Sabtu 09 Aug 2014 16:00 WIB

Obama Setujui Serangan Udara

Red: operator

ISIS mendekati Kota Irbil.

WASHINGTON -Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyetujui serangan udara Amerika ke utara Irak.

Ini menjadi serangan militer AS pertama di Irak sejak penarikan pasukan pada 2011.

Dalam pernyataannya, Kamis (7/8), Obama mengatakan, dia menyetujui penggunaan serangan udara untuk melindungi personel AS seandainya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) begerak maju ke arah Irbil, ibu kota daerah semiotonomi Kurdi. AS menempatkan pasukannya di Irbil awal tahun ini sebagai respons atas ISIS. Paman Sam me miliki konsulat di wilayah Kurdi.

Obama menegaskan, tak hanya di Irbil, AS juga akan melancarkan serangan udara seandainya pemberontak mengancam warganya di wilayah manapun di negara itu. "Ketika hidup warga AS dalam risiko, kami akan mengambil tindakan.

Itu tanggung jawab saya sebagai panglima," ujar dia.

Obama menambahkan, serangan udara juga dapat digunakan untuk membantu tentara Irak dan Kurdi melawan kelompok ISIS. Presiden Afro-Amerika pertama ini pun mengkhawatirkan aksi genosida yang kemungkinan terjadi. Ribuan minoritas Yazidi dilaporkan terjebak di daerah pegunungan setelah ISIS menguasai kota mereka, Sinjar. Obama menggambarkan tindakan pemberontak sebagai aksi barbar.

Ini merupakan pernyataan paling tegas Obama sejak ISIS menggempur dan menguasai kota-kota di utara Irak pada Juni. Obama selalu menghindar untuk terlibat secara langsung perang bernuansa sektarian di Irak. Meskipun, beberapa waktu lalu, Obama setuju mengirim penasihat militernya ke Irak.

Pesawat militer Amerika telah membawa bantuan kemanusiaan bagi puluhan ribu kelompok minoritas Irak Yazidi yang terjebak di pegunungan.

Pentagon mengatakan, bantuan udara dibawa satu pesawat kargo C-17 dan dua C-130. Ketiga pesawat dikawal oleh dua pesawat tempur F/A-18. Tiga pesawat membawa total 72 paket makanan dan air. Paket tersebut terdiri atas 5.300 galon air minum dan 8.000 paket makanan siap santap.

Pejabat mengatakan, penduduk Yazidi serbasalah. Mereka menghadapi kelaparan jika terus bertahan di pegunungan.

Namun, mereka bisa dibunuh jika hendak keluar atau mengungsi.

Fares Sinjari Abu Ivan, warga Yazidi yang melarikan diri bersama ibunya yang berusia 80 tahun, mengatakan, beberapa kelompok pengungsi berupaya untuk kabur. Namun, mereka mengalami nasib beragam. "Kami telah bicara dengan mereka yang berhasil ke Turki. Tapi, di tengah jalan, mereka menghadapi rintangan setelah kelompok pemberontak memblokade jalan. Beberapa di antaranya ada yang kabur, terbunuh, serta ada yang balik ke gunung," ujar nya kepada AFP. ISIS meng anggap Yazidi menganut ajaran sesat.

Kurdi terancam ISIS telah berganti nama menjadi Negara Islam (IS).Mereka menyerang utara Irak pada Juni dan berhasil menguasai kota kedua terbesar, Mosul.Pada Ahad lalu, ISIS berhasil memalukan pasukan Kurdi, Peshmerga, di utara Irak.

ISIS mengambil alih Kota Sinjar dan Zumar dari tangan Pesh merga. ISIS dilaporkan juga menguasai Kota Wana, Tilkaif, Al Kwair, Makhmur, dan Qaraqash.

Dengan kemenangan itu, ISIS mulai mendekati daerah semiotonom Kur di, Irbil. ISIS dapat menyerang sewaktu-waktu. Fotografer Reutersmelaporkan, Kamis (7/8), kelompok bersenjata ISIS menguasai area perbatasan Kurdi yang berjarak sekitar 30 menit dari Irbil.

Penasihat keamanan Kurdi mengatakan, mereka telah melakukan penarikan secara taktis. Pejabat Kementerian Dalam Negeri Kurdi mengatakan, kemenangan mereka semakin dekat. Pejabat Kurdi juga mengonfirmasi kerja sama militer mereka dengan pemerintahan pusat Irak di Baghdad untuk melawan ISIS.

Dalam kicauannya di Twitter, ISIS mengklaim telah merebut 15 kota, Bendungan Mosul di Sungai Tigris, serta pangkalan militer sejak serangan akhir pekan lalu. ISIS telah mendekla rasikan kekhalifahan dan menunjuk seorang khalifah. Namun, kalangan ulama di Arab menilai gerakan ISIS tak sesuai dengan ajaran Islam.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan sangat terkejut atas serangan ISIS. Dewan Keamanan PBB mengecam kelompok radikal tersebut dan meminta komunitas internasional mendukung Pemerin tah Irak. rep:ani nursalikah/ap/reuters, ed:teguh firmansyah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement