Senin 30 Jun 2014 13:00 WIB

Pesawat Rusia Tiba di Irak

Red:

BAGHDAD -- Irak mendapat pasokan persenjataan baru untuk menghadapi pemberontak radikal Suni, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Lima pesawat tempur buatan Rusia telah tiba di Baghdad dan siap diterjunkan.

Sumber pejabat keamanan di Irak mengonfirmasi kedatangan pesawat Sukhoi yang dibeli bekas dari Rusia telah tiba, Sabtu (28/6). Gambar yang dirilis Kementerian Pertahanan memperlihatkan jet tempur yang meluncur di landasan pacu menuju hanggar.

Pejabat Angkatan Udara Irak mengatakan, jet tempur ini siap dipergunakan untuk melancarkan serangan mendadak dalam tiga sampai empat hari ke depan. Meski demikian, Irak masih memerlukan bantuan teknis dan suku cadang agar pesawat tersebut bisa segera digunakan.

Aljazirah melaporkan, Irak memiliki rudal Hellfier. Tapi, misil itu belum pas dipakai untuk pesawat Sukhoi Rusia. Datangnya pesawat Rusia tersebut memberi pukulan buat AS. Selama ini, AS telah menjanjikan 34 pesawat tempur F-16. Tapi, hingga kini pengiriman pesawat itu selalu tertunda.

AS telah mengirimkan penasihat militernya ke Irak. Penasihat militer itu akan memberi masukan bagi tentara Irak melawan pemberontak ISIS. AS juga telah menerbangkan pesawat tak berawaknya di atas langit Irak. Para penjabat mengatakan, pesawat tak berawak tersebut digunakan untuk melindungi penasihat militer AS di sana. Tapi, info lain menyebut, pesawat itu digunakan untuk menghimpun data.

Para pemberontak telah menguasai kota penting di utara, termasuk Mosul dan Tikrit. ISIS diyakini juga telah mengambil alih kilang minyak terbesar Irak di Kota Baiji. Pasukan Pemerintah Irak yang berusaha mengambil alih Tikrit dari tangan militan telah dipukul mundur, Ahad (29/6).

Pasukan pemerintah telah melancarkan serangan ke kota tersebut sejak Kamis pekan lalu. Pada akhir pekan kemarin, pasukan Irak menggempur Tikrit menggunakan tank serta serangan udara.  Para saksi, seperti dikutip BBC, mengatakan, kedua belah pihak sama-sama mengalami kehilangan. Oposisi ISIS pun dilaporkan telah menembak jatuh sebuah helikopter dan menahan sang pilot.

Para saksi mengatakan, pasukan Irak kesulitan merebut Tikrit karena banyak bahan peledak yang diletakkan di dekat kota. Militer Irak memutuskan mundur ke Dilja, 25 kilometer ke arah selatan.    Tikrit telah dikuasai ISIS pada 11 Juni. Pemerintah Irak sempat mengklaim telah mengambil alih kota tersebut dan membunuh 60 militan. Tapi, klaim tersebut telah dibantah ISIS.

Bantuan Iran

Secara terpisah, Iran kembali menegaskan kesediannya untuk membantu Irak. Wakil Kepala Staf Gabungan Brigadir Jenderal Massoud Jazayeri mengatakan, Iran siap membantu dengan intelijen dan pertahanan yang terbukti berhasil di Suriah. "Iran telah menyatakan kepada pejabat Irak, mereka siap untuk memberikan pembelaan yang sudah terbukti berhasil. Strategi sama yang digunakan di Suriah, sehingga membuat teroris bertahan," ujarnya.

Irak, Iran, dan Suriah merupakan negara yang pemerintahannya dipimpin Syiah. Ketiga negara kerap bahu membahu dalam sejumlah isu di kawasan. Sebelumnya, pemimpin Iran menegaskan, akan melindungi kuil-kuil bersejarah Syiah di Irak. Meskipun, Iran tetap meyakini Irak dapat mempertahankan negaranya dari ancaman.  

Pada 22 Juni pemimpin tertinggi Spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei menolak internvensi AS di Washington dan negara luar lain untuk melawan ISIS di Irak. AS dianggap ingin mengontrol kembali pemerintahan di Baghdad. New York Times dalam laporannya, pekan lalu, mengungkapkan, Iran telah memberikan persenjataan kepada Irak. Iran juga menerjukan penasihat militernya. 

Berbeda dengan Iran, Arab Saudi yang merupakan negara Suni berpengaruh di kawasan meminta pemerintahan Irak di bawah Perdana Menteri Nour al-Maliki untuk dapat lebih terbuka. Selama ini, Arab Saudi mengeluhkan sikap diskriminatif Pemerintah Irak terhadap minoritas Suni.

Menurut pejabat senior AS, Raja Saudi Abdullah dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry berjanji untuk menggunakan pengaruhnya mendorong Muslim Suni bergabung dengan pemerintahan baru Irak. Pembicaraan mengenai pemerintahan baru Irak rencananya dilakukan pada Selasa (1/7), tiga bulan setelah pemilihan umum. rep:dessy suciati saputri ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement