PYONGYANG -- Rezim Korea Utara mengadili dua turis Amerika Serikat (AS) karena melakukan kejahatan terhadap pemerintahan di Pyongyang. Tudingan itu menghempaskan harapan keluarga korban yang ingin keduanya dibebaskan.
"Tindakan berbahaya mereka dikonfirmasi bukti dan kesaksiannya," kata kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, pada Senin (30/6).
Belum ada penjelasan kapan keduanya, Jeffrey Fowle (56 tahun) dan Matthew Millier (24 tahun), diadili. Fowle adalah pekerja perbaikan jalan dari Miamisburg, Ohio. Dia ditangkap memasuki Korea Utara sebagai turis pada akhir April. Fowle pernah mengunjungi Sarajevo dan Bosnia. Dia memiliki ketertarikan dengan negara bekas Soviet. Bahkan, dia menikahi gadis Rusia.
"Jeffrey menyukai perjalanan dan petualangan baru. Menjelajahi budaya dan tempat berbeda," ujar pengacara keluarga Fowle dalam keterangannya pada awal Juni. Istri dan anaknya berharap dia pulang.
Sementara, Miller ditahan pada bulan yang sama ketika dia merobek visa turis dan menuntut suaka. Dia ditahan pada 10 April. Selain keduanya, warga negara AS lain yang ditahan Pemerintah Korut adalah seorang misionaris Kristen Kenneth Bae. Dia ditangkap pada November 2012. Tahun lalu, dia bersalah dan dijatuhi hukuman 15 tahun kerja paksa.
Korut mengatakan, Bae membentuk kelompok untuk menggulingkan pemerintah. Sejauh ini, upaya AS untuk membebaskan Bae gagal. Kegiatan keagamaan dilarang di Korut dan banyak misionaris ditahan. "Kontak dengan pejabat konsuler terkait investigasi dilakukan sesuai hukum negara bersangkutan," kata KCNA, dikutip dari CNN.
AS tak memiliki hubungan diplomatik dengan Korut. Kedutaan Besar Swedia mewakili kepentingan AS di negara komunis tersebut. Penahanan terhadap warga AS kerap bermuatan politik. Korut menahan warga Paman Sam untuk meningkatkan posisi tawar secara diplomatik. Bahkan, tokoh penting, seperti mantan presiden AS Bill Clinton turun tangan.
Perlakuan berbeda diterima warga negara selain AS. Awal tahun ini, Korut mendeportasi misionaris Australia John Short yang ditahan karena meninggalkan pamflet berisi informasi agama Kristen di lokasi wisata.
Korut acap kali menuduh AS berkonspirasi menggulingkan pemimpinnya Kim Jong-un. Pada waktu sama, Korut mengonfirmasi penembakkan dua rudal jarak pendeknya pada Ahad (29/6). Tokyo dan Seoul mengecam uji coba yang dilakukan menjelang kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke Korsel dan Korut pada 3-4 Juli.
rep:ani nursalikah/reuters ed teguh firmansyah