Senin 11 Aug 2014 13:30 WIB

Serangan AS Jangka Panjang

Red:

WASHINGTON — Presiden AS Barack Obama menyatakan serangan udara terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tak cukup dalam hitungan pekan. Namun, membutuhkan waktu berbulan-bulan. Karena itu, AS siap memperpanjang kehadiran militernya di langit Irak.

"Saya pikir, penyelesaian masalah Irak tak bisa dalam hitungan pekan. Ini akan menjadi proyek jangka panjang," kata Obama dalam konferensi pers di Washington, Sabtu (9/8), sebelum menjalani liburan dua pekan seperti dikutip laman New York Times.

Menurut Obama, butuh banyak lagi bom untuk mengembalikan stabilitas di Irak. Serangan udara pertama berlangsung pada Jumat (8/8) yang menargetkan Kota Irbil. Pada Sabtu, AS melancarkan empat serangan. Mereka menggunakan pesawat nirawak dan jet tempur.

Sejumlah petinggi menuturkan, Obama belum menetapkan serangan akan berlangsung bertahun-tahun. Namun, pernyataan Obama itu mencerminkan ketidakpastian upaya militer dalam memerangi ISIS. Langkah ini akan dievaluasi beberapa bulan mendatang.

Senator John McCain menyatakan, serangan udara tak akan cukup menghentikan ISIS. Kelompok militan yang kini ia yakini sebagai yang terkaya dan terkuat dalam sejarah. "Mereka merupakan ancaman bagi AS," kata rival Obama dalam pemilu presiden tahun 2008 itu.

Laporan Pusat Komando Militer AS pada Sabtu malam menyebutkan, serangan pertama menghantam salah satu dari dua kendaraan lapis baja ISIS. Kendaraan itu digunakan untuk menembaki warga sipil dari sekte Yazidi yang kini mengungsi di pegunungan Sinjar, utara Irak. 

Selanjutnya, tiga kendaraan lapis baja lainnya serta sebuah truk sarat senjata menjadi korban. "Seluruh pesawat kembali dengan selamat." Kini, masih ada ribuan penganut Yazidi terperangkap di Sinjar. Di Mosul, warga melaporkan serangan menyebabkan puluhan anggota ISIS tewas.

Sedangkan, 30 anggota ISIS lainnya terluka dan mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit kota tersebut. Seorang pejabat AS mengungkapkan, sebanyak 5.000 hingga 12 ribu penganut sekte Yazidi meninggalkan Sinjar. Jumlah itu bertambah banyak pada Ahad (10/9).

Mereka menyelamatkan diri dengan menggunakan kendaraan. Banyak pula yang berjalan kaki. Sejumlah orang menjemput kematian dalam perjalanan itu. Sampai saat ini, terdapat 40 ribu penganut Yazidi terperangkap di Sinjar.

Sedangkan, 200 ribu lainnya lari ke daerah-daerah lain di wilayah utara Irak itu. Pada hari kedua serangan udara, AS juga mengerahkan satu pesawat kargo C-17 dan dua C-130 yang dikawal sejumlah jet tempur untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.

Pesawat itu membawa 52 ribu paket makanan dan lebih dari 10.600 galon air bersih. Melihat jejak sekutunya, Inggris dan Prancis berjanji mengirimkan bantuan kemanusiaan. Menlu Inggris Philip Hammnd menyatakan, London sangat peduli nasib penganut Yazidi.

"Kami mencari cara membantu mereka," kata Hammond seperti dikutip BBC. Menlu Prancis Laurent Fabius melakukan perjalanan ke Baghdad dan Irbil pada Ahad untuk membahas persoalan ISIS dan bantuan kemanusiaan.

ISIS mengambil alih banyak wilayah di utara Irak sejak Juni. Mereka juga mampu mengusir pasukan Kurdi dari Arbil yang merupakan ibu kota Kurdi. Obama berjanji terus memberikan bantuan militer dan masukan untuk Baghdad dan pasukan Kurdi.

Meski demikian, ia pun menekankan agar Irak segera membentuk pemerintahan bersatu yang melibatkan Syiah, Suni, dan Kurdi dalam menangani ISIS. Di sisi lain, dalam sebuah foto, Sabtu, pasukan ISIS berpatroli di Bendungan Mosul yang mereka kuasai.

Mereka kini dapat mengendalikan sepenuhnya bendungan yang digunakan untuk pengairan dan pembangkit listrik itu. Sejumlah pakar menyebutkan, jika bendungan dihancurkan, akan memicu banjir bandang yang menyapu Mosul. rep:gita amanda/ap/reuters ed: ferry kisihandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement