Pelantikan Presiden Mesir Abdul Fatah al-Sisi pada Ahad (8/6) menyisakan kabar tak mengenakkan. Pelecehan seksual terjadi terhadap wanita di dekat Alun-Alun Tahrir di Kairo ketika para pendukung Sisi sedang merayakan pelantikan sang presiden.
Pada Senin (9/6), Pemerintah Mesir mengaku menangkap tujuh pelaku yang menjadi tersangka pelecehan tersebut. Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan, tujuh pria yang berusia antara 15 dan 45 tahun telah ditahan atas dugaan pelecehan seksual terhadap beberapa gadis.
Penahanan dilakukan menyusul dikeluarkannya undang-undang baru Mesir yang mengatur khusus tentang pelecehan seksual. UU yang disahkan pada pekan lalu ini merupakan pertama mengatur pelecehan.
Selama ini, Mesir tidak memiliki hukum yang secara detail mendefinisikan pelecehan seksual. Padahal, angka pelecehan di Mesir setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Seperti yang tercatat oleh sebuah studi PBB pada 2013, sembilan dari 10 perempuan di Mesir pernah mengalami pelecehan seksual, dari skala minor sampai pemerkosaan. Perbuatan tersebut terjadi, baik pada wanita dewasa, remaja, maupun anak-anak.
Dalam undang-undang baru itu, setiap pelaku yang melakukan pelecehan, baik melalui kata-kata maupun tindakan, akan dikenai penjara minimal enam bulan. Tidak hanya itu, para pelaku pelecehan seksual akan dikenakan denda sebanyak 3.000 hingga 5.000 pound atau setara dengan 714 dolar AS.
Sebuah video yang diunggah ke Youtube pada Ahad (8/6) menunjukkan seorang wanita tanpa busana yang terluka di tengah kerumunan di Tahrir.
Dengan noda darah di sekujur badan dan luka besar di pinggulnya, polisi berjuang membawa wanita tersebut dan menaikkannya ke ambulans. Video tersebut langsung menghebohkan warga Mesir yang kemudian geram dengan kejadian tersebut.
Tidak ada perincian lebih lanjut yang diberikan sehubungan dengan beredarnya video tersebut. Namun, petugas yang berwenang menyatakan jika gadis yang di dalam video tersebut saat ini telah berada di rumah sakit untuk mendapat perawatan. Gadis tersebut berusia 19 tahun.
Seorang aktivis di Mesir geram dengan insiden pelecehan seksual yang justru terjadi saat perayaan terhadap Sisi berlangsung.
Kejadian ini, menurut dia, tak bakal terungkap jika tayangan video terebut tidak beredar. "Sebuah budaya impunitas telah merajalela tiga tahun terakhir, rumah sakit di Mesir tidak pernah dilengkapi dengan alat pendeteksi pemerkosaan," ujar Maha Bahnassi, seorang pembawa berita di sebuah stasiun televisi lokal Mesir.
Azza Kamel, seorang aktivis di Mesir, mengatakan, dari penyelidikan yang mereka lakukan, sedikitnya terdapat lima kasus pelecehan yang terjadi selama perayaan kemenangan Sisi. Hal itu berlangsung hingga Ahad malam hari. Secara terpisah, Sisi masih memercayakan Ibrahim Mehleb untuk membentuk pemerintahan.
rep:c66/reuters ed: teguh firmansyah