BAGHDAD – Pasukan Irak melakukan serangan untuk mengusir Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dari Tikrit, kota kelahiran diktator Saddam Hussein, Selasa (19/8). Operasi ini dipicu kemenangan besar mereka setelah berhasil merebut bendungan Mosul.
Militer Irak yang didukung milisi Syiah, bergerak menuju Tikrit, berjarak 130 km arah utara Baghdad. ‘’Pasukan kami bergerak dari dua arah dari selatan dan barat,’’ ungkap seorang berpangkat mayor di ruang operasi militer Irak. Helikopter juga dikerahkan membantu serangan ini.
Menurut dia, pertempuran sengit sedang berlangsung di dekat rumah sakit utama Tikrit, sekitar empat kilometer dari pusat kota. ’’Helikopter menggempur basis-basis ISIS agar mereka tak bisa lagi menyatu kembali.’’
Gerakan pasukan dari arah selatan tak mengalami hambatan. Namun, laju dari arah barat perlahan. Mereka berhati-hati karena ISIS memasang ranjau darat dan bom. Seorang kapten polisi membenarkan terjadinya pertempuran di Tikrit.
ISIS mengusai Tikrit dan bendungan Mosul pada Juni lalu. Berangsur-angsur keduanya bisa direbut kembali. Pasukan Kurdi mengaku berhasil menguasai bendungan Mosul. Namun, ISIS tak kehilangan nyali. Mereka membalas dengan menebar ancaman melalui internet.
Dalam sebuah video ISIS menegaskan, ’’Kami akan menenggelamkan kalian dalam darah.’’ Mereka akan memburu tentara AS di manapun berada. Ini dilakukan jika AS tetap membantu pasukan Kurdi dan Irak dengan serangan udara.
Badan PBB yang menangani pengungsi, UNHCR akan mendistribusikan bantuan kemanusiaan dan tenda selama empat hari. Misi kemanusiaan dimulai pada Rabu (20/8) ini. Bantuan yang dikerahkan ke ibu kota Kurdi, Irbil diberangkatkan dari Pelabuhan Aqaba, Yordania.
Selanjutnya akan ada iring-iringan bantuan darat dari Turki dan Yordania. ‘’Pengapalan bantuan juga dilakukan dari Dubai melalui Iran pada sepuluh hari mendatang,’’ ujar juru bicara UNHCR Adrian Edwards dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss.
Menurut dia, ini misi kemanusiaan yang sangat penting. Ia bahkan menilainya sebagai yang terbesar. Dari Washington, Presiden AS Barack Obama mendesak Irak secepatnya membentuk pemerintahan bersatu untuk melawan ISIS.
Ancaman besar, kata dia, ada di depan pintu Pemerintah Irak, sedangkan serangan udara AS hanya bisa menjadi pelengkap. rep:gita amanda/reuters ed: ferry kisihandi