MOSUL — Situasi di utara Irak kembali memanas. Sekolompok pria bersenjata berhasil menguasai kota kedua terbesar di Irak, Mosul, Selasa (10/6). Para militan juga mengeluarkan tahanan yang berada di penjara di Mosul. Sebanyak 1.400 tahanan telah dibebaskan.
Pelaku diduga merupakan bagian dari kelompok Suni garis keras, Negara Islam Irak dan Mediterania Timur (ISIL). "Kota Mosul sedang dalam kendali para pemberontak, kami berada dalam belas kasihan mereka," ujar seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak, dilansir Aljazirah, Selasa (10/6).
Mosul merupakan ibu kota Provinsi Nineveh yang terletak sekitar 350 km dari Kota Baghdad. Baku hantam antara kelompok bersenjata dengan tentara dan polisi pun telah terjadi sejak Senin (9/6) malam.
Sebanyak 28 pengemudi truk di Mosul diketahui juga menjadi sandera kelompok bersenjata tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, kelompok bersenjata ini telah melancarkan operasi besar-besaran di dalam Provinsi Nineveh dan empat provinsi lainnya di Irak.
Sebelum mengambil alih Mosul, kelompok bersenjata telah menduduki kantor gubernur Provinsi Nineveh. Dalam serangan yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir, puluhan orang dilaporkan tewas.
ISIL merupakan kelompok yang menjadi momok menakutkan pemerintahan Syiah Irak. Mosul menjadi kota kedua yang berhasil direbut pemberontak tahun ini. Kelompok itu sebelumnya telah menduduki Kota Falujjah di Provinsi Anbar.
Jatuhnya Mosul memberikan pukulan telak bagi Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki yang tengah memerangi kelompok militan Suni. Maliki telah meminta parlemen untuk menetapkan keadaan darurat di kota tersebut, kemarin.
Pejabat polisi, militer, dan keamanan mengatakan kepada Reuters, pemberontak dengan senjata antipesawat dan roket peluncur granat telah mengambil alih hampir semua pos polisi dan pos pemeriksaan militer di sekitar Mosul.
“Kami telah kehilangan Mosul pagi ini. Militer dan polisi telah meninggalkan posisi mereka. ISIL telah sepenuhnya mengambil alih,” ujar kolonel tentara di bawah kesatuan militer lokal. “Ini merupakan kehancuran bagi pasukan keamanan.”
Dua pejabat Irak mengatakan, pasukan keamanan telah menerima perintah untuk meninggalkan kota tersebut setelah pemberontak menguasai markas militer di Ghizlani, selatan Mosul. Di sana, mereka berhasil membebaskan 200 tahanan di bawah pengamanan tingkat tinggi.
Dua polisi mengatakan, ISIL juga menyerbu penjara di Mosul dan melepaskan lebih dari 1.000 tahanan yang dihuni banyak anggota mereka.
Ribuan orang dilaporkan telah meninggalkan kota tersebut ke wilayah otonomi Kurdi. “Mosul saat ini seperti neraka,” ujar Armina Ibrahim, warga yang meninggalkan kota tersebut bersama anaknya. “Saya telah kehilangan suami saya tahun lalu. Saya tak ingin putra saya mengikuti jejaknya.”
Pada Senin (9/6), Gubernur Atheel Nujaifi berpidato di televisi untuk meminta semua warga Mosul berjuang melawan militer. Beberapa pejabat militer mengatakan, moral pasukan Irak telah hancur dan tak memiliki stamina melawan pemberontak ISIL.
ISIL merupakan kelompok pemberontak yang juga berjuang melawan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
rep:c66/reuters ed: teguh firmansyah