Jumat 29 Aug 2014 14:00 WIB

Penyebaran Ebola Kian Cepat

Red:

JENEWA -- Wabah ebola bergerak semakin cepat merambah Afrika Barat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (28/8), ebola sudah menyebabkan kematian 1.552 orang dari 3.069 kasus yang terindentifikasi di Guinea, Sierra Leone, Liberia, dan Nigeria.

‘’Terus terjadi akselerasi,’’ ungkap WHO dalam pernyataannya. Lebih dari 40 persen dari total kasus tersebut terjadi dalam kurun 21 hari terakhir. Sebagian kasus ebola yang merebak di empat negara muncul di lingkungan tertentu. 

Karena itu, wabah tahun ini dianggap yang paling mematikan sejak penyakit ditemukan pertama kali pada 1976. Bahkan, lebih dari 240 pekerja kesehatan terinfeksi ebola. Menurut WHO, tingkat infeksi dianggap sebagai hal tak terduga.

Untuk memperlambat penyebaran ebola, WHO berusaha merancang strategi baru. Secara terpisah, Nigeria mengumumkan kematian seorang dokter akibat ebola. Dokter itu bertugas di hub minyak, Port Harcourt. Ini korban jiwa keenam dari wabah ebola Nigeria.

Istri sang dokter dikarantina dan sebanyak 70 orang lainnya di kota tersebut berada dalam pengawasan. Sebenarnya, dokter itu meninggal pada Jumat lalu. Tapi, hasil pengujian baru diumumkan kementerian kesehatan.

Pemerintah pun memutuskan untuk menutup sementara sekolah guna mencegah meluasnya penyebaran ebola. Lembaga pendidikan itu baru akan beroperasi kembali pada 13 Oktober 2014. Di Sierra Leone, seorang dokter bernama Sahr Rogers juga jadi korban keganasan ebola.

Ini merupakan dokter ketiga di Sierra Leone yang meninggal karena virus itu. Menurut Penasihat Presiden Ibrahim Ben Kargbo, saat terjangkit ebola, Rogers bekerja di sebuah rumah sakit Kota Kenema. Ini merupakan duka mendalam bagi Sierra Leone.

Direktur Komunikasi WHO Christy Feig menyatakan, keamanan pekerja kesehatan harus menjadi perhatian. Jika mereka terinfeksi ebola maka akan menambah korban. ‘’Kejadian ini juga bisa membuat takut pekerja kesehatan internasional untuk datang,’’ katanya.

Doctors Without Borders mengingatkan penyebaran di Liberia. Sebab, negara ini kekurangan pusat perawatan ebola. Pusat perawatan yang baru dibuka berkapasitas 120 tempat tidur. Tapi, jumlah pasien tak bisa dibendung dan tak semua tertangani.

Dengan demikian,  ebola mempunyai kesempatan yang sangat luas menular ke warga lainnya.

Pernyataan senada disampaikan Direktur Centers for Disease Control and Prevention, AS, Tom Frieden. ‘’Saya inginnya tak menyatakan hal ini tetapi sekarang kondisinya menjadi semakin buruk,’’ kata Frieden. Ia menyimpulkan hal tersebut setelah mengakhiri kunjungan ke Liberia.

Negara ini mencatatkan angka tertinggi kasus ebola dibandingkan negara-negara lainnya.  rep:c66/ap/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement