NEWPORT -Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan menghadapi tekanan lebih berat dari komunitas internasional. Amerika Serikat (AS) menyatakan telah berhasil membujuk sejumlah negara untuk membentuk koalisi inti mengatasi ISIS di Irak.
Mereka juga meminta bantuan lebih luas dari negara lain.
Meski demikian, koalisi menegaskan tak akan mengirimkan pasukan darat untuk memerangi ISIS. Koalisi ini tebentuk di sela pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Newport, Wales, Jumat (5/9).
AS menggandeng Inggris, Prancis, Jerman, Kanada, Australia, Turki, Italia, Polandia, dan Denmark. Negara-negara tersebut diwakili oleh masingmasing menteri pertahanan dan menteri luar negeri. `'Kita perlu menyerang mereka dalam beragam cara,'' kata Menlu AS John Kerry.
Langkah ini, jelas dia, akan mencegah ISIS memperluas ken dalinya di Irak. Di sisi lain, koalisi berencana memperkuat pa sukan Irak dan kelompok lainnya untuk menahan laju ISIS. Negara koalisi tak akan mengirimkan pasukannya ke sana.
Kerry menegaskan, kesepuluh negara dalam koalisi telah memahami batas yang tak boleh dilalui, mengirimkan pasukan tempur ke Irak. Selama ini, AS telah membantu pasukan Irak dan Kurdi memerangi ISIS dengan serangan udara.
Mereka melakukannya sejak 8 Agustus 2014.
Inggris dan Jerman juga berencana memasok perlengkapan militer untuk pasukan Kurdi. Dalam pertemuan tingkat tinggi NATO, sebanyak 28 pemimpin negara anggota juga siap menghambat gerak ISIS.Pakta pertahanan ini mengorganisasi bantuan keamanan untuk pasukan Irak.
"Di dalamnya termasuk mengoordinasi bantuan melalui udara,'' ungkap seorang pejabat Barat. Menurut dia, NATO bakal membentuk sebuah wadah khusus yang menangani distribusi pasokan militer untuk memperkuat pasukan keamanan Irak.
NATO menegaskan pula, tak akan terlibat dalam pertempuran di lapangan melawan ISIS. Menurut pejabat itu, bantuan keamanan disediakan oleh negara anggota, terutama bagi mereka yang menyatakan komitmennya.
Sementara, serangan udara pasukan Irak pada Kamis (4/9) telah merenggut korban di lingkaran dalam ISIS. Abu Hajr alSuri, asisten tingkat tinggi pemimpin ISIS, Abu Bakar alBaghdadi, tewas dalam serangan di Provinsi Niniveh itu.
Pejabat militer Irak mengungkapkan, operasi ini mengandalkan informasi intelijen.Pasukan udara Irak mampu menghantam target. Lokasi serangan berada di antara Mosul dan Tal Afar. Menurut BBC, Kepala Dewan Militer ISIS Abu Alaa al-Iraqi juga tewas.
Pada laporan awal, justru disebutkan bahwa al-Baghdadi yang tewas dalam serangan terpisah di Mosul. Namun, Kementerian Pertahanan Irak mengatakan serangan tersebut menewaskan asisten tingkat tinggi sang pemimpin ISIS.
Sementara, sejumlah warga di Provinsi Kirkuk menuturkan, ISIS menculik puluhan pria di Kota Hawija. rep:Dessy Suciati Saputri/ap/reuters, ed: ferry kisihandi