JENEWA -- Perserikatan Bangsa Bangsa siap memediasi dialog antara Cina dan Vietnam terkait sengketa perbatasan di Laut Cina Selatan. Sengketa tersebut dinilai telah mengganggu stabilitas kawasan. Juru Bicara PBB Stepahine Dujarric, Rabu (11/6), mendesak agar kedua pihak menyelesaikan krisis ini secara damai dan sesuai dengan koridor hukum.
Seperti dilansir BBC, baik Cina dan Vietnam telah membawa kasus ini ke PBB. Keduanya mengirim dokumen yang menguatkan klaim mereka atas wilayah sengketa Laut Cina Selatan pada pekan lalu.
Pada awal Mei, Cina memindahkan anjungan minyak lepas pantainya ke wilayah sengketa dekat Kepulauan Paracel. Vietnam menolak langkah Cina tersebut.
Sebaliknya, Cina menuduh Vietnam secara ilegal mengganggu eksplorasi minyak mereka di kawasan. Duta besar Vietnam untuk PBB Le Hoai Trung memperingatkan Cina agar segera menarik anjungan minyak dan lebih dari 100 kapal mereka dari Laut Cina Selatan.
Penarikan dibutuhkan untuk menciptakan situasi yang kondusif saat negosiasi berlangsung. Namun, Trung dalam wawancara dengan Associated Press, Rabu (11/6), menganggap Cina menolak berdialog. Beijing bersikeras tidak ada sengketa di sekitar lokasi anjungan minyak tersebut.
Trung mengatakan, Vietnam mempunyai dasar hukum dan historis untuk menegaskan hak-hak kedaulatan mereka di anjungan minyak Cina berada. Menurut Hanoi, lokasi tersebut masuk ke dalam zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam.
"Kami tidak ingin bersikap provokatif mengenai masalah ini. Kami ingin negosiasi, berdialog, atau melakukan upaya kesepakatan lain dengan damai," ujarnya.
Hingga saat ini, Vietnam masih menahan diri. Tetapi, sama seperti negara lain, mereka memiliki hak mempertahankan diri. Trung mengatakan, setelah puluhan tahun berperang, rakyat Vietnam ingin hidup dengan damai dan hubungan baik dengan Cina.
Puluhan kapal Vietnam dan Cina, termasuk kapal penjaga pantai bersiaga di sekitar kilang setelah anjungan pengeboran itu ditempatkan pada awal Mei lalu.
Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, tidak lama setelah Beijing menempatkan anjungan minyaknya, Vietnam mengirim kapal dalam jumlah besar, termasuk kapal perang. Vietnam juga menerjunkan tim penyelam “manusia katak” dengan kemampuan tempur dan menjatuhkan beberapa rintangan, termasuk jala ikan ke laut.
“Pada 7 Juni pukul 17.00 ada sebanyak 63 kapal Vietnam yang mencoba menembus barisan kapal Cina dan menabrak kapal Pemerintah Cina sebanyak 1.416 kali,” ujar kementerian dalam pernyataannya, Senin (9/6).
Cina mengklaim, sekitar 90 persen wilayah Laut Cina Selatan. Cina tak hanya bersengketa dengan Vietnam, tetapi juga Filipina serta Taiwan, Brunei Darussalam, dan Taiwan. Vietnam dan Filipina telah satu suara dalam menghadapi Cina.
rep:ani nursalikah/reuters ed: teguh firmansyah