Rabu 20 Aug 2014 13:00 WIB

Obama: Semua Tahan Diri

Red:

WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyeru semua pihak di Ferguson menahan diri. Ia mengaku, ketegangan rasial tak hanya terjadi di suburban St Louis, Ferguson yang ada di Negara Bagian Missouri tetapi juga di seantero negeri.

‘’Di banyak komunitas di seluruh negara ini, muncul rasa saling tidak percaya antara warga lokal dengan penegak hukum,’’ ujar Obama, di gedung Putih, Senin (18/8). AS memang mengalami kemajuan dalam relasi antarras, tetapi itu ternyata belum cukup memadai.

Pernyataan presiden Afro-Amerika pertama itu dianggap banyak pihak dilontarkan dalam momen tepat. Sebagai usaha menghentikan kerusuhan di Ferguson akibat tewasnya remaja kulit hitam, Michael Brown, oleh tembakan polisi berkulit putih pada 9 Agustus lalu.

Empat malam kerusuhan membuat Gubernur Missouri Jay Nixon sempat menerapkan jam malam. Jam malam tersebut dicabut setelah pemerintah federal mengerahkan Garda Nasional ke Ferguson. ‘’Saya meminta agar semua orang saling memahami,’’ ujar Obama.

Ia menyayangkan pengunjuk rasa yang mengeksploitasi kemarahan atas kematian Brown. Ia juga tak sepakat dengan polisi yang menggunakan kekerasan dalam menghadapi demonstran. Sikap kedua belah pihak hanya memicu bertambahnya ketegangan dan kekacauan.

Di lapangan, polisi melemparkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa, Senin. Aksi tersebut mereka lakukan setelah beberapa jam aksi massa yang kian menegang. Massa melemparkan batu ke arah polisi yang berlindung di kendaraan lapis baja.

Polisi menahan 31 orang. Seorang polisi yang terdengar dalam tayangan CNN menyatakan ada korban tembakan senjata. Ia meminta media untuk meninggalkan lokasi. Garda Nasional yang dikerahkan ke Ferguson terlihat berjalan agak jauh dari kerumunan massa.

Pejabat Kepolisian Missouri, Ron Johnson, menyatakan, polisi tak menembakkan satu peluru pun ke arah massa. Jaksa Agung Eric Holder telah menyampaikan pula perkembangan situasi di Ferguson kepada Presiden Obama.

Lebih dari 40 agen Biro Penyelidikan Federal (FBI) menghimpun informasi, baik dari pejabat lokal maupun federal. Holder akan berada di Ferguson pada Rabu (20/8). Ia ditugaskan menyelidiki kematian Brown yang ditembak polisi bernama Darren Wilson.

‘’Melalui arahan saya, sekarang dilakukan pemeriksaan lanjutan terhadap tubuh Michael Brown,’’ kata Holder. Ia menyadari, kasus ini menyedot banyak perhatian. Meski demikian, ia meminta publik sabar selagi kejaksaan federal melakukan penyelidikan.

Penyelidikan ini ia anggap sebagai langkah penting untuk memperbaiki rasa saling percaya antara warga dan penegak hukum. Bukan hanya di Ferguson tetapi juga di tempat lainnya. Autopsi awal menunjukkan, Brown ditembak enam kali, termasuk dua kali di kepala.

Merujuk pada satu arah peluru, Brown menundukkan kepala saat ditembak. Pengacara keluarga Brown, Daryl Parks menjelaskan, ini mengindikasikan kliennya menyerahkan diri saat penembakan tersebut terjadi. Peluru lainnya mengarah ke bagian kanan mata Brown.

Tak ada tanda adanya perebutan senjata antara Brown dengan polisi yang menembaknya. Juru bicara Kejaksaan St Louis, Edward Magee, mengatakan, kasus ini akan digelar disampaikan kepada juri, pekan depan, untuk memutuskan akan dituntut atau tidak.  ap/reuters ed: ferry kisihandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement