Rabu 11 Jun 2014 14:30 WIB

Negosiasi Nuklir Iran Bisa Diperpanjang

Red:

JENEWA -- Pembahasan nuklir Iran sepertinya tidak akan selesai sampai dengan tenggat yang ditentukan pada Juli mendatang. Seorang pejabat senior Iran mengatakan, Senin (9/6), negosiasi nuklir Iran dengan negara-negara berpengaruh P5+1 dapat diperpanjang sampai enam bulan ke depan.

"Kami berharap, dapat mencapai kesepakatan akhir pada 20 Juli, tapi jika tidak tercapai kami tidak punya pilihan selain meminta perpanjangan waktu ke badan Energi Atom Internasional (IAEA)," ujar wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbad Araqchi pada Kantor Berita Iran, IRNA, Senin (9/6).

Iran dan enam negara berpengaruh, yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina telah menyepakati kesepakatan awal mengenai program nuklir pada November tahun lalu di Jenewa. 

Di antara kesepakatan tersebut, yakni Iran harus mengurangi tingkat kapasitas pengayaan uranium menjadi hanya lima persen dan memberikan izin bagi tim internasional untuk memeriksa fasilitas nuklir Iran, khususnya Arak. Sebagai kompensasi, sejumlah sanksi terhadap Iran akan dicabut.

Namun, kesepakatan tersebut belum final. Negara-negara berpengaruh masih merumuskan draf akhir yang ditargetkan dapat selesai pada 20 Juli. 

Para pejabat Barat mengatakan, Iran ingin mempertahankan kemampuan pengayaan uranium yang jauh melampaui batas. Pengayaan uranium tersebut diukur berdasarkan standar yang dibutuhkan untuk pembangkit tenaga listrik.

Iran mengatakan, tingkat pengayaan uranium yang ia ajukan telah sesuai. Mereka ingin agar negaranya tidak bergantung bahan bakar reaktor nuklir pemasok asing. Sehingga, Iran dapat mandiri di bidang energi. Teheran membantah dengan tegas tuduhan Barat yang khawatir mereka akan membuat senjata nuklir.

Pada Senin (9/6), pejabat AS dan Iran mengadakan pertemuan kembali di Jenewa. Dalam pertemuan ini, para pihak membicarakan hal-hal penting agar kesepakatan program nuklir segera tercapai.

AS mengutus dua delegasinya, yaitu Wakil Menteri Luar Negeri AS, Bill Burns, dan Wendy Sherman. Pembicaraan berlangsung bersama delegasi Iran yang dipimpin Araqchi.

Pertemuan berlangsung selama lebih dari lima jam. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan, pembicaraan kembali berlangsung pada Selasa. Ia menambahkan, jika diskusi antara AS dan Iran selanjutnya akan dilakukan pada 16 hingga 20 Juni. “Semoga, diskusi ini seperti diskusi bilateral lainnya dapat membantu tiap pihak mendapatkan apa yang diinginkan," ujar Marie Harf kepada Reuters di Washington, Senin (9/6).

Araqchi juga menjelaskan tujuan negosiasi ini adalah untuk menjamin hak-hak bangsa Iran dalam program nuklir untuk tujuan damai.

Wakil Menteri Luar Negeri untuk urusan Eropa dan Amerika Iran, Takht Ravanchi, mengatakan dalam pertemuan dengan AS kali ini penghentian sanksi adalah salah satu isu yang dibahas.

rep:c66/ap/reuters ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement