WASHINGTON — Sersan Bowe Bergdahl (28 tahun) belum bisa tenang setelah bebas dari tahanan Taliban. Pejabat militer Amerika Serikat mengatakan, Bergdahl akan diselidiki terkait kepergiannya tanpa izin meninggalkan pos tugas. Tindakan sang prajurit membuat rekan sepeleton mempertaruhkan nyawa untuk mencarinya.
Sekretaris Militer AS John MicHugh mengatakan, Selasa (3/6), mereka akan menginterogasi Bergdahl setelah ia menyelesaikan masa rehabilitasinya. Saat ini, ia sedang menjalani pemulihan di rumah sakit militer di Jerman.
Di sana, ia mendapatkan perawatan psikologi dan evaluasi kesehatan. Kemudian, ia akan berkumpul kembali dengan keluarganya di Idaho. ''Semua keputusan akan ditentukan setelahnya sesuai peraturan, kebijakan, dan praktik yang tepat,'' kata McHugh. Bergdahl bisa dihukum atas tindakannya tersebut.
Bergdahl bebas setelah AS dan Taliban menyepakati penukaran tahanan. AS sepakat untuk melepaskan petinggi Taliban yang berada di Penjara Guantanamo, Kuba.
Namun, beberapa rekan Bergdahl di peleton ingin sersan yang terkenal pendiam itu bertanggung jawab atas tindakannya membahayakan rekan-rekannya.
Ia dituduh bertanggung jawab atas kematian enam tentara yang mencarinya ketika itu. Rekan-rekan Bergdahl marah karena pemerintah Barack Obama malah merayakan kepulangannya. ''Seharusnya, ia dibawa ke pengadilan militer,'' kata salah satu rekan korban.
Seorang pejabat Pentagon yang tak disebutkan namanya mengatakan pada kantor berita AP, Bergdahl menjauh dari unit militernya sebelum ditangkap Taliban pada 30 Juni 2009.
Seperti dikutip New York Times, Senin (2/6), sebelum ditangkap Taliban, tengah malam pada 30 Juni 2009, Bergdahl meninggalkan sebuah catatan di tendanya.
Catatan tersebut bertuliskan kekecewaannya pada tentara angkatan darat. Ia mengatakan, tak ingin lagi menjalankan misi Amerika di Afghanistan dan akan pergi memulai kehidupan baru.
Ketua Staf Gabungan AS Jenderal Martin Dempsey mengatakan, pada Selasa, penyelidikan militer akan berlanjut. Ada berbagai pelanggaran terkait kepergian tanpa izin. Militer bisa mengenakan sanksi atas tindakan tersebut. Ia bisa dijatuhkan hukuman oleh pengadilan militer dari nonyudisial hingga hukuman penahanan.
Berbagai pihak juga mempertanyakan keputusan pemerintah Obama bersepakat dengan Taliban terkait pertukaran Bergdahl. Pada Selasa, Obama membela keputusannya.
Ia mengaku sangat menghormati prinsip militer yang pantang meninggalkan kawan. ''Bagaimana pun keadaannya, kita kembali dari penahanan,'' kata Obama.
rep:lida puspaningtyas/ap/reuters ed: teguh firmansyah