilaporkan tewas di pasar Urumqi
BEIJING — Insiden kekerasan kembali terjadi di Kota Xinjiang. Sebanyak 31 orang dilaporkan tewas ketika dua mobil menabrak pembeli di pasar dan melemparkan bom. Kekerasan ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Media setempat melaporkan, ledakan terjadi setelah dua kendaraan jenis SUV menabrak kerumunan orang yang sedang beraktivitas di pasar pagi dekat Taman Renmin, Urumqi, Xinjiang, pukul 07.50 waktu setempat. Salah satu kendaraan terbakar.
Api dan asap yang membumbung tebal terlihat setelah mobil menabrak. Foto-foto yang diunggah di situs mikroblog Cina, Weibo, menunjukkan korban dengan luka parah tergeletak di jalan.
"Terjadi ledakan kuat beberapa kali di pasar pagi di Urumqi. Saya melihat api dan asap tebal. Kendaraan-kendaraan dan barang-barang terbakar. Para pedagang lari menyelamatkan diri," ujar seorang pengguna Weibo, seperti dilansir IB Times.
Kementerian Keamanan Publik menyebut ledakan itu merupakan insiden serius serangan oleh teroris. Akibat ledakan tersebut, kawasan pasar dilaporkan mengalami kerusakan parah.
Belum diketahui siapa pelaku di balik serangan tersebut. Cina berulang kali menyalahkan serangan pisau dan bom ke gerakan militan etnis Muslim Uighur. Klaim Cina belum dapat dikonfirmasi secara pasti mengingat pembatasan informasi oleh media.
Xinjiang merupakan rumah bagi etnis minoritas Muslim Uighur. Masyarakat Uighur banyak kecewa dengan pemerintah yang dianggap bertindak diskriminatif.
Pemerintah lokal dan kepolisian setempat didominasi oleh etnis lokal Han. Lebih dari 200 orang tewas dalam bentrokan antara etnis Uighur dan suku Han sejak 2009.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Kamis (22/5), Hong Lei mengatakan, Pemerintah Cina yakin dapat mengungkap pelaku di balik aksi teror tersebut. Serangan tersebut, kata dia, harus dikecam tak hanya dari rakyat Cina, tetapi juga komunitas internasional. “Teroris bertindak arogan, mereka tidak akan berhasil.”
Duta besar Amerika Serikat di Cina menyampaikan belasungkawanya terhadap korban. Tapi, tak sampai menyebut pelaku adalah teroris.
Kepala keamanan domestik Meng Jianzhu bersumpah akan menghancurkan kesombongan teroris. Otoritas Keamanan Publik telah mengambil langkah-langkah penanganan darurat.
Presiden Cina Xi Jinping berjanji akan menghukum para pelaku seberat-beratnya. Xi meminta otoritas setempat menyelesaikan kasus itu dengan cepat, merawat para korban, dan menyampaikan belasungkawa.
Dia menambahkan, Pemerintah Cina akan terus memerangi terorisme dan melakukan yang terbaik untuk menjaga stabilitas sosial. Para korban telah dibawa ke rumah sakit. Dalam pernyataan yang dikutip dari kantor berita Xinhua, polisi akan mengintensifkan patroli dan kendali keamanan.
Polisi dengan senjata lengkap dan perlengkapan huru-hara terlihat berjaga-jaga di lokasi. Mobil polisi, pemadam kebakaran, dan ambulans juga telah tiba di lokasi. Polisi sedang melakukan penyelidikan.
Serangan itu terjadi kurang dari satu bulan atau pada 30 April setelah ledakan terjadi di sebuah stasiun kereta yang menewaskan tiga orang dan melukai 79 lainnya.
Para pengamat dan aktivis di pengasingan mengatakan, kekerasan di Uighur merupakan buntut dari kebijakan diskriminatif pemerintah.
Dalam beberapa pekan terakhir, Cina telah memperketat pengawasan terhadap Uighur di Xinjiang. Petugas menahan puluhan orang yang dituding menyebarkan paham ekstremis dan memproduksi senjata.
Cristopher Johnson, mantan analis Badan Intelijen AS (CIA), mengatakan, Pemerintah Cina mungkin tersadar kebijakan pengontrolan ketat Xinjiang tak akan efektif dalam mencegah serangan. “Saya ragu mereka akan mengumumkan kebijakan yang lebih liberal. Meski, suatu saat mereka akan melihat realitasnya,” ujar dia. ed: teguh firmansyah
Kekerasan di Cina
Sejumlah serangan teror di Cina kerap diarahkan kepada etnis Uighur. Namun, sering kali informasi yang disampaikan hanya sepihak, menyusul pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah. Berikut sejumlah insiden kekerasan di Cina.
4 Agustus 2008: Dua pria Uighur mencuri truk dan menabrak ke arah sekelompok polisi di Kashgar, menewaskan 16 orang. Serangan itu dilakukan menjelang pembukaan Olimpiade Beijing.
5-7 Juli 2009: Kekerasan pecah antara polisi dan para demonstran yang memprotes Uighur di Urumqi. Sebanyak 197 orang dari etnis Han dinyatakan tewas.
18 Juli 2011: Sekelompok pemuda menyerang kantor pemerintahan dan kantor polisi di Kota Hotan di selatan Xinjiang. Kekerasan ini menewaskan dua petugas dan dua tawanan. Sedangkan, 14 dari 18 penyerang ditembak mati.
24 Juli 2013: Anggota geng menusuk dan membakar petugas patroli keamanan dan polisi di Kashgar, menewaskan 21 aparat dan pejabat pemerintah lokal.
26 Juni 2013: Penyerang menyerbu kantor pemerintah dan kepolisian di Kota Lukqun dan menewaskan 24 aparat dan warga sipil.
28 Oktober 2013: Sebuah jip yang membawa pria Uighur, istri, dan ibunya menabrak trotoar di jalanan Beijing dan menyeruduk para wisatawan sebelum berhenti di depan gerbang Tiananmen dan meledak. Lima orang tewas, termasuk penumpang dan dua wisatawan.
1 Maret 2014: Sekelompok pria dan wanita yang membawa pisau menikam orang-orang di Stasiun Kereta Api Kunming di Provinsi Yunnan dan menewaskan 29 orang.
30 April 2014: Dua terduga pelaku bom bunuh diri meledakkan bom di pintu keluar stasiun kereta Urumqi. Para pelaku tewas.
22 Mei 2014: Dua truk menabrak kerumunan dalam sebuah pasar terbuka di Urumqi. Satu di antaranya meledak. Akibatnya, 31 orang tewas dan 94 orang terluka.