ISLAMABAD — Penyerangan kembali terjadi di bandara internasional di Karachi, Pakistan, Selasa (10/6). Sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah fasilitas akademi militer di kompleks bandara. Ironisnya, serangan ini terjadi beberapa jam setelah pemerintah menyatakan bandara Karachi aman.
Juru Bicara Pasukan Keamanan Bandara (ASF) Ghulam Abbas Memon mengatakan, pria bersenjata mencoba memasuki fasilitas dari dua pintu masuk yang berbeda, tapi pasukan keamanan melawan mereka. "Itu bukan serangan besar. Dua orang datang ke arah pos pemeriksaan ASF dan mulai menembak," kata Kolonel Tahir Ali, juru bicara lain, kepada wartawan.
Dia mengatakan, penyerang melarikan diri. Belum ada laporan jatuhnya korban jiwa. Saat ini, pasukan keamanan di bandara berada dalam posisi siaga satu. Sesuai prosedur operasi standar, pasukan paramiliter dan tentara disiagakan.
Reuters melaporkan suara tembakan terdengar dari luar bandara. Setidaknya empat ambulans diterjunkan ke lokasi. Informasi lain menyebut, ada tiga atau empat penyerang dengan menggunakan sepeda motor. “Tembakan berasal dari arah permukiman kumuh dekat ASF,” ujar pejabat kepolisian. “Polisi menggelar operasi saat ini.” Akibat serangan tersebut, bandara di Karachi dihentikan sementara. Namun kemudian, dioperasikan kembali.
Pemberontak Taliban Pakistan mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. “Kami bertanggung jawab atas serangan melawan pemerintah,” ujar Juru Bicara Taliban Pakistan Shahidullah Shahid kepada Reuters. “Kita sukses menyasar target dan kita akan lakukan serangan lebih banyak lagi.”
Serangan Taliban ini merupakan yang kedua dalam 14 jam terakhir. Pada Ahad, 10 militan menyerang bandara di Karachi dan menewaskan 34 orang.
Pada Selasa (10/6), petugas penyelamat bandara kembali menemukan tujuh jenazah yang terperangkap di fasilitas penyimpanan berpendingin. Mereka merupakan korban yang berusaha menyelamatkan diri saat bandara diserang, Ahad malam. Sayangnya, ruang pendingin itu hangus dan mereka terbakar hidup-hidup.
Operasi balasan
Pakistan telah melakukan serangan udara di daerah militan di Lembah Tirah di bagian barat laut Distrik Khyber. Dalam pernyataan yang dirilis Selasa pagi (10/6), militer mengatakan sedikitnya 15 orang tewas. Menurut militer, sembilan tempat persembunyian teroris hancur dalam serangan. Militer melancarkan operasi setelah penyerangan kelompok Taliban terhadap Bandara Internasional Jinnah, Ahad kemarin.
Serangan udara ini merupakan yang pertama setelah militer Pakistan gagal menyepakati perdamaian dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP). Pembicaraan dengan TTP telah dimulai pada Februari. Gencatan senjata dicapai pada Maret, tapi sebulan kemudian dilanggar.
Serangan terakhir militer dilakukan di Waziristan Utara pada Mei. Serangan itu menewaskan sedikitnya 75 orang dan memaksa sekitar 58 ribu warga mengungsi. Seperti dilansir AFP, banyak pengamat mengatakan Pemerintah Pakistan mengalami tekanan untuk bereaksi menanggapi serangan di bandara.
Pensiunan jenderal dan pengamat keamanan Talat Masood mengatakan, pemerintah mengalami tekanan dari Waziristan Utara dan Taliban di beberapa kota besar, terutama Karachi. "Ada kebutuhan mendesak untuk menetralkan serangan itu. Pemerintah harus mengambil langkah tegas di beberapa wilayah yang menjadi tempat persembunyian pelaku," ujar dia.
rep:ani nursalikah/reuters ed: teguh firmansyah