PARIS — Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menyampaikan pengunduran diri pemerintahannya, Senin (25/8). Ini merupakan jalan baginya untuk membentuk pemerintahan baru. Maret lalu, ia ditunjuk memimpin perombakan kabinet.
Itu terjadi tak lama setelah kekalahan Partai Sosialis, yang kini memimpin pemerintahan, dalam pemilu lokal. Valls mengemban tugas untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi. Namun, perbedaan pandangan tak henti bermunculan.
Presiden Francois Hollande menerima pengunduran diri pemerintahan Valls. Ia meminta membentuk kabinet baru pada Selasa (26/8). "Kepala negara meminta Valls membentuk sebuah tim sesuai arah yang ditetapkan," demikian pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan.
Kantor presiden tak mengungkapkan sebab-sebab Valls melakukan langkah tersebut. Namun, pengajuan pembekuan pemerintahannya itu dilakukan sehari setelah Menteri Ekonomi Arnaud Montebourg dari kelompok kiri mendorong kebijakan-kebijakan ekonomi baru.
Montebourg mengatakan, pengurangan defisit yang dilakukan sejak krisis finansial tahun 2008 berdampak pada ekonomi zona Eropa. Ia meminta pemerintah mengubah kebijakan atau kehilangan suara pendukung dalam pemilu.
Menurutnya, kebijakan sama yang juga diterapkan Jerman telah membuat negara-negara Eropa berada dalam kesulitan. "Perubahan drastis dalam kebijakan ekonomi dibutuhkan dari presiden dan perdana menteri," kata Montebourg.
Ucapannya memicu kemarahan dari pimpinan kubu sosialis yang selama ini menjadi rekan-rekannya. Mereka meminta Montebourg menjalankan tugas membantu pemerintah bukan malah mengkritiknya dari dalam.
Juru Bicara Partai Sosialis Carlos Da Silva menyatakan, Montebourg berada di kabinet bukan untuk mendebat pemerintah. Sebaliknya, ia bertugas untuk menempatkan Prancis kembali memperoleh pertumbuhan ekonomi lebih baik.
Di sisi lain, Montebourg memperoleh dukungan dari anggota kabinet lainnya. Di antaranya, Menteri Pendidikan Benoit Hamon dan Menteri Kebudayaan Aurelie Filippetti. Valls secara personal tak memberikan tanggapan terhadap Mountebourg.
Namun, Vallas menyatakan salah satu anggota kabinetnya itu telah melampaui batas. Selama ini, Valls tak menoleransi adanya perbedaan di antara menteri di dalam kabinetnya. Ia ingin semua menteri merumuskan kebijakan sinergis untuk mengatasi masalah Prancis.
Menteri Keuangan Michel Sapin mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih akan membuat Prancis tak mencapai target pengurangan defisitnya tahun ini. Namun, ia mendesak pemerintah terus memangkas defisit dengan cara yang tepat.
Muramnya ekonomi Prancis merupakan faktor semakin menurunnya popularitas Valls. Ini juga menjadi kendala bagi Presiden Francois Hollande. Ia menghadapi tingkat pengangguran lebih dari 10 persen dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan.
Awal bulan ini, Prancis mengakui mustahil mencapai pertumbuhan yang diperkirakan dapat naik sebanyak satu persen. Jerman sebagai pusat kekuatan ekonomi utama di Uni Eropa mengatakan bahwa ekonomi Prancis justru menyusut sebanyak 0,2 persen pada pertengahan April dan Juni. rep:c66/reuters ed: ferry kisihandi