EIN ZIVAN – Pertempuran sengit antara pasukan Suriah dengan Front al-Nusra terjadi di Dataran Tinggi Golan, Senin (1/9). Sebelumnya, al-Nusra yang berafiliasi dengan Alqaidah, berhasil menguasai pos penyeberangan di Provinsi Quneitra, Golan.
Baku tembak dan ledakan mortir terdengar. Pasukan Suriah setidaknya mengerahkan satu tank dalam pertempuran itu. Personel al-Nusra terlihat hanya beberapa meter dari pagar perbatasan. Pagar ini memisahkan antara Suriah dan Israel di Golan.
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), lembaga kemanusiaan yang bermarkas di London, Inggris, mengungkapkan pertempuran terjadi di kota kecil Hamidiyeh, Quneitra. ’’Ada korban namun kami belum mengetahui jumlah pastinya,’’ demikian pernyataan SOHR.
Kontak senjata semakin sering terjadi setelah al-Nusra menguasai Quneitra pada Rabu lalu. Sehari kemudian, al-Nusra menahan 44 tentara Fiji yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB. Tentara itu memantau zona penyangga Israel dan Suriah di Golan.
PBB sedang mengupayakan pembebasan puluhan tentara Fiji itu. Angkatan Bersenjata Fiji mengaku belum mengetahui lokasi penahanan tentaranya. Namun, mereka meyakini al-Nusra memperlakukan tentara penjaga perdamaian itu dengan baik.
Dewan Keamanan (DK) PBB mengutuk serangan terhadap pasukan internasional, yang memantau perbatasan Suriah Israel. PBB menuntut pembebasan tanpa syarat terhadap para tentara yang masih ditahan oleh al-Nusra.
Al-Nusra juga sempat menahan lebih dari 70 tentara Filipina di dua tempat. Mereka akhirnya berhasil dibebaskan. Sementara itu, pada Ahad (31/8), militer Israel menembak jatuh pesawat nirawak yang melintasi Quneitra, Golan. Pesawat itu berasal dari wilayah Suriah.
Israel menggunakan rudal Patriot untuk menjatuhkan pesawat nirawak tersebut. Israel menguasai Golan saat perang tahun 1967. Mereka terus meningkatkan keamanan di kawasan itu sejak terjadi perang sipil di Suriah, tiga tahun lalu. rep:gita amanda/ap/reuters :ed ferry kisihandi