KAIRO -- Abdul Fattah al-Sisi secara resmi telah menjadi pemenang pemilihan presiden Mesir, Selasa (3/6). Komisi Pemilihan menyatakan, Sisi menang dengan raihan suara 96,91 persen, jauh di banding pesaingnya Hamdeen Sabahi yang hanya memperoleh 3,09 persen.
Usai dinyatakan menang, Sisi memberikan pidato pertama di televisi. Tokoh utama di balik jatuhnya presiden Muhammad Mursi itu mendesak warga Mesir untuk mengembalikan stabilitas negara serta mencapai kebebasan dan keadilan sosial. Menurut Sisi, sekarang adalah waktunya bekerja.
“Saya menanti kelanjutan usaha dan tekad Anda dalam fase pembangunan mendatang. Kalian melakukan apa yang harus kalian lakukan, sekarang saatnya untuk bekerja,” ujarnya.
Dalam pernyataan sebelumnya, mantan menteri pertahanan ini juga berjanji untuk memperbaiki perekonomian, mengurangi kemiskinan, serta mencegah krisis politik yang semakin memburuk setelah tiga tahun kisruh. Selain itu, dia akan mengembalikan keamanan di negara dan tak memberikan ruang kepada kelompok pendukung Mursi Ikhwanul Muslimin.
Komisi pemilihan mencatat, angka partisipasi pemilih hanya sebesar 47 persen, lebih rendah dari yang ditargetkan 74 persen. Padahal, pemilihan telah diperpanjang menjadi tiga hari.
Rendahnya tingkat partisipasi membuat sejumlah kalangan ragu Sisi akan meraih dukungan luas untuk mengatasi beragam persoalan Mesir. Mursi tak hanya mendapat penentangan dari kelompok Ikhwanul Muslimin, tapi juga para aktivis sekuler dan liberal, termasuk pergerakan pemuda pada 6 April pada revolusi 2011 yang menggulingkan Husni Mubarak. Mereka memboikot pemilu sebagai aksi protes atas pembatasan hak asasi manusi.
Blok utama pendukung Mursi mengatakan, mereka tak akan mengakui Sisi sebagai presiden Mesir. “Kami tak akan mengakui pemilihan presiden Sisi,” ujar juru bicara Aliansi Nasional untuk Mempertahankan Legitimasi kepada Anadolu Agency, Selasa (3/6). Sekitar 16 ribu pendukung Mursi telah ditahan dan 1.400 lainnya tewas setelah Mursi digulingkan pada Juli 2013.
Rencananya, Sisi akan disumpah dan dilantik pada Ahad di Mahkamah Agung Mesir. Tak lama setelah pengumuman hasil final pemilu, Raja Arab Saudi Abdullah menyerukan para pendukungnya untuk membantu Mesir.
“Kepada para saudara dan teman Mesir, saya meminta semua untuk membantu mengatasi krisis ekonomi,” katanya. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, serta Kuwait telah berjanji kepada pemerintahan sementara Mesir untuk memberikan bantuan finansial sebesar 12 miliar dolar sejak Mursi terguling.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague memberi selamat kepada Sisi dan menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintahan barunya.
Meskipun begitu, ia mendesak Sisi untuk membuka ruang politik, khususnya yang berhubungan dengan kebebasan berekspresi.
Sementara, ribuan pendukung Sisi merayakan kemenangan sang presiden di alun-alun Tahrir, Selasa. “Sisi telah menyelamatkan kami dari mimpi buruk. Mesir telah jatuh dan kini kembali bangkit,” kata Nadia Ibrahim (50), warga Mesir.
rep:lida puspaningtyas/reuters ed: teguh firmansyah