Senin 01 Sep 2014 18:00 WIB

Pasukan Gabungan Sergap Amerli

Red:

BAGHDAD — Amerika Serikat (AS) menyerang pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dekat Amerli, Irak utara, Sabtu (30/8). Bantuan kemanusiaan juga dikirimkan kepada warga yang masih terjebak di kota tersebut. Dalam dua bulan terakhir Amerli dikuasai ISIS.

Presiden AS Barack Obama menyetujui aksi militer terbaru itu. Dengan demikian, AS memperluas operasinya di Irak. Komunitas internasional telah menyerukan agar segera dilakukan penyelamatan Amerli yang banyak dihuni etnik Turkmenistan.

Serangan udara, menurut Pentagon, dilakukan dengan pesawat tempur serta pesawat nirawak. Ini membantu gerak pasukan gabungan Pemerintah Irak, milisi Amerli, dan pasukan Kurdi. Mereka menyergap ISIS di Amerli dari empat arah pada Sabtu pagi.

Tentara Irak masuk dari utara, yaitu Kota Udhaim. Meski demikian, seorang tentara Irak menyatakan pergerakan pasukan Irak terhambat. ISIS memasang ranjau jalan. Mereka akhirnya memutar dengan jarak 15 km ke sasaran.

Jika Amerli ditempuh tanpa memutar hanya berjarak tiga km dari arah mereka masuk. Irak pun mengerahkan pesawat tempurnya. "Serangan ini menuai hasil, sebanyak 40 anggota ISIS tewas di jalan antara Udhaim dan Injana," kata tentara tersebut yang berpangkat mayor.

Dari arah utara, pasukan gabungan mencoba merangsek lebih dalam ke Amerli. Mereka menembus desa-desa yang telah dikuasai ISIS. Di salah satu desa, Salam, milisi Syiah asal Amerli sempat berhasil menguasai setengah desa. Tapi, ISIS mampu mengusir milisi.

Menurut BBC, operasi militer ini mempunyai dua tujuan, yakni mendobrak Amerli dari penguasaan ISIS dan membuka kembali pintu gerbang menuju wilayah utara. Di sisi lain, pasukan Kurdi perlahan merebut kembali Kota Zumar.

Menurut juru bicara Peshmerga, Halgurd Hikmat, kendali atas Zumar merupakan hal strategis. Sebab, dari Zumar mereka memungkinkan untuk merebut lagi Rabia dan Sinjar, dua wilayah yang masih dikuasai pasukan ISIS.

Selain melakukan serangan udara, AS mengirimkan bantuan kepada 15 ribu warga yang terperangkap di Amerli. Bantuan berupa makanan, air, dan obat-obatan. Pesawat Prancis, Australia, dan Inggris ikut dalam distribusi bantuan.

"Selama dua bulan tak bisa mengakses makanan dan minuman," kata Sekretaris Pers Pentagon John Kirby. Menurutnya, serangan udara merupakan salah satu upaya agar pengiriman bantuan dapat berjalan lancar tanpa gangguan ISIS.

Demi menjaga keselamatan warga Amerli, Kirby menyatakan operasi bantuan ini terbatas dan dilakukan dalam waktu tertentu. rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement