SHANGHAI -- Cina menghentikan operasi pengeboran dan eksplorasi anjungan minyaknya di wilayah sengketa di Laut Cina Selatan, Rabu (16/7). Anjungan Haiyang Shi You 981 akan segera dipindahkan setelah menuntaskan misinya. Sebelumnya, penempatan anjungan tersebut telah memicu retaknya hubungan Cina-Vietnam.
Penjaga pantai Vietnam mengatakan, anjungan minyak senilai satu miliar dolar AS itu sedang dipindahkan menuju Provinsi Hainan di selatan.
Produsen minyak dan gas Cina, China National Petroleum Corporation (CNPC), mengatakan, anjungan telah menyelesaikan pengeboran dengan lancar, Selasa (15/7). Dalam operasi itu, mereka telah menemukan tanda-tanda adanya minyak dan gas.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis data geologi dan mengevaluasi lapisan minyak dan gas. Analisis awal CNPC menunjukkan, wilayah itu berpotensial untuk eksplorasi minyak.
"Namun, uji coba ekstraksi tidak bisa dimulai sebelum ada data penilaian komprehensif," ujar Wakil Direktur Kantor Kebijakan Riset CNPC Wang Zhen, dikutip dari Xinhua, Rabu (16/7).
Pemindahan anjungan ini akan sedikit mengurangi ketegangan Vietnam dan Cina. Penempatan anjungan di wilayah sengketa dekat Kepulauan Paracel pada awal Mei lalu telah menyebabkan kerusuhan di Vietnam. Massa anti-Cina merusak pabrik-pabrik yang diduga milik negara Cina itu.
Di Cina, pemindahan anjungan minyak mendapat banyak kritik di situs media sosial Cina Weibo. Umumnya para pengguna mengatakan, pemerintah telah tunduk pada Amerika Serikat. Kementerian Luar Negeri belum bersedia memberi tanggapan.
Kepala staf penjaga pantai Vietnam Laksamana Ngo Ngoc Thu mengatakan, anjungan itu berada sekitar 30 mil laut dari Pulau Triton di Paracel. Anjungan telah dipindahkan ke Hainan sejak Selasa malam. Thu mengatakan, kapal Vietnam terus mengawasi wilayah tersebut dengan ketat.
Haiyang Shi You 981 merupakan anjungan terbaru dan berteknologi tinggi milik Cina. Anjungan bisa mengebor hingga kedalaman 3.000 meter atau dua kali lebih dalam dibandingkan dua anjungan Cina lainnya.
Tidak jelas apa motivasi Cina di balik penempatan anjungan itu. Apakah semata-mata demi alasan komersial atau sebagai strategi atas klaim teritorial di Laut Cina Selatan. Cina sebelumnya mengatakan anjungan akan ditarik pada 15 Agustus.
Seperti dikutip Reuters, penarikan anjungan tersebut sepertinya akan mendapat sambutan hangat dari Washington. Sebelumnya AS berulang kali mengkritik Beijing atas sikapnya yang dianggap provokatif.
Kementerian Luar Negeri Cina membantah, jika keputusan menarik anjungan itu karena intervensi dari luar. Cina menegaskan, wilayah pengeboran itu masih merupakan bagian kedaulatan mereka.
Wu Shicun, presiden Institut Nasional untuk Studi Laut Cina Selatan meyakini penghentian pengeboran lebih cepat dari jadwal lantaran cuaca yang baik sebelum musim topan dimulai. "Lokasi itu memiliki potensi minyak dan gas yang sepertinya menjanjikan," ujarnya. rep:ani nursalikah/reuters ed: teguh firmansyah