Selasa 10 Jun 2014 15:00 WIB

Bergdahl Mengaku Disiksa

Red:

PARIS — Sersan Bowe Bergdahl mengaku disiksa berkali-kali ketika ia ditahan oleh Taliban selama lima tahun. Ia mengatakan hal tersebut kepada dokter dan perawatnya di fasilitas medis militer Amerika di Jerman.

Bergdahl mengatakan ia dipukuli dan ditempatkan di kandang hiu dalam waktu yang lama karena mencoba kabur, setidaknya dua kali. Pejabat senior AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan keterangan Bergdahl masih diselidiki.

“Bergdahl mengatakan Taliban menahannya di kandang hiu dalam kegelapan total selama berpekan-pekan, bahkan mungkin berbulan-bulan,” kata pejabat tersebut pada New York Times.

Ia juga mengaku mendapat perlakuan kasar lain yang mengancam jiwanya. Pejabat senior tersebut tidak menjelaskan detail terkait tindakan lain yang diterima oleh Bergdahl. Saat ini, Bergdahl berada dalam rehabilitasi kesehatan dan ditangani oleh psikolog.

Laporan intelejen tentang Bergdahl menyatakan, sang sersan sering berpindah-pindah tempat penyekapan. Ia juga diperdagangkan di antara berbagai kelompok militan.

Juru bicara pers Pentagon, John Kirby, mengatakan bahwa pertahanan tidak akan menanggapi pengakuan sementara Bergdahl.

Pihaknya, kata Kirby, akan melakukan kajian lebih lanjut untuk mempelajari kondisi sersan yang dikenal pendiam tersebut. “Fokus kami saat ini tetap pada penyediaan perawatan yang ia butuhkan,” ujar Kirby, dikutip Washington Post.

Laporan penyiksaan Bergdahl keluar tak lama setelah kontroversi pembebasannya. Sejumlah teman Bergdahl di kesatuan memintanya diadili di pengadilan militer. Pria berusia 28 tahun ini meninggalkan pos militer tanpa izin sebelum ditangkap Taliban pada Juni 2009. 

Pembebasan Bergdahl tak gratis. AS harus melepaskan lima pimpinan Taliban di Penjara Guantanamo Kuba. Meski mendapat kritik, Presiden AS Barack Obama tetap mempertahankan kebijakannya. Pemerintah bersikeras bahwa pertukaran itu mendesak karena kesehatan Bergdahl telah memburuk dan nyawanya dalam bahaya.

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada AP melalui telepon, Bergdahl berada dalam kondisi baik ketika ditahan. Dokter militer di Landstuhl Regional Medical Center mengatakan bahwa saat ini kondisi sersan secara fisik bisa bepergian ke AS namun secara emosi ia belum siap untuk bertemu kembali dengan keluarganya.  Seperti dikutip Daily Mail, Bergdahl juga masih menolak bertemu keluarganya.

rep:lida puspaningtyas/ap/reuters  ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement