Eropa diminta hati-hati agar warganya tak terlibat ISIS.
WASHINGTON --Amerika Se rikat mengakui besarnya kekuatan militer serta dana yang di miliki ISIS. "Ini ancaman nyata bagi kami, baik di Irak dan tempat lainnya,'' kata Menteri Pertahanan Chuck Hagel, Kamis (21/8).
Mereka bukan hanya kelompok militan, tetapi melebihi dari itu. Sebab, ISIS mengawinkan sebuah idelogi serta kekuatan senjata. Mereka memiliki sumber finansial yang baik.Hagel mengatakan, ini lebih dari sesuatu yang pernah AS lihat.
Peringatan Hagel terlontar setelah munculnya video eksekusi atas jurnalis James Foley, Selasa.Pernyataan itu juga keluar di tengah terus berlangsungnya serangan udara ke Irak utara. Dalam dua pekan terakhir, jet tempur dan pesawat nirawak melakukan 89 se rangan. Meski demikian, AS tetap menegaskan tak akan terlibat terlalu jauh.
Menurut sejumlah pejabat AS, aksi serangan udara yang dilaku kan sejak 8 Agustus itu belum akan berakhir. Kepala Staf Angkatan Bersenjata AS Jenderal Martin Dempsey menyatakan, ISIS tetap akan menjadi ancaman hingga tak lagi menjadikan Irak dan Suriah sebagai basis. Jadi, harus ada kerja keras Suriah dan Irak dalam mengatasi ISIS.
Karena itu, Dempsey meng anggap serangan udara AS hanyalah bagian kecil dari langkah mengalahkan ISIS. Butuh kekuatan diplomasi, ekonomi, informasi, serta militer.
Dempsey menambahkan, hal lain yang penting dipikirkan adalah semakin banyaknya warga Eropa masuk ISIS. Bahkan, ia telah meminta mitranya di Eropa untuk bertindak hati-hati, terutama memperketat pengawasan di perbatasan.
Untuk menghindari meningkatnya dana ISIS, AS menegaskan, tetap menolak tuntutan tebusan untuk para sandera yang di tahan. Alasannya, uang ini dijadi kan sebagai salah satu sumber pendanaan untuk meningkatkan kekuatan mereka.
ISIS mengajukan tuntutan tebusan sebesar 132,5 juta dolar AS untuk pembebasan jurnalis James Foley. Mereka menuntut tebusan kepada orang tua Foley. Washingtonpun diminta mengubah kebijakannya di Timur Tengah.`'Mereka meminta tebusan yang sama besarnya untuk dua sandera lainnya,'' ungkap pejabat senior AS, Kamis (21/8).
Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf mengungkapkan, sepanjang tahun ini ISIS mengumpulkan jutaan dolar AS dari uang tebusan.
Ia menegaskan, pemerintahnya tak mau memberikan konsesi kepada kelompok militan, seperti ISIS. "Kami tidak membayar uang tebusan,'' ungkapnya. Mereka menggunakan tebusan untuk membiayai aksi-aksi dan propaganda.
Meski demikian, isu uang tebusan saat ini hangat diperdebatkan di lingkungan pemerintahan Presiden Barack Obama. Ini ber kaitan dengan eksekusi terhadap Foley. Pemerintah di Eropa memperoleh tekanan lebih besar dari dalam negeri dibandingkan AS.
Mereka dituntut mampu membebaskan warganya yang diculik meski itu dengan memberikan uang tebusan. Sejumlah pejabat AS dan Inggris menuturkan, Qatar yang biasa berlaku sebagai mediator, sering membantu Barat dalam pembayaran tebusan.
Sementara itu, pemimpin Mus lim Inggris meminta warga segera mengontak polisi jika mengetahui pelaku pemenggalan James Foley.Dalam video eksekusi yang dilansir ISIS, eksekutor berbicara dalam aksen Inggris.
rep:Gita Amanda/ap/reuters, ed:ferry kisihandi